~Stella Haruno
Tok tok tok
Samar-samar aku mendengar sesuatu yang mengganggu alat pendengarku, suara ketukan itu bertambah keras hingga masuk ke dalam ruangan ini. Alam bawah sadarku secara terpaksa ikut bangun karenanya. Perlahan, kubuka kelopak kedua mataku dan mendapati sepasang dada begitu bidang namun cukup berotot memenuhi pandanganku. Dari jarak sedekat ini, aku bisa menghirup aroma tubuhnya yang selama ini dapat aku kenali, lebih tepatnya aroma yang sangat kusukai saat malam tadi.
Mengingat kejadian yang bisa dikatakan sangat panas, aku langsung tersentak dan sadar sepenuhnya. Kuangkat kepalaku serta setengah tubuhku dengan cepat, hingga membuat posisiku kini terduduk di atas kasur yang sudah kusut ini. Kutatap pemilik dada bidang tersebut dengan penuh kehati-hatian. Pria itu masih tertidur, terlihat sekali begitu lelap. Wajah damainya membuatku sama sekali tak bisa mengedipkan mata.
Kelopak matanya yang tertutup, hidungnya yang mancung, bibirnya penuh dan seksi, serta garis-garis wajahnya yang begitu tegas dan kuat, aku suka semua organ yang membentuk wajahnya begitu tampan.
Ya.. siapa lagi kalau bukan paman Ken, suamiku.
Dia bertelanjang dada, hanya sebuah kain yang menutupi bagian pinggang hingga bagian bawahnya. Arah pandanganku sekilas melirik pada bagian bawah tubuhnya, dan seketika kedua pipiku langsung bersemu kemerahan dan panas.
Potongan memory pada malam hari terus berputar di dalam pikiranku. Aku tidak akan pernah melupakan hal indah tersebut seumur hidupku. Aku sangat bersyukur bahwa paman Ken dapat membimbingku dengan baik. Aku juga masih ingat akan senyum puasnya, desahnya, kegagahannya saat melakukan hubungan intim denganku.
"Kinny, Stella. Wake up! Ini sudah siang. Kalian harus sarapan, mommy sudah siapkan sarapan di meja makan." Suara mengingatkan dibalik pintu kamar paman Ken begitu keras. Tidak salah lagi, itu suara mama paman Ken.
Tapi apa yang barusan dia katakan?
Sudah siang?
Sadar akan waktu, aku langsung melihat jam beker di atas meja kecil di samping ranjang ini, dan aku terkejut ketika jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.12 siang.
Astaga aku bangun terlambat!
Biasanya, aku selalu bangun jam 7.15 pagi, tapi lihat sekarang aku malah molor dari biasanya. Belum sempat aku membalas ucapan mommy tiba-tiba suara seseorang menjawabnya terlebih dahulu.
"Yes Mom, aku akan menyusul nanti," jawab paman Ken datar tanpa membuka kedua matanya, dia bahkan tak menggerakkan badannya sama sekali di sampingku.
"It's okay. Mom and Dad menunggu kalian berdua di bawah," jawab mommy kembali. Kemudian, aku mendengar suara langkah mommy yang menjauh dari ruangan kamar paman Ken.
Paman Ken sudah bangun? Sejak kapan?
Tiba-tiba suasana kamar paman Ken menjadi sunyi, dan rasa gugup kembali menyerang seluruh tubuhku. Jantungku berdetak begitu cepat, karena jujur saja aku masih belum siap untuk bertatap muka dengan paman Ken saat ini.
Aku segera beranjak turun dari ranjang, namun tiba-tiba sebuah langan besar melingkar di perutku, berusaha untuk menahanku. Dan aku juga baru menyadari, bahwa tubuhku kini sama dengan paman Ken yaitu bertelanjang dada. Kedua payudaraku terpampang begitu jelas tanpa adanya sehelai benang di tubuhku. Refleks, tentu saja kututupi bagian atasku itu dengan selimut yang sama digunakan oleh paman Ken. Kutengok pemilik lengan ini dengan cepat.
"Kamu mau kemana? Tidur saja lagi," ujarnya yang kini sudah membuka kedua matanya lebar-lebar. Dia menatapku begitu lurus dan lekat, namun dari pancaran kedua matanya aku dapat melihat sesuatu yang jelas bahwa paman Ken masih mengantuk dan lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Season (Dirty!!)
ChickLit( DANGER 18++ ) "Baca kontraknya dengan teliti!" Aku mulai membaca tulisan yang ada pada kertas ini. 'No.7 Sex kapan saja dimana saja jika dibutuhkan.' Keningku berkerut dalam. "Apa maksud dalam tulisan ini? Dan apa itu sex?" tanyaku polos Dia mengg...