Segera setelah pesta berakhir Jalal menarik Jodha kedalam kamar
"aku sangat merindukan pelukanmu ini" kata Jodha lalu mengeliat penuh gairah ketika Jalal menciumi leher dan bahunya"aku juga putus asa untuk dapat mendekapmu lagi sayang" balas Jalal semakin tak sabar untuk melucuti gaun serta pakaian dalam istrinya
"kau tahu sekarang kalau aku sangat-sangat over dan jelous" kata Jodha sambil terengah akibat tangan Jalal yang menakup kedua payudaranya dengan lembut
"dari dulu aku tahu hanya saja sebelumnya aku yang sibuk over dan jelous padamu" balas Jalal lalu dengan lihai membuka lembar terakhir yang menutupi tubuh istrinya. Jodha mengerang nikmat ketika Jalal sedikit menunduk untuk mengulum dan memainkan lidahnya di kedua buah dadanya
"kontrak itu apa kau akan setuju" Tanya Jodha dengan napas memburu sengaja mengalihkan konsentrasi Jalal agar tidak terburu-buru
"hanya sampai sebulan sebelum bayi kita lahir" jawab Jalal sambil mendesis mengetahui motif istrinya
"terima kasih Jalal" kata Jodha lalu tertawa pelan ketika Jalal meninggalkan payudaranya untuk menggigiti kulit lehernya
"kau tahu aku akan meminta imbalan untuk itu" kata Jalal sambil mengisap lembut dagu Jodha
"oh dasar pengusaha" Jodha melepaskan diri menjauhi Jalal dengan senyuman menggoda sedangkan Jalal bergerak cepat untuk melepaskan pakaiannya sendiri
"dari awal bertemu kau tahu siapa aku" kata Jalal setelah berhasil menagkap pinggang Jodha yang bermaksud bermain-main dengan menghindari Jalal beberapa kali, Jodha tidak pasrah begitu saja terus meronta sehingga Jalal harus lebih berusaha untuk membawanya ke atas tempat tidur
"ya kau kejam dan arogan" kata Jodha yang kini berbaring di atas tempat tidur terperangkap di bawah tubuh Jalal yang begitu kekar
"beruntung seorang putri bersedia mencintaiku" kata Jalal sambil menyingkirkan helai rambut panjang Jodha yang menutupi wajahnya, keduanya saling menatap untuk beberapa saat lalu tersenyum ketika ingatan masa lalu menggelitik hati keduanya
"bagimu aku putri yang sombong" kata Jodha sembari tertawa pelang
"dan bagimu aku bukan pria sejati" balas Jalal sembari memutar bola matanya, Jodha tergelak melihat ekspresi Jalal hingga mendongakkan kepala, akses berharga tersebut langsung di manfaatkan oleh Jalal, bibirnya segera menyusuri rahang hingga pangkal leher Jodha, hisapan panas Jalal membuat kulit halus Jodha meremang, kedua tangannya meremas rambut tebal Jalal dan desahan demi desahan memenuhi ruangan membuat suasana semakin menghangat
"apakah aman kita bercinta dengan kondisimu ini" Tanya Jalal dengan suara yang berat oleh hasrat yang telah menumpuk
"aku pikir aman dan aku percaya kau tahu apa yang harus kau lakukan" jawab Jodha dengan pandangan berkabut oleh hasrat yang sama
"aku akan mencintaimu begitu lembut" bisik Jalal sambil menjalankan jemarinya di rusuk hingga ke bagian pinggang berlekuk istrinya
"aku sangat merindukan sentuhanmu" suara mengundang dan reaksi seksi Jodha di setiap sentuhan membuat kejantanan Jalal belingsatan meminta pelampiasan sesegera mungkin
"oh kau akan membuatku sangat kesulitan" keluh Jalal berharap dapat bertahan karena ingin bercinta secara berlahan
Jengkal demi jengkal sentuhan lembut Jalal membuat semua kenangan berkelebat di mata Jodha, cintanya pada Jalal terkadang membuatnya sesak napas seakan apa yang sudah mereka curahkan satu sama lain tak pernah cukup. Ciuman panas di bagian perut dan kewanitaannya membuat Jodha mengeliat tak terkendali membuat Jalal harus berusaha mengontrol gairah kerinduan cintanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Earl of Newary (Anthony Book 2)
Fanficseason baru dalam kehidupan keluarga Anthony