"Nathasa Ross kau sudah melakuan kesalahan besar, berani sekali kau datang dan menceritakan kejadian tidak penting itu, aku memindahkanmu karena aku tidak ingin mengingat kejadian menjijikkan itu, walau kau bugil di hadapanku aku tidak akan bereaksi karena di hatiku hanya ada istriku, kau lihat kan bagai mana rupa istriku jadi jangan pernah bermimpi, aku mendengar kau mengatakan pada rekan kerjamu bahwa kau bisa menaklukkan dan memiliki aku, kau ada maksud bekerja bersamaku dan sekarang kau tahu aku memindahkanmu bukan karena kejadian itu, segera cari pekerjaan lain karena kau aku pecat detik ini juga"
"Jalal kau tidak bisa melakukan ini padaku, aku tidak terima" teriak nathasa histeris dan maju mendekati Jalal
"lihatlah dirimu, berani sekali kau memanggil namaku" Jalal menghindar sebelum tangan kotor wanita itu berhasil menyentuhnya, hal itu jalan satu-satunya sebelum Jalal menjadi pengecut karena memukul seorang wanita
"pergi sekarang juga atau kau akan menyesal Ms.Ross, aku tidak terima kau membuat putriku menangis" suara dingin Theodore mengejutkan Jalal dan Nathasa
"papa" Jalal melihat kearah Theodore dengan ekspresi menyesal karena masalah seperti ini harus terjadi
"selesaikan kesalah pahamanmu dengan Jodha nak dan aku akan mengantar nona ini keluar" kata Theodore sambil tersenyum menenangkan kearah Jalal
"terima kasih papa" Jalal menghela napas dan langsung meninggalkan ruang tamu tanpa memperdulikan Nathasa, sedangkan Theodore menatap wanita itu dengan senyum tersungging di bibirnya, ekspresi Theodore sama sekali tidak membuat Nathasa senang tapi membuat wanita itu ketakutan
Sampai di pintu kamar Jalal merasa sedikit lega karena pintu tidak di kunci, dengan jantung berdegup kencang ia masuk dan menemukan Jodha sedang duduk di lobi kamar mereka
"Jodha" panggil Jalal sembari melangkah mendekat lalu berlutut di hadapan Jodha , tangisan diam dan ekspresi dingin Jodha membuat Jalal menahan napas, istrinya melihat kosong ke depan dan tidak membalas tatapan Jalal
"aku sedang marah Jalal, sebaiknya tinggalkan aku sendiri" kata Jodha pelan dengan suara yang jernih, bila tidak melihat buliran demi buliran air mengalir di pipinya tidak ada yang akan menyangka Jodha sedang menangis
"kau mengatakan kita akan selalu bersama dan tidak saling meninggalkan apapun situasinya" kata Jalal sambil meraih kedua tangan Jodha untuk ia genggam, berlahan Jodha melihat kearah Jalal dan menatap lekat-lekat kedua mata suaminya
"kau menciumnya" kata Jodha penuh penekanan
"dia yang menciumku" sangkal Jalal dengan nada memohon agar Jodha mau percaya
"tapi kau membalasnya" kata Jodha lagi setengah berbisik
"hanya sedetik dan aku segera sadar dia bukan kau, tolong maafkan aku , kau boleh mengigitku dan melakukan apa saja tapi maafkan aku sayang, aku mohon padamu" Jalal menakup wajah Jodha dengan ekspresi memelas berusaha menjelaskan
"apa kau memiliki perasaan padanya sehingga takut dan memindahkannya, kau takut tidak kuat godaan Jalal, benar kan" tuduh Jodha sambil berusaha membaca sinar mata Jalal yang tak pernah bisa berdusta
Mendengar ucapan Jodha, Jalal menegang dan melepaskan wajah istrinya, kedua tangannya kini berada di lutut mengepal dengan kuat
"kau salah Jodha, ucapanmu membuatku merasa rendah, sudah aku katakan hanya kau satu-satunya, aku hanya tidak ingin ada masalah karena telah mengetahui niat wanita itu, bukan kejadian itu yang membuatku memindahkannya" kata Jalal pelan dengan nada yang datar
Jodha tahu tuduhannya tidak benar dan seketika ia merasa bersalah, namun rasa sakit yang sempat menusuk hatinya membuatnya bersikap egois dan menginginkan Jalal juga merasakan sakit walau dengan rasa berbeda
KAMU SEDANG MEMBACA
Earl of Newary (Anthony Book 2)
Fanfictionseason baru dalam kehidupan keluarga Anthony