Bagian 36

7.6K 326 10
                                    

Teta Pov

Amel melangkah mendekatiku, wajahnya masih murung dan dia tetap merunduk tak berani menatapku hingga kini dia berada di depanku.

"Mel?" panggilku pelan. Kakak ada di sebelahku. Dia tidak membiarkan aku berdua dengan Amel, bahaya katanya. Duh kakak perhatian banget!

Amel menatapku "Teta, aku malu" ujarnya. Aku tertawa. Lalu memeluknya. Biar bagaimanapun dia pernah menjadi sahabatku selama 3 tahun, tidak menyakitiku secara langsung

"Kamu baik sekali sama aku, padahal aku sudah jahat sama kamu" ujarnya penuh penyesalan.

"Aku bangga sama kamu, kamu mau mengakui kesalahan kamu. Kamu malah rela masuk penjara demi menebus salahmu sama aku" ujarku melepas pelukannya "Kamu sahabat aku Mel" ujarku dia menatapku tak percaya dan aku menganggukan kepalaku

"Terima kasih Teta, sudah membantuku. Terima kasih sudah memaafkan aku" ujarnya dengan air mata yang menetes dari matanya. Aku tersenyum lega.

"Baiklah Mel, kamu akan diantar pulang oleh supirku" ujar Kakak sembari merangkulku aku tersenyum

"Kalian serasi, hanya saja.. Cinta kalian.." Amel menggantungkan kalimatnya. Aku tersenyum miris

"Aku akan doakan yang terbaik untuk kalian berdua. Makasiih Teta, Diftan" aku dan kakak mengangguk.

Setelah Amel pergi, kakak merangkul pinggangku "Sayang, kita kencan yuuk?"

"Kencan??" aku menatap kakak bingung. Memangnya anak abege apa pake kencan segala.

"Iya kencan, mumpung part ini dikasih adegan romantis sama authornya, mari kita kencan. Aku takut part - part berikutnya kita ga dikasih bermesraan" ujarnya. Aku menatapnya bingung lalu melirik kak Intan Lestari dengan datar

"Hei! Kalian tidak boleh menatapku begitu, kan aku yang buat cerita! Udah nikmati dulu mesra - mesranya!"

Aku mengangguk dengan ajakan kakak. Mungkin kencan adalah hal yang bisa aku kerjakan bersama kakak sekarang, terlalu banyak kejadian yang menyita waktu kebersamaan aku dan kakak.

Aku dan kakak memilih untuk pergi menonton bioskop dan makan malam bersama

"Sayang kamu kenapa?"

"Hm!" ujarku ketus

Dia malah tertawa, menyebalkan!

"Kamu masih ngambek?"

"Aku gak ngambek"

Kakak duduk di sebelahku lalu merangkulku pelan, dia mencium pipiku berulang kali. Tidak peduli berapa banyak mata yang menatap kami.

"Kakak malu tau!"

"Biarin aja! Biar seluruh dunia tau, kakak mencintai kamu" ck! Dia selalu pandai merayu, gak heran kalau banyak wanita dulu yang tergila - gila padanya. Oh playboy!

Aku kembali masang wajah cemberutku "Sayang udahan donk marahnya" bujuknya

"Habis kakak ini sengaja banget" dia kembali tertawa. Ih!

"Itu kan film horor" rajukku "Kakak bilang drama percintaan romantis!!"

"Kakak enggk bilang filmnya drama percintaan romantis" ujarnya membela diri. Lah maksudnya?

"Ini tiketnya kakak udah dapet"

"Film apa kak?" dia tersenyum

"Nanti kamu juga tahu, pokoknya nanti akan ada adegan romantisnya"

"Tapi kan kak, itu artinya filmnya romantis" aku masih gak mau kalah

"Sayang, kan kakak bilang ad adegan romantisnya"

"Mana? Sampai End filmnya cuma ada dracula aja! Gak ada tuh romantisnya"

"Bukan filmnya sayang, tapi kita" ujarnya yang semakin membuatku bingung. Lama - lama kakak kaya TTS bnyak teka - tekinya

"Ih apa sih? Aku makin gak jelas sama kakak"

"Kalau kamu kan takut tuh sama film horor, jadi kakak sengaja milihin film itu, biar pas adegan seram kamu meluk - meluk kakak, jadi kita romantis kan?"

Krik.. Krik.. Krik

"Apaan sih kakak? Garing tau!"

"Yee, kakak kan mau dipeluk kamu sayang, kalau pilih flm drama picisan percintaan kakak pasti di cuekin, jadi film horor aja deh kamu jadi nempel sama kakak terus"

Aku kesal dan mulai aksu mencubiti pinggangnya. Duh menyebalkan sekali!

"Geli sayang, nanti aja ah di kamar" ujarnya dengan mengedipkan matanya. Ih apaan sih? Kakak kaya orang lagi kenak ayan!

"Kakak mesum!!!" ujarku

"Lah mesumnya dari mana sih??" tanyanya pura - pura polos

"Itu barusan! Kakak bilang nanti aja di kamar sambil kedip - kedip mata"

Dia tertawa "Sepertinya otak kamu yang mesum sayang, kakak kan gak bilang nanti di kamar mau ngapaiin? Nanti aja di kamar, kita bercandanya. Malu kalau di jalan gitu maksud kakak" oh demi apa? Dia menyebalkan sekali! Dia membuatku jadi salah tingkah. Langsung saja aku meninju lengannya. Namun tiba - tiba terasa nyeri di perut bagian bawahku.

"Teta? Kamu kenapa?" tanya kakak khawatir. Rasa nyeri itu semakin kuat

"Kak, tolong beli minuman hangat ya?" pintaku. Dia memapahku untuk duduk di sebuah bangku di taman, lalu dia pergi memenuhi keinginanku

"Ini minumnya, ayo diminum" dia menyeka keringatku lalu menarikku dalam dekapannga, membiarkanku menikmati nyamannya menyenderkan badan di dadanya

"Kamu gak apa - apa? Kita kedokter?" tawarnya sembari membelai rambutku

"Aku udah gak apa - apa kak, mungkin tadi hanya kram perut saja" kilahku berbohong.

"Beneran gak apa? Kita pulang ayo. Kakak gendong ya?"

"Ah gak usah kak, lagian mobilnya deket kan? Jalan aja! Malu tau" ujarku dengan memaksakan tersenyum aku tidak mau dia semakin khawatir dengan keadaan perutku.

Semoga aku akan baik - baik saja. Aku benar - benar takut jika sampai kakak mengetahui sakit apa lagi aku.

Tbc
Selamat malam yaa semuaa

My love My Brother (END) 20+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang