BAGIAN 25

7K 342 13
                                    

TETA POV

Aku sudah menyelesaikan makan malamku, kakak hari ini bersikap cukup baik denganku. dia mengajakku berkeliling daerah sekitar Vila. Alam pegunungan yang memang membuatku cukup merasa tenang.

Aku merasakan kepalaku mulai sedikit berat, aku tau ini akan menjadi ciri - ciri aku membutuhkan obat itu. Keringat dingin mulai keluar membasahi keningku, pandanganku mulai sedikit kabur, dan badanku mulai merasakan nyeri hebat dan ngilu. Aku menahan tubuhku yang hampir terjatuh pada dinding dapur, Sampai aku merasakan tangan besar melingkar diperutku,merangkulku. aku menoleh dan menatap sosok tampan yang menatapku penuh khawatir

"Kak.." aku bisa mendengar suaraku berat, dan sedikit serak. aku butuh obat itu. Tiba - tiba kakak menggendongku, aku hanya bisa menikmati dekapan hangatnya dengan bersandar di dada bidangnya. berharap rasa sakit dan ngilu ini bisa segera hilang

Kakak merebahkan tubuhku diatas ranjang lalu memberikanku air putih dengan gelas plastik. Aku sempat heran kenapa semua barang - barang ini berasal dari plastik, tidak ada celah dinding atau apapun, bahkan semua dilapisi matras keras. Alat - alat keras dan tajam juga tidak ada diruangan ini. Saat aku bertanya, kakak hanya mengatakan demi kebaikan aku.Karena tidak ingin aku meyakiti diriku sendiri. Aku paham betul maksud kakak. Karena aku pernah mengalaminya saat bersama Dave. Aku Sakaw, aku butuh obat itu, tapi aku tidak tau dimanaharus mendapatkannya, Maka dengan nekat aku memotong pergelangan tanganku dengan silet dan menghisap darahku sendiri.merasakan obat yang telah menyatu dengan darahku.Akubahkan mirip vampire saat itu

Kakak membelai rambutku lalu mengecup keningku "Istirahatlah" Aku menggeleng dan berusaha menahannya untuk tetap tinggal. Badanku mulai terasa ngilu dan panas, terasa terbakar api. Aku gelisah. Kakak tersenyum kecut dan meninggalkan aku diruangan ini sendiri, bahkan aku mendengar kakak sudah menguncinya.

Diftan Pov

Ada rasa bersalah meninggalkannya seorang diri di dalam ruangan itu, aku bisa mendengar dia berteriak - teriak kesakitan.Aku pernah mengalami masa itu di rehabilitasi tapi aku mampu menahannya walau dengan proses panjang yang memakan waktu hingga 3 tahun lamanya.Tapi,aku tidak tahan dan tidak tega jika harus melihatnya merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Aku mendekati pintu kamarnya, Dinding kamar terasa bergetar. Teta berteriak histeris. dan aku yakin dia berusaha membenturkan dirinya di dinding. Aku hanya bisa meraba pintu kamarnya dan berdoa yang terbaik untuknya.

"KAKAK!!!! Buka pintunya.... Saaaakiitttt...." teriaknya lagi aku hanya diam mendengarkan dia berteriak seperti itu.Ada rasa pedih di dadaku.Ini semua salahku,ini semua adalah perbuatanku, aku yang membuatnya seperti ini. Semua karena dendam dan egoisku.

"Kakak!!!! berikan aku obat ituu....!!!!" teriaknya, aku hanya diam membisu di depan pintu. Masih aku dengar isakan tangis dan berontaknya dia di dalam sana.beruntung aku sudah menyiapkan segala hal sebaik mungkin.

Perlahan sepertinya dia sudah mereda, tidak ada benturan - benturan lagi di dinding, tidak ada teriakan histeris lagi, Aku mendesah lega, lalu perlahan mencoba mengintip ke dalam ruangan dengan lubang kecil yang aku buat, tiba - tiba tangan Teta terulur menarik kerah bajuku lalu menarikku hingga pipiku terbentur pintu

"Kau bilang, kau akan menjagaku!!kau menyayangiku, kau bulshitt!!!! Kau mengurungku bagai aku tahanan jahat!!! Kau yang membuatku seperti ini, bangsat!!!!" teriaknya. Aku menganggap hal ini wajar, karena saat Sakaw begini jelas si penderita tidak akan bisa menyadari ucapannya.perlahan aku melepaskan cekalan tangannya pada kerah bajuku

"Maafkan kakak, semua demi kebaikan kamu" ujarku kemudia menutup lubang itu.Aku meluruhkan tubuhku lemah didepan pintu kamar ini.Menangis. Aku adalah pria tercengeng di dunia ini.Aku dengan teganya menyakiti wanita yang aku sayangi, aku membuatnya terjebak dalam lingkaran hitam, aku juga menyiksanya seperti ini. Aku hanya bisa bergumam "Maaf" berulang kali

*****

Author Pov

Anaz menatap wajah Lenno tanpa henti, berulang kali dia mengucap syukur karena keajaiban yang diberikan Tuhan padanya hari ini.

"Terima kasih Tuhan" ujar Anaz penuh rasa syukur, Rizta mendekap istri sahabatnya dengan rasa haru yang sama

"Aku gak nyangka, secepat ini Lenno bisa merespon obat - obat ini. Aku rasa dalam beberapa bulan kedepan dia bisa pulih kembali" ujar Rizta

"Ya aku selalu mendoakan yang terbaik. Sudah bertahun lamanya dia hidup bagaikan zombie, aku berusaha keras, hingga kini dia bisa tersenyum dan menggerakan sebelah tangannya. Walaupun belum bisa berbicara. Tapi aku yakin sebentar lagi keajaiban Tuhan"

"Kamu bener Syahnaz. Dokter sudah memvonisnya lumpuh total seumur hidup namun berkat doa dan usaha kita kini dia menunjukkan peningkatan"

Anaz dan Rizta menatap Lenno dan Lenno berusaha membalas senyum mereka berdua. Tentu bahagia rasanya setelah bertahun - tahun terjebak dalam sakit berkepanjangan kinu kemungkinan sembuh dapat terlihat jelas. Sempat shock dan down saat dokter memvonisnya lumpuh total seumur hidup.

Tapi sebagai istri yang begitu mencintai Lenno, Anaz terus berusaha keras. Dia tidak perduli meski harus mengeluarkan seluruh harta kekayaannya demi kesembuhan Lenno serta doa yang tak pernah putus. Kini dia tidak lagi sia - sia

"Sayang, aku senang bisa melihatmu tersenyum. Kamu harus berusaha lebih keras, aku akan ada disisimu. Kembalilah demi aku dan anak - anak" ujar Anaz sembari membelai rambut tipis Lenno.

Lenno tersenyum dan sesaat bulir kristal berwarna bening jatuh perlahan dari matanya dan membasahi pipi Lenno. Anaz tersenyum bahagia, dia mencium kening Lenno sayang

"Rizta, kamu tolong jaga Lenno ya, aku mau telpon Diftan dulu" ujar Anaz. Rizra mengangguk dan Anaz keluar dari ruangannya

"Halo?" sapa suara serak dari ujung sana

"Sayang? Kamu baru bangun?"

"Tidak ma, ini sudah jam 7 pagi dan aku sedang membuat sarapan. Ada apa ma? Apa ada masalah?"

Anaz menggeleng "Tidak, ayahmu.. Kau tau, dia sudah bisa menggerakan sebelah tangannya dan tersenyum. Memang bukan perubahan yang drastis tapi ini membuktikan ada perkembangan baik"

Diftan tersenyum "Syukurlah ma, aku ingin segera menemui ayah. Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk ayah"

"Ohya, apa kamu sudah bertemu Teta? Kakek? Dan bagaimana perkembangan perusahaan??"

"Aku sudah ketemu Teta ma, dia sama aku. Ada banyak hal yang belum bisa aku ceritakan. Mama fokus pada ayah, setelah itu aku akan menceritakan semuanya" ujar Diftan

"Benarkah? Mama ingin bicara dengan Teta. Mama rindu"

"Dia masih tidur ma"

"Ah baiklah. Kamu jaga baik - baik Teta, jangan kamu sakiti dia lagi. Kamu paham? Ingat kalian ini saudara sedarah, harus saling menjaga dan menyayangi" ujar Anaz menasehati. Diftan hanya diam

"Baiklah. Mama akan temui ayah. Kamu baik - baik ya sayang take care. Salam buat Teta"

Tbc

My love My Brother (END) 20+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang