Bab 19

23 0 0
                                    

Maaf kalo banyak typo – Araitri (._.)

- - - - - - - - - - - - - -

"enggak, lupain aja apa yang gua tanya tadi."

TIIIIIN!!! TIIIIIN!!

Tiba – tiba terdengar suara klakson mobil yang membuat orang di depanku ini meminggirkan motornya, kemudian dia turun dari motornya dan menghampiriku yang sedang berdiam diri.

"Kok lo bisa disini?" ya, itu memang satu – satunya pertanyaan yang menjalar diotak ini.

Aku melihatnya menggaruk tengkuknya yang aku yakini tidak ada rasa gatal sama sekali.

"eng, itu-"

Aku semakin bingung dibuatnya.

"Itu,, gua harus kerumah temen gua"

Aku hanya menggangguk – angguk ria. "Iya udaah, terus kenapa berhenti disini?" sekali lagi aku melontarkan pertanyaan.

Aku melihatnya menengok ke kanan dan ke kiri, seperti mencari sesuatu yang hilang. Namun, sekali lagi aku percaya pasti orang di depanku ini hanya sedang mencari alasan.

"yaaaa,, soalnya gua ngeliat lo, jadi gua berhenti deh" akhirnya orang didepanku ini berucap juga.

"Iyaudah, gua jalan ya." Aku pamit ingin pergi dan hanya dihadiai anggukan oleh orang didepanku ini.

Aku berjalan beberapa langkah menuju rumahku hingga sekali lagi ada yang membuatku terhenti. Dering ponsel. Ponselku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.

Bibirku sedikit tertarik ke atas ketika aku meliat isi pesan ini. Aku hanya membalasnya dengan kata 'iya, lo juga' kemudian kembali melangkah menuju rumah.

Rumah bergaya minimalis sudah tercetak jelas di mukaku. Dengan pagar berwarna cokelat dan dinding rumah yang berwarna kuning dengan aquarium yang tidak besar di teras rumah ini selalu memberi kesan nyaman. Aku membuka sepatu dan kaos kakiku kemudian melangkah masuk.

"Bun, Lisa pulang" ucapku, namun aku tidak mendengar balasan apapun.

Aku melangkahkan kakiku memasuki kamar yang berwarna lavender yang selalu memberi kesan damai, tentram. Haha apa deh, lupakan. Intinya kamar ini adalah tempat terbaik untuk berdiam diri.

"Ga makan Sa?" aku yakin itu teriakan Bunda.

"Nanti" aku hanya menjawab seadanya.

Tas sudah berada di lantai, jaket sudah di letakkan di dekat tas, seragam telah berganti kaos. Yap! Kerjaan rutinku selesai haha. Aku merebahkan diriku di atas kasurku yang empuk. Tanganku sudah bergerak untuk membuka LINE, dan karena aku membuka grup kelasku sekarang, dan di sana membicarakan tugas besok, seketika aku bergerak untuk mencari buku daftar tugasku. Seingatku hari ini aku tidak membawa buku catatanku.

Aku terus mencari, dan menemukan sebuah buku kecil yang aku pikir itu adalah buku catatanku. Jangan salahkan aku kalau aku salah mengambil buku karena tidak melihat sampul buku. Aku tidak pernah ingat atau mungkin aku tidak mau mengingat cover buku yang aku punya karena mungkin aku sudah dibiasakan untuk tidak menilai buku dari covernya. Oke, Abaikan. Itu memang kebiasaan burukku tidak pernah ingat cover buku.

Aha! Aku benar kalau aku salah mengambil buku. Ini justru buku harianku, dan aku baru menyadari sudah terlalu lama aku tidak membuka buku harian ini. Aku membaca dengan cepat isi buku ini. Haha aku hanya bisa tersenyum ketika aku kembali mengingat saat hari-hariku terlewati. Sekarang sudah kelas 12, berarti aku menyukainya hampir 3 tahun. Berarti aku akan semakin dengan dengan hari dimana otak akan bekerja secara maksimum. Berarti aku sudah bersama teman-temanku ini hampir 3 tahun lamanya. Benar – benar tidak terasa.

Tanganku kembali bergerak untuk mengambil ponsel dan melihat mpc. Bagaimana ya kabar mpc itu? Seperti yang ku duga. Aku melihat Genta dan Damar telah meninggalkan mpc. Berarti sisa aku, Raina, Tami, Ara, Dika, Arsen, Isal. 7 orang. Ini buruk? Ya! Ini buruk!

Ini sudah diambang batas, sudah sangat pasti kalau mpc ini tidak akan pernah utuh kembali. Kalaupun ini memang tidak pernah bersatu, tetapi aku senang pernah merasakan kita semua pernah bersatu hanya untuk mengerjakan pr, hanya untuk bercengkarama, hanya untuk menjadi teman.

Aku pernah baca, dan pada akhirnya sahabat satu persatu akan pergi. Entah untuk cita – cita, cerita cinta, ataupun kemajuan diri. Tapi satu hal yang pasti, sejauh apapun kalian pergi, kalian tetap harta terbaik yang selalu dihati dan tetap kunantikan hingga pulang kembali.

Karena aku percaya tidak ada yang mustahil. Mungkin sekarang kita berpencar, berpisah, berjalan di jalan masiing-masing. Namun, kita tidak akan tahu kedepannya, mungkin waktu akan mempersatukan kita semua kembali, atau mungkin karena kita pernah bersama, otak kita akan memberi signal untuk mempertemukan kita di waktu yang tidak terduga.

Dreet.. Dreeet.. tiba-tiba ponselku bergetar.

Tamaai : Sampai dengan selamat kan? Tadi kenapa lu ga bareng gua aja ya dari depan komplek? Haha. Selamat istirahat.

- - - - - - -

Hai Hai, maaf sudah lama ga update, dan maaf mau memberi kabar buruk, kalau cerita ini, dan semua cerita yang lagi dalam proses akan diberhentikan dahulu, alias tidak akan ada update. Karena saya ingin melaksanakan ujian nasional. Jadi, semua cerita yang dalam proses akan dilanjutkan setelah ujian nasional selesai. Untuk semuanya mohon doanya yaa.. dan bagi yang melaksanakan ujian nasional juga, semangat! Jangan lupa berdoa ya ^^ - Araitri


(Best) FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang