Chapter 19

1.3K 43 2
                                    

Tiba di rumah sakit Jalal dan Jodha melihat petugas medis sudah bersiap di pintu masuk ER, mereka tahu ini semua pasti atas perintah Theodore, dengan cepat Bram di bawa ke ruang gawat darurat sedangkan Jalal dan Jodha harus rela melepaskan lagi putra mereka untuk sementara agar dapat di tangani dengan baik.

Mata keduanya memerah, tangisan terhenti oleh rasa yang begitu menyakitkan, Jodha berdiri di samping Jalal sambil melirik wajah suaminya yang terlihat dingin, tidak jauh dari mereka berdiri terlihat Theodore, Bibi, Moti dan Nicole beserta suami mereka. Jodha menyentuh lengan Jalal namun tidak ada reaksi

"Jalal" panggil Jodha pelan, tidak ada balasan dari Jalal bahkan tidak juga sekedar menoleh untuk Jodha

"Nak" panggil Theodore yang mendekati mereka namun terdiam ketika Jodha menoleh dan menggelengkan kepalanya, Theodore menghela napas lalu mengusap wajahnya, ia mengerti putranya terguncang begitu hebat melihat masa lalunya terpampang di kedua mata melalui Bram

"Jodha" panggil Theodore pada menantunya yang masih memandang wajah Jalal dengan kesedihan yang begitu dalam, Jodha menoleh lalu berjalan menghampiri Theodore

"papa" balas Jodha sembari masuk kedalam pelukan Theodore sambil memejamkan matanya yang terasa panas

"beri Jalal waktu sayang" hibur Theodore sambil membelai punggung menantunya lembut

"aku mengusahakannya pa, tapi aku tidak akan membiarkan Jalal sendirian" isak Jodha di dada Theodore

"dia butuh waktu untuk sendirian" kata Theodore agar Jodha bisa mengerti sikap putranya yang seperti itu, Jodha melepaskan pelukannya agar dapat melihat wajah Theodore

"apakah Jalal akan meninggalkanku bila aku berada di dalam posisinya sekarang" tanyanya pada Theodore dengan ekspresi tidak mau mengalah. Theodore menarik napas lalu tersenyum dengan kekeras kepalaan Jodha

"tidak" jawab Theodore karena dalam waktu singkat ia dapat membaca karakter Jalal yang tidak jauh berbeda dengan dirinya sendiri

"karena itu aku tidak suka dia berdiri di sana dan tidak menganggap aku ada pa, kau tahu hatiku terasa di remas sangat kuat, aku takut melihat kondisi Bram di tambah dengan sikap Jalal aku...." Jodha tertunduk menyembunyikan kesedihan di wajahnya dari tatapan Theodore, entah bagaimana menggambarkan perasaanya saat ini,Jodha hanya ingin bertahan dan kuat demi keluarganya terutama bagi Jalal dan Bram

"oh sayang sabarlah ada aku dan yang lain di sini, semua akan baik-baik saja" Theodore menakup wajah Jodha agar melihat kearahnya, ia tersenyum menguatkan lalu menyeka setiap air mata yang menetes di pipi Jodha. Bibi, Moti dan Nicole serta suami mereka mendekat dan memeluk Jodha bergantian, mereka membisikkan kata-kata menenangkan agar Jodha kuat dan sabar menghadapi situasi ini

"Jodha kami senang Bram di temukan dan sangat sedih karena kau dan Jalal harus melewati semua ini" kata Nicole pada Jodha sebelum matanya tertuju pada saudaranya, wajah Nicole penuh dengan kesedihan karena ini bukan yang pertama kali ia melihat Jalal seperti itu, beberapa puluh tahun lalu ia juga menyaksikan Jalal kecil bersikap  sama seperti ini

"terima kasih Nicole, terima kasih pada kalian yang sudah datang untuk memberi aku dan Jalal dukungan serta cinta" kata Jodha yang di balas senyuman dan anggukan oleh semua

"apa Jalal akan berdiri di sana tanpa bergerak sedikitpun" Tanya Patric penasaran melihat iparnya terus mematung, Nicole mencubit pinggang suaminya yang asal bicara sehingga membuat yang lain tersenyum tidak terkecuali Jodha

"aku akan menunggu hingga beberapa menit lagi, aku akan bicara dengannya dan dia harus mendengarkanku" kata Jodha pelan sambil menghembuskan napas cukup keras agar rasa sesak di dadanya sedikit berkurang

Earl of Newary (Anthony Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang