Bagian 35

7.7K 336 21
                                    

Teta Pov

aku menatap pria dihadapanku tidak percaya. Bagaimana mungkin orang yang begitu aku percayai ternyata memanfaatkan kepercayaanku? Bagaimana dia yang hendak menjadi suamiku tega membodohi aku? Perhatiannya selama ini saat aku sakit, ternyata itu hanya tipu daya agar membuatku semakin membenci keluargaku

Dia membuat seolah - olah keluargaku tidak menghiraukan aku. Jahat! Benar - benar jahat. Hanya demi ambisi balas dendam? Kenapa aku selalu menjadi objek pelampiasan dendam? Dulu dendam kakak karena kehilangan mama, dia lampiaskan padaku. Sekarang dendam Dave yang kehilangan Shanti adiknya karena ulah kakak, dia lampiaskan padaku. Apa dosaku? Aku bahkan tidak tahu menahu soal ini semua. Mungkin bagi mereka membuatky terluka dan sakit hati akan memuaskan ambisi balas dendam mereka. Menyebalkan!

"Teta.." panggilnya pelan. Aku menatapnya tajam. Di jari manisku masih bertengger cincin pertunangan aku dengan Dave. Aku pun melirik jemarinya sama, masih ada cincin itu. Aku memang hendak membatalkannya tapi bukan seperti ini.

"Maafkan aku atas semuanya" ujarnya pelan. Aku melihat tangannya dibalut perban, mungkin itu luka tembaknya.

Aku mencibirnya "Apa permohonan maafmu padaku kali ini salah satu rencanamu?" Dave menggeleng. Aku tersenyum

"Aku menyesal telah menyakiti, menghianati dan mengecewakanmu. Aku tau aku bersalah. Melampiaskan semua balas dendamku padamu, pada orang yang tidak tahu apa - apa" ujarnya pelan. Aku mendesah pelan. Memberikan dia ruang untuk bicara

"Jujur, aku terlalu menyayangi adikku. Dia berharga untukku, satu - satunya harta yang ditinggalkan serta di titipkan orang tua padaku. Aku lalai menjaganya hingga dia harus menemui ajalnya tanpa sempat berbahagia" dia mengusap air mata yang jatuh dengan lancang dari matanya

"Aku menyalahkan Diftan atas segala yang terjadi, padahal aku harusnya menyalahkan diriku sendiri yang tidak bisa menjaga adikku. Dan benar kata Amel, balas dendam tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik, malah tidak bisa lagi menghidupkan Shanti" air mata Dave semakin deras mengalir dari matanya.

"Pertama kali aku bertemu denganmu, saat di rumah sakit. Aku jatuh cinta padamu, aku selalu memikirkan kamu, mencari cara agar bisa menemui kamu. Tapi sayang sekali, saat kamu sedang bersamaku kakakmu yang aku benci muncul dihadapanku" ujarnya matanya terpejam "Aku menutup rasa cintaku kepadamu demi obsesi balas dendam yang selama ini aku tunggu dengan sabar kesempatannya" ujarnya.

"Aku tidak berniat melukaimu, sungguh! Aku benar mencintaimu Teta" ujarnya menatapku. Aku melihat ada kejujuran dari matanya. "Maaf, mungkin kata itu tidak akan berati apa - apa setelah yang aku lakukan kepadamu selama ini"

"Aku sudah memaafkanmu" ujarku pelan. Ya, biar bagaimanapun dia yang menolongku dari kecelakaan itu, walaupun semua ulahnya, dia merawatku dengan baik. Aku masih berhutang nyawa padanya. Walau dia menghilangkan satu nyawa berharga di keluargaku, nyawa kakekku.

"Benarkah? Terima kasih Teta. Sungguh aku menyesal, dan aku akan memperbaiki hubungan kita. Setelah keluar dari penjara kita akan-"

"Hubungan kita akan menjadi hubungan erat yang tak terpisahkan, kamu dan aku akan menjadi sahabat sejati" ujarku memotong pembicaraannya. Dia menatapku

Dengan perlahan aku melepas cincin emas dijariku dan aku letakkan di hadapanku "Pertunangan kita selesai sampai disini, aku tau kau mencintaiku, aku juga tau kau tulus meminta maaf padaku, aku juga tau kau sudah menyesali perbuatanmu, tapi aku mau kamu tau, aku tidak pernah mencintaimu Dave. Ada orang lain dihatiku, dan ada juga orang lain yang mengharapkan cintamu" ujarku. Dave menggeleng

"Apa itu kakakmu? Apa dia yang ada dihatimu?" tanya pelan. Aku mengangguk

"Teta, hubungan kalian itu masih sedarah! Kalian ga bisa bersama! Hubungan kalian terlarang dan-"

"Biarkan ini menjadi masalah aku dan kakak. Bolehkah aku meminta sesuatu darimu?" dia menghembuskan napasnya

"Baiklah, aku bahagia jika kamu bahagia. Kamu mau minta apa?"

"Menikahlah dengan Amel setelah masa hukumanmu berakhir. Amel mengandung anakmu, buah cinta kalian. Apa kamu mau anakmu tidak memiliki orang tua lengkap?" Dave mengusap kepalanya gusar dengan permintaanku. Tapi dia harus memikirkan Amel.

"Kau mau dengar ceritaku? Tentang mamaku, Syahnaz Syafira. Dia mencintai ayahku yang mencintai bundaku. Dia mencintai ayahku sejak masih muda, berulang kali menerima penolakan dia tetap bertahan. Dia rapuh namun dia mencoba tegar. Dia mencintai ayah tulus. Aku sangat marah pada ayahku, karena begitu buta akan cinta sejati di sampingnya. Apa kamu mau buta seperti ayahku? Mendapat hukuman Tuhan dengan koma bertahun - tahun?" dia diam

"Ingatlah, Amel sedari dulu berada di sisimu, dia bahkam mengorbankan perasaannya untuk menerima kamu mendekati aku karena balas dendam itu. Tidakkah kau kasihan padanya?" Dave diam merunduk

"Aku tidak mencintainya"

"Belajarlah mencintainya, terima dia dengan ikhlas" Aku menggenggam tangannya

"aku akan mencobanya" aku mengangguk dan bangkit lalu berjalan meninggalkannya.

Aku menghampiri kakak yang menatapku dengan raut wajah cemberutnya. Dia nampak lucu tapi tetap terkesan tampan

"Lama sekali! Kalian temu kangen ya? Reunian?" ujarnya ketus. Aku ingin tertawa melihat sikap ketusnya yang tergambar jelas rasa cemburu.

Aku membelai rahangnya pelan "Yah banyak hal yang perlu aku bicarakan termasuk ini" aku mengangkat jemariku dan menunjukkan bahwa tidak ada lagi cincin di sana. Dia menatapku bingung aku menganggukan kepala

"Ya kak, aku sudah memutuskan pertunangan aku dengan Dave, tapi aku juga sudah memaafkan dia kak" ujarku. Dia tersenyum lalu menciumi keningku berkali - kali

"Sayang kau benar - benar cantik" ujarnya merayuku. Aku mencibir dengan mencubit perutnya pelan dan dia terkikik karena kegelian.

"Ayo pulang, kita akan bersiap menjemput mama dan ayah yang akan tiba di Indonesia" ujarnya.

"Sebentar kak, bisakah aku meminta dua permohonan?" ujarnya

"Dimana - mana permohonan itu hanya satu, ini kenapa dua? Banyak sekali?" cibirnya

"Hanya dua kak. Bukan tiga! Biasanya para jin yang terbebas dari botol memenuhi 3 permintaan, aku kan hanya dua!" sungutku.

"Baiklah baik, kamu mau minta apa?"

"Yang pertama, aku mau kakak membebaskan Amel"

"Apa? Bebasin dia? Makhluk yang sukses menghancurkan kita?"

"Hush! Dia itu manusia!"

"Lah kakak bilang apa? Bilang makhluk kan? Ya maksud kakak makhluk hidup!" katanya bercanda. Aku berdecak kesal kemudian melangkah meninggalkannya. Dia mencekal lenganku

"Kenapa sayang? Marah?"

"Tidak!" aku sedikit ketus dan dia tertawa

"Kenapa kamu ingin membebaskannya?"

"Dia tengah hamil, dan aku tidak ingin dia melahirkan anaknya dipenjara. Kasihan anaknya. Lagian biar Dave yang menanggungnya. Amel melakukan semua atas dasar cinta. Kau ingat mama Anaz? Diapun rela melakukan apa saja demi cinta" Diftan terdiam. Dia menghembuskan napasnya

"Baiklah aku kabulkan permintaanmu, membebaskan Amel" aku tersenyum puas mendengar jawaban Diftan

Tbc

My love My Brother (END) 20+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang