XV - Cinta ?

41.6K 1.5K 137
                                    

~Stella Haruno

Apa maksudnya ini?!

Paman Ken yang dari kejauhan langsung berlari kearah kami berdua dengan terburu-buru. Aku masih belum mengerti dengan semua peristiwa ini.

Jadi, paman Ken tadi menghilang untuk menemui wanita ular ini? Atau jangan-jangan telfon tadi yang penting itu dari dia?

Paman Ken kini sudah berdiri tepat dihadapan kami berdua. "Aku tahu kamu akan dat--" ucap Aoi dengan bangga. Namun belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba paman Ken langsung menampar pipi Aoi dengan cukup keras hingga membuat orang-orang yang berada di rumah sakit beralih menatap kami semua.

Aku sangat terkejut, Aoi pun juga sama terkejutnya denganku. Tubuhnya mundur sedikit kebelakang akibat menerima tamparan itu.

Apa-apaan paman Ken ini?

Ini di rumah sakit!

Melihat Aoi yang kesakitan, kubantu dia agar tidak terjatuh. Demi Tuhan, Aoi itu sedang hamil! kenapa paman Ken kasar seperti ini?

"Kamu tidak apa-apa?" tanyaku khawatir sembari menyentuh salah satu lengan tangannya. Aoi yang mengetahui aku menyentuhnya, bukannya mengucapkan terima kasih, ia justru langsung menepis tanganku dengan begitu kasar. "Jangan sentuh aku!" bentaknya dengan lantang.

Aku tersentak dan merasakan sedikit nyeri akibat di tepis seperti itu. Aku dapat melihat pipi Aoi yang kini kemerahan karena bekas tamparan paman Ken. Sebelum aku mempertanyakan kondisi wanita itu lagi, paman Ken sudah menarik salah satu tanganku dengan paksa agar mendekat kearahnya. Auranya begitu gelap, tatapannya begitu tajam dan menakutkan kearah Aoi.

"I've told you before. Jangan pernah mengganggu aku dan istriku lagi, jalang!" bentaknya dengan nada tinggi hingga menggema ke seluruh ruangan ini. Ia bahkan tak mempedulikan tatapan aneh para dari perawat dan orang-orang yang sedang berobat disini. Paman Ken tetap memaki Aoi dengan ganas.

"What do you want from me? belum puas kamu merusak nama baikku, harga diriku? ambil saja semuanya bitch!! But do not expect you'll get myself and hurting my wife!" protes paman Ken dengan penuh penekanan di setiap katanya. Ia menatap Aoi bagai tikus yang siap untuk di cincangnya. Sedangkan Aoi, wanita itu terlihat gelisah karena ucapan paman Ken. "Dan jika kamu menghubungiku lagi, aku bersumpah akan membunuhmu sekaligus dengan bayi sialan yang ada pada perutmu itu!" ancamnya lagi yang membuat tubuh Aoi semakin menegang dan kaku, ia bahkan tak mampu untuk membalas kata-kata paman Ken.

"Let's go, dear!" ujar paman Ken dengan tegas. Untung saja paman Ken masih mengenakan kacamata hitamnya, jadi ia tidak terlalu diketahui oleh orang sekitar sini. Tanpa basa-basi lagi, paman Ken langsung menarikku lalu berjalan keluar dari rumah sakit dengan langkah yang tergesa-gesa. Dan baru beberapa langkah kami melewatinya, Aoi mengucapkan sesuatu yang mampu membuatku kembali menengok kearahnya.

"Haha.. pergilah Ken. Keluarlah! Temui siapa yang akan membuatmu terkejut disana!" teriaknya dengan suara mengerikan. Aku menyerngit dengan heran. Apa maksudnya dengan ucapan Aoi si wanita ular itu? paman Ken tak memperdulikan ocehan wanita tersebut. Dia semakin menyeretku agar dapat berjalan dengan cepat.

"Tu.. tunggu paman Ken! Bagaimana dengan obatnya?" tanyaku yang masih berjalan mengekor dibelakangnya. Aku sedikit meringis kesakitan karena cengkraman tangannya begitu kuat padaku. Aku yakin pergelangan tanganku memerah sekarang. "Aku bisa menyuruh Mrs. Yun untuk membelinya," jawabnya begitu datar dan ketus. Mendapat jawaban seperti itu, aku hanya diam saja dan tidak berani jika protes padanya sekarang.

Aku sedikit bingung dengan sikapnya. Seharusnya yang badmood itu aku, karena aku sedang di masa menstruansi. Masa-masa yang bisa dikatakan paling sensitif. Tapi kenapa ini terbalik? justru yang terlihat uring-uringan sendiri adalah paman Ken. Apa dia begitu karena tertular olehku?

Marriage Season (Dirty!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang