XXII - Penyesalanku ( Ken )

43.2K 1.9K 250
                                    

~Ken Candellar

Sudah beberapa hari ini aku mengamati ruang kamar tamu yang sebelumnya selalu digunakan oleh Stella. Semua barang-barang miliknya masih tertinggal disini, terlebih lagi di dalam kamarku. Segala pernak pernik barangnya yang mungil serba lucu itu hanya bisa diam di tempat tanpa disentuh lagi oleh pemiliknya.

Aku menghela napas dengan berat.

Ini semua membuatku gila!

Seharusnya perceraikan kami dapat membuatku lebih lega, karena beban pernikahan kontrak telah selesai dan aku dapat menikahi Aoi secepat mungkin.

Tapi entah kenapa di dalam hati kecilku ini selalu menolak jika ingin membina keluarga baru bersama Aoi dan anakku Lucas. Dan entah mengapa juga aku merasakan sesuatu yang kosong di dadaku. Aku merasa telah kehilangan seseorang yang paling penting di dalam hidupku.

Tak dapat kupungkiri lagi bahwa setiap menit otakku ini selalu memikirkan Stella. Bayang-bayang wajahnya, iris matanya yang bewarna biru langit, bibirnya yang ranum, wajah yang cantik, tubuh yang mungil, dan setiap detail anggota tubuhnya diam-diam membuatku tersenyum dalam keheningan. Suaranya, tawanya, senyumnya, marahnya, tangisnya, serta desahannya aku ingat semuanya hingga sekarang. Kenapa wanita polos itu selalu menghantui pikiranku?

Kata-kata manager dan sahabat-sahabatku yang mengatakan bahwa aku ini bodoh dan akan menyesal bila meninggalkan Stella, selalu terngiang di dalam kepalaku. Apa benar aku akan menyesal?

Akhir-akhir ini aku juga jarang makan dan minum. Biasanya mulutku ini selalu menginginkan makanan yang aneh-aneh, dan seharusnya aku bisa menghabiskan ice cream vanilla bergelas-gelas sekarang. Tapi nyatanya, semenjak Stella pergi dari kehidupanku, aku jadi tak berselera untuk makan. Jujur saja, aku sangat merindukan saat dirinya bersamaku, disampingku.

Hari itu, aku benar-benar kacau. Sebetulnya saat itu aku ragu jika harus melayangkan surat cerai dengannya. Tapi disisi lain juga aku mempunyai tanggung jawab yang amat besar pada Lucas. Namun, jika mengingat pengkhianatan Stella yang pergi bersama pria lain, membuatku kecewa hingga sekarang. Sejak insiden itu terjadi, Stella benar-benar membuatku gelap mata dan langsung memutuskan bahwa aku harus bercerai dengannya.

Aku tahu dia pasti kecewa padaku. Hatiku juga terasa sakit saat melihatnya menangis saat itu. Terlebih lagi itu semua dilakukan atas perilaku-ku sendiri. Aku merasa gagal menjadi seorang pria dihadapannya dan itu semua semakin membuatku seperti orang tolol. Tolol akan semua kesalahanku!

Terakhir Mrs. Yun mengatakan padaku, bahwa Stella pergi bersama seorang tentara yang berasal dari Korea Selatan. Dan hingga detik ini aku tidak tahu keberadaanya. Dia benar-benar sudah pergi dari kehidupanku. Seakan telah lenyap disisiku.

Suara bel pintu utama rumahku tiba-tiba terdengar nyaring, membuatku tersadar dari lamunanku.

Aku sedikit tersenyum ketika membayangkan Stella yang akan datang kembali. Dengan rasa semangat, aku berjalan ke arah pintu lalu membukanya begitu lebar. Namun sayangnya, senyumanku perlahan memudar ketika mendapati siapa yang berdiri di depan pintuku.

"Hai babe," sapanya sembari tersenyum genit. Tanpa aba-aba dia langsung mencium kedua pipiku dengan antusias. Aku tak bergerak, hanya tersenyum kaku kearahnya. Tidak salah lagi, dia Aoi.

Aoi melepaskan kacamata hitamnya lalu masuk ke dalam rumahku sembari membawa kantung belanjaan yang tak terhitung jumlahnya. Dia meletakan barang tersebut di atas sofa ruang tamu, lalu melepaskan mantel tebalnya yang bermotif macan itu. "Lihat sayang, aku sudah membeli macam-macam peralatan untuk kita berdua," ucapnya riang sembari membuka semua kantung belanjaanya tadi.

"Aku barusan beli piyama kembar untuk kita berdua. Dan juga, aku membeli sandal couple," tambahnya sembari memperlihatkan sepasang piyama bewarna hitam putih dan sepasang sandal bewarna senada juga.

Marriage Season (Dirty!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang