Bagian 30

7.2K 311 21
                                    

Lenno Pov

Ada yang kangen sama cowo resek ini? Oke ini Pov nya buat kalian yang penasaraan sama doi!

Perasaanku lebih baik, sangat! Aku sekarang sudah bisa berbicara walaupun sedikit. Sungguh ini adalah mukjizat Tuhan. Aku juga sangat berterima kasih pada istri keduaku, Anaz dan sahabatku Rizta yang telah dengan setia menemaniku. Hanya satu, kemana Sherina?

Anaz masuk ke dalam kamarku dengan membawa nampan berisi makanan sambil tersenyum. Wanita yang sempat menghilang la dari hidupku, wanita yang mencintaiku sepanjang hidupnya, wanita yanh berjuang mati - matian untuk membuatku jatuh cinta padanya, wanita yang merusak rumah tanggaku, wanita yang menemaniku saat terpurukku. Dia wanita hebat! Syahnaz Syafira.

"Sayang makan dulu yuk udah siang"

Perlu kalian tau, aku masih duduk di kursi roda. Tubuhku belum bisa bergerak secara optimal. Bicarapun masih susah. Aku hanya membalas dengan senyum dan anggukan kepala

"Anaz.." panggilku pelan sepelan mungkin. Anaz menoleh menatapku

"Hmm?"

"Aku mau bertanya.."

"Apa sayang?"

"Dimana Sherina?" Anaz terdiam. Dia meletakkan sendok yang dipegangnya. Tidak menatapku. Dia tetap merunduk. Oh! Aku benar - benar tidak peka. Setelah selama ini Anaz yang menemaniku hingga sembuh, aku malah bertanya tentang Sherina. Pasti dia akan kecewa lagi. Aku tidak ingin dia pergi lagi seperti dulu. Membuat kedua anakku kehilangan sosoknya

"Anaz.. Maaf" ujarku penuh penyesalan. Anaz mendesah pelan

"Lenno, aku tidak bisa menutupi semuanya dari kamu. Kamu perlu tau. Walau ini menyakitkan, tapi aku harap kamu bisa sabar dan menerima semuanya"

Hatiku berdebar mendengarnya bicara. Apa memangnya yang terjadi sela aku koma? Apa Sherina berselingkuh dan menikah dengan laki - laki lain? Atau Sherina pergi meninggalkan aku, sama seperti Anaz dulu?

"Sherina.. Dia sudah.." Anaz menatapku dengan rasa bersalah, membuatku makin penasaran "Sherina meninggal" ujar Anaz yang seketika membuat tubuhku tegang dan aliran darahku terhenti. Aku merasakan jatuh dari ketinggian. Terhempas dan rasanya sangat sakit

"A-apa?"

Anaz mengangguk dan menggenggam jemariku erat " Sherina meninggal saat kecelakaan itu" ujar Anaz lagi. Hatiku remuk, rasanya semua hancur. Kenapa? Kenapa harus Sherina? Kenapa bukan aku? Jujur saja aku kecewa, kenapa aku tidak di bawa pergi saja oleh Sherina? Bagaimana aku hidup tanpa dia setelah ini?

Anaz mengusap pipiku yang basah oleh air mata, aku benar - benar merasa berduka. Aku kehilangan orang yang sangat aku cintai. Aku merasa hampa!

"Aku ada untukmu Lenno" ujar Anaz sembari memelukku. Pelukan Anaz hangat, tapi tentu yang aku inginkan pelukan dari Sherina. Tidak! Aku tidak boleh egois. Anaz sudah menantiku sepanjang hidupnya, hanya untuk cintaku. Dan aku tidak mau mengecewakannya lagi, membuatnya pergi lagi. Aku tidak mau kehilangan lagi

Aku membalas pelukan Anaz, hatiku berduka sangat berduka. Biar bagaimanapun, aku bahkan tidak sempat mengucap salam perpisahan dengan Sherina.

"Teta?" tanyaku setelah aku merasa lebih tenang. Anaz tersenyum

"Dia di Indonesia bersama Diftan, dia baik - baik saja"

"Anaz.. Bisakah kita mulai dari awal?" Anaz menoleh kearahku

"Maafkan aku yang telah banyak menyakitimu, mengecewakanmu. Aku tidak tau harus bagaimana, tapi aku akui cintamu yang tulus menyelamatkanku. Bisakah kita mulai sebuah keluarga baru yang utuh dan bahagia?" tanyaku pelan menatap mata Anaz. Aku melihat mata indah iu berkaca - kaca. Aku bisa menebak bahwa dia bahagia dengan ajakanku. Hal yang tak pernah aku lakukan selama berhubungan dengannya.

"Aku juga minta maaf telah pergi begitu saja darimu, maafkan aku"

Aku menggeleng "Aku tau, kamu pergi ada alasannya. Semua salahku yang tidak bisa adil menjadi suamimu. Aku tidak pernah melihat dan menghargai ketulusan cintamu. Maafkan aku Anaz"

Anaz mengangguk pelan, pipimya basah oleh air mata namun senyumnya mengembang dia memelukku erat "Terima kasih.. Terima kasih Lenno"

Aku membalas pelukannya dan tersenyum juga, oh Tuhan! Jujur ini sangat menyakitkan untukku, aku kehilangan Sherina dan aku harus berusaha sekeras mungkin mencintai Anaz. Anaz yang sempurna. Anaz yang selalu baik untukku, Anaz yang mencintaiku, dia cantik, tidak susah mencintainya, tapi kenapa rasa itu tetap tidak ada di hatiku?

Jika dulu aku menyerah dan berhenti berusaha mencintainya, maka kini aku tidak akan menyerah. Bagaimanapun aku akan berusaha untuk dapat membuka hati untuknya.

Sherina, dia akan selalu ada di hatiku, di pikiranku, dihati kalian dan pikiran kalian semua ...

Terima kasih

Tbc

My love My Brother (END) 20+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang