Di kamar Jodha terlihat sibuk memasukkan beberapa barang yang harus di bawa pindah ke Newary, tatapan kosongnya membuat Jalal yang sedari tadi mengintip dari balik pintu tak sanggup melihatnya, sambil berjalan mundur dan menjauh dari kamar Jalal berusaha menguasai emosinya, setengah jam ia mengelilingi setiap sudut rumah namun kenangan Bram begitu menyakitkan hati. Harapan yang di bawa oleh Jodha ketika mengatakan telah melihat putra sulung mereka di pelabuhan kembali menggores luka Jalal yang baru berangsur mengering
"Jalal kau baik-baik saja" suara bibi Reva mengagetkan Jalal yang dengan cepat mengusap matanya yang berair
"bibi, aku baik" jawab Jalal sambil tersenyum, bibi sedih karena dapat melihat bahwa ia tidak berkata sejujurnya, wajah Jalal kali ini lebih memelas dari saat Jodha remaja pergi ke USA dan meninggalkannya
"semua barang yang perlu kalian bawa sudah aku persiapkan kecuali barang pribadi kalian yang ada di kamar" kata bibi memberitahu sambil mengamati ekspresi pria yang sudah ia anggap sebagai putranya sendiri
"iya Jodha sedang mempersiapkannya, Aram dan kembar di mana bi" balas Jalal dengan tatapan yang terlihat tidak begitu fokus
"mereka sedang mendengar Grady mereka bercerita tentang legenda Count of Newary" jawab bibi sambil tersenyum membuat Jalal ikut tersenyum
"aku akan pergi sebentar bi, bila ada yang menanyakanku katakan saja aku sedang memeriksa perusahaan" kata Jalal sambil berjalan ke pintu keluar
"bukankah kemarin malam kau mengatakan pada Jodha semua telah beres" tanya bibi tidak mengerti dan mengikuti Jalal menuju mobil
"iya semua beres tapi aku hanya ingin lebih yakin saja" jawab Jalal beralasan
"kenapa kau tidak mengatakan sendiri pada istrimu, apa kau sedang menghindarinya" tanya bibi lagi tidak ingin ada masalah dengan keduanya
"tidak , maksudku aku tidak ingin mengganggu, kau tahu Jodha terlihat begitu rapuh, saat ini akupun merasa lemah dan tidak ingin menambah kekhawatirannya" jawab Jalal jujur dan menatap bibi mengharap pengertian
" sejak kemarin kalian terlihat berbeda, apa ada yang kalian rahasiakan padaku dan Mr.Theo" tanya bibi curiga ketika Jalal masuk dan duduk di dalam mobilnya
"oh tidak bi, kami hanya merasa sedih meninggalkan kota ini" jawab Jalal berusaha menutupi perasaannya
"kalian bisa kembali kapan saja jadi semangatlah untuk melihat kota dimana Lord Theo hidup selama ini" hibur bibi karena sekilas melihat kegetiran di mata Jalal
"iya tentu , terima kasih bi, aku pergi" Jalal menyalakan mesin mobilnya lalu melambai pada bibi
"hati-hati dan cepat pulang ya" kata bibi dan dibalas anggukan pelan oleh Jalal
Ia segera memacu mobilnya menuju pelabuhan, tempat yang tidak asing namun kini membuatnya berdebar penuh harap. Jalal memarkir mobil kemudian meraih foto Bram yang ia simpan di saku kemeja, Ia menatap wajah Bram yang tampan untuk beberapa saat lalu turun dan mulai mengedarkan pandangan ke segala arah.
Dengan seksama Jalal focus mencari sosok anak yang mungkin saja adalah putranya. Kemarin orang-orang suruhannya telah mencari tapi hati Jalal akan terus penasaran bila tidak melakukannya sendiri terlepas dari sangkalannya akan harapan itu kepada Jodha.
"Mr.Anthony atau harus aku panggil Lord Anthony" sapa seseorang setelah Jalal berkeliling selama satu jam
"Mr.Anthony saja" balas Jalal dengan perasaan tidak enak, pria asing sebayanya menyapa namun Jalal seperti mengenali aura pria itu sehingga ia merasa sedikit aneh dan waspada
"oh merendah sekali, apa khabarmu" tanya pria itu dengan keramahan yang di buat-buat
"maaf aku tidak memberi tahu orang yang tidak aku kenal tentang hal tersebut" jawab Jalal dingin
![](https://img.wattpad.com/cover/63273733-288-k55698.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Earl of Newary (Anthony Book 2)
Fanfictionseason baru dalam kehidupan keluarga Anthony