Bagian 38

8K 323 20
                                    

Teta Pov

Bahagianya aku, bisa berkumpul lagi dengan mereka. Orang - orang yang dulunya berada jauh denganku. Tapi sekarang sudah berada dekat denganku.

"Hai sayang" aku menoleh dan tersenyum pada mama yang masuk ke kamar baruku. Kami baru saja pindah rumah.

Rumah yang dulu sempat di rebut oleh Dave telah di jual Ayah, ayah ingin memulai hidup baru dengan keluarganya. Dengan cinta barunya. Mama Anaz.

"Masih banyak yang kamu rapikan?" mama duduk ditepi ranjang melihatku merapikan beberapa pakaian

"Hmm. Ya lumayan sih ma" ujarku dengan tetap merapikan baju - baju ini

"Sayang, mama punya rencana nih" mama terlihat serius. Aku meletakkan baju - baju yang aku pegang dan fokus dengan mama

"Mama ingin menikahkan Diftan"

Degh!

Jantungku seolah berhenti berdetak mendengar pernyataan mama barusan. Menikahkan Diftan? Dengan siapa? Aku dan kakak masih merahasiakan hubungan di depan semua orang. Aku dan kakak berencana akan jujur dengan mereka setelah kondisi ayah membaik.

"Mama punya beberapa anak temen mama, mama mau jodohiin kakak sama salah satu dari mereka. Menurut kamu bagaimana?" aku diam mematung. Udara di sekitarku seolah menguap. Paru - paruku mengering karena kekuranga oksigen. Sungguh ini sangat sulit membuatku bernapas.

"Teta??" mama menggoyangkan pundakku. Aku tersentak

"Ah ya ma?"

Mama menghela napas "Kamu dengeriin mama kan? Gimana menurut kamu?"

"Aku? Ya.. Aku tergantung kakak saja. Kalau kakak suka ya lakukan saja perjodohannya" ujarku. Ah! Aku tidak rela!!

Mama nampak berpikir "Mama harus memaksa dia menikah"

"Kenapa ma? Kakak kan masih muda"

Mama menatapku tersenyum "Mama ingin punya cucu" mama tertawa bahagia. Lalu mengusap rambutku dan meninggalkan aku.

Bagaimana ini? Mama meminta kakak menikah! Lalu aku bagaimana? Perasaan aku dan kakka bagaimana? Aku mencintai kakak, aku rasa kakak juga mencintaiku.

Dadaku sedikit merasakan nyeri. Ini berefek tidak baik untuk kesehatab jantungku yang lemah. Entah harus bagaimana. Mama dan ayah pasti akan kecewa dengan perbuatan aku dan kakak. Mungkinkah aku harus mengalah??

"Gak ma! Aku sudah punya pilihan lain!!" aku mendengar suara kakak yang cukup keras di lantai bawah. Dengan tergesa aku menuruni tangga.

Pasti mama sudah menceritakan niat dia menikahkan kakak, dan bisa aku tebak kakak akan menolaknya keras

"Kamu ini kenapa sih? Ya kalau kamu sudah punya calon kenalkan sama mama dan ayah! Usiamu terbilang pantas untuk menikah" ujar mama.

"Bener kata mama, ayah mau kamu segera menikah dan memberi kami cucu. Juga meneruskan perusahaan" ujar ayah. Aku berjalan kearah mereka yang sedang berdebat

Jangan tanya, hatiku terasa ngilu. Ini bahkan lebih parah dari sekedar sakaw. Air mata mendesak keluar namun aku menahannya, aku takut. Ini adalah titik rasa takutku. Aku tidak ingin kehilangan dia lagi.. Orang yang aku cintai

"Aku udah punya calonnya!" ujar kakak tegas. Aku berdiri didepannya dengan raut wajah memohon agar dia tidak mengatakan semuanya.

Kakak terus menatapku namun aku membalas dengan gelengan kepala

"Mana calon kamu?" tanya mama

Kakak tersenyum "Mama sibuk mengasingkan diri selama ini. Jelas mama tidak akan tau bagaimana rupa kekasihku"

My love My Brother (END) 20+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang