"Bram, Aram, ada seseorang yang ingin menemui kalian" kata guru muda yang baru saja mengajar sekitar 6 bulan yang lalu dimana Brama Anthony yang berumur 9 tahun dan Arambi Anthony yang berumur 7 tahun bersekolah
"siapa Ms. Alison" Tanya Bram sambil memeluk bahu adiknya protectif
"grandpa kalian" jawab guru itu sambil tersenyum
"kami tidak memiliki grandpa..maksudku kata mommy kami punya tapi sudah meninggal" kata Bram mengerutkan dahi sambil melihat gurunya dan Aram bergantian
"benarkah? Tapi aku tidak bisa menolak beliau untuk menemui kalian karena tidak mungkin beliau berbohong" kata guru mereka dengan suara yang lembut
"jadi maksud Miss kami yang berbohong" kata Aram sambil membesarkan mata dan menunjuk hidungnya sendiri
"bukan begitu Aram sayang, hanya saja orang tua kalian mungkin tidak pernah bercerita atau memberitahu kalau kalian itu masih memiliki seorang grandpa yang tinggal jauh dari sini" kata guru itu menjelaskan dengan wajah khawatir
"iya Ms.Ali benar juga, baiklah aku dan Aram bersedia bertemu" kata Bram tidak enak menyulitkan gurunya yang cantik itu
"okay sini ikut ke ruangan ibu" ajak Ms.Alison sambil menggandeng tangan kiri Aram sedangkan Bram memegang erat tangan kanan adiknya , kedua anak kecil itu terlihat percaya diri walaupun didalam hati mereka sedikit gugup sekaligus bersemangat ingin mengetahui sosok seorang grandpa
Tidak lama kemudian mereka tiba di ruangan Ms.Alison, disana mereka menemukan seorang pria tua berperawakan tegap dan memiliki senyum yang familiar
"hallo anak-anak manis" sapa pria itu dengan senyum bahagia, ia menghela napas beberapa kali untuk menyembunyikan kegugupannya, bertemu cucunya saja dia sudah grogi apalagi harus bertemu dengan putranya Jalal
"Hallo juga Mr..." kata Bram dan Aram sambil memandang takjub memperhatikan pria dihadapan mereka dengan seksama, wajahnya setampan Daddy pikir Aram
"bukan Mr tapi grandpa" potong pria itu sambil berlutut dihadapan keduanya, Ms.Alison terkejut dan mundur beberapa langkah
"kenapa kami harus memanggil anda Grandpa" Tanya Bram penasaran sambil menerima uluran tangan pria tua itu, Aram ikut menyalaminya dan terlihat malu ketika pria itu mencium pipi tembemnya
"karena aku adalah Daddy dari Daddy kalian" jawab pria itu sambil tersenyum dan menepuk pipi Bram pelan
"tapi kenapa kami tidak pernah bertemu dengan Grandpa sebelumnya" Tanya Bram masih tidak percaya
"karena Daddy kalian diambil dari grandpa waktu dia masih berumur sangat muda dan cerita selanjutnya masih terlalu kompleks buat kalian, bolehkah lelaki tua ini memeluk kalian yang sangat lucu dan menawan" kata pria itu dengan wajah penuh harap, Bram dan Aram saling pandang sejenak
"tentu saja" jawab keduanya sambil mengangguk pelan, mereka tersenyum senang karena perasaan baru memiliki seorang Granpa sedangkan mata pria itu berkaca-kasa dan bernapas lega setelah berhasil menemukan keluarganya
"bolehkan Grandpa minta sesuatu pada kalian" Tanya pria itu setelah memeluk keduanya dengan erat
"apa itu, kami tidak bawa apa-apa kecuali apel dan sandwich, apakah granpa lapar" kata Aram dengan wajah lugu membuat pria itu tertawa
"bukan permintaan seperti itu cantik, aku ingin meminta kalian untuk merahasiakan dulu pertemuan kita kepada orang tua kalian" kata pria itu serius
"tapi kami tidak pernah berbohong.." balas Bram tidak kalah serius
"grandpa tidak menyuruh kalian berbohong tapi hanya meminta kalian tidak bercerita untuk sementara okay, apa kalian mengerti" kata pria itu meyakinkan keduanya
"kak Bram, tidak bercerita dengan berbohong berbeda ya" Tanya Aram sambil mengguncang tangan Bram pelan
"kakak juga tidak tahu" jawab Bram bingung, selama ini mereka sama sekali belum pernah berkata bohong pada Mommy dan Daddy
"tidak sama sayang, kalau kalian ditanya sesuatu dan menjawab berbeda dari kenyataan itu adalah bohong tapi kalau kalian menyimpan dan tidak bercerita tentang pertemuan kalian dengan grandpa kalian, itu bukanlah kebohongan tapi namanya menyimpan rahasia" kata Ms.Ali di belakang mereka
"oh begitu jadi kita tidak akan melanggar apa yang mommy ajarkan" Tanya Bram masih sedikit bingung, mereka melihat guru dan pria itu bergantian
"iya betul sekali" kata Ms.Alison diikuti anggukan dari pria yang mengaku grandpa mereka
"baiklah Bram dan Aram, sekarang kalian boleh kembali kekelas dan belajar dengan baik" kata pria itu sambil membelai kepala keduanya, Bram dan Aram mengangguk lalu berjalan pelan bergandengan tangan menuju pintu
"ehhm grandpa apa kita akan bertemu lagi" Tanya Bram berhenti melangkah dan menoleh kearah pria itu
"tentu, aku akan sering mengunjungi kalian" jawab pria itu dengan senyum lebarnya
"yeah asyik, kita punya grandpa Aram" teriak Bram sambil meloncat riang
"iya kita punya grandpa seperti Kevin" kata Aram bersemangat dan ikut meloncat girang, mereka berlari kecil kembali ke kelas dan tanpa sepengetahuan mereka ada dua orang pria mengikuti dan mengawasi keduanya
"Ms.Alison aku ingin kau selalu mengawasi cucu-cucuku dengan baik karena mereka sangat berharga, aku masih harus berusaha menarik hati menantuku sebelum berhadapan langsung dengan Jalal, perbuatanku ini bisa membahayakan keluarganya tapi aku tidak bisa membiarkan gelar dan garis keturunan Anthony berakhir begitu saja, terima kasih atas bantuanmu, atas nama leluhur Earl of Newary terimalah salam hormatku" kata pria itu sambil sedikit menundukkan kepalanya
"jangan seperti ini my Lord, aku hanya orang biasa tidak pantas mendapatkan salam dari anda" kata Ms.Alison tidak enak
"jangan terlalu kaku karena dunia sudah berubah, mungkin di Inggris beberapa bangsawan masih tabu menundukkan kepalanya pada orang biasa tapi di Scotland tidaklah seperti itu" kata pria itu sambil tersenyum
"tetap saja.."
"kau berani membantahku Ms.Alison" potong pria itu dengan suara yang tidak bisa dibantah lagi
"maafkan aku my Lord, aku tidak berani" jawab Ms.Alison gugup
"baiklah aku pergi dan aku ingin kau tutup mulutmu rapat-rapat" katanya pada guru Bram dan Aram sambil memandang tajam kearahnya
"dengan senang hati my Lord" jawab Ms.Alison menundukkan kepala patuh,
kemudian pria itu berjalan di kawal oleh beberapa orang menuju mobilnya lalu pergi entah kemana, waktu jam pulang sekolah mobil pria itu datang lagi. Didalam mobil Theodore Anthony memperhatikan seorang wanita cantik dan anggun keluar dari sebuah mobil Bentley lalu berjalan kedalam sekolah cucunya, tidak lama wanita itu keluar lagi sambil menggandeng tangan Bram dan Aram sambil tersenyum lebar
"Jodha Chakraboti memang sangat cantik jelita" kata Theodore pada dirinya sendiri,
dia berpikir tentang perkataan beberapa orang bahwa selera ayah dan putranya sedikit banyak memiliki kesamaan, bedanya status social Jodha dan Ibu Jalal berbeda, bila Jodha seorang putri pengusaha ternama berdarah India dan telah memiliki status tinggi di masyarakat, ibu Jalal hanya seorang putri dari keluarga miskin yang ia temui di mumbay India saat melakukan perjalanan bisnis dengan east India company,
Reea meninggal saat melahirkan Jalal dan Theodore membawa Jalal keinggris ia hanya sempat merawat putranya itu sampai berumur tidak lebih dari setahun, pengasuhnya membawa Jalal pergi dan sebulan setelahnya Theodore menemukan pengasuh itu sudah menjadi mayat, sejak itu secara rahasia ia terus mencari keberadaan Jalal . syukurnya si pengasuh tidak mengubah nama putranya untuk mengelabui dalang di balik hilangnya putranya itu, pengasuhnya berpikir istri Theodore dan keluarganya tidak akan berpikir kalau dirinya akan berani memakai nama yang sama untuk putra Theodore itu, bahkan mereka tidak mencari sampai ke tanah inggris.
"Jalal putraku, ibu tirimu itu sudah keterlaluan tapi sayang aku belum memiliki bukti apapun selain mendengar sendiri mereka berbicara tentang penculikanmu, Megi tidak bersedia menanda tangani surat cerai karena menginginkan warisanmu nak, tapi aku berjanji mereka tidak akan mendapatkan seperserpun" kata Theodore sedih sambil melihat kearah mobil yang membawa menantu dan cucu-cucunya
precap: pertemuan Theodore dengan menantunya
![](https://img.wattpad.com/cover/63273733-288-k55698.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Earl of Newary (Anthony Book 2)
Fanfictionseason baru dalam kehidupan keluarga Anthony