Benar, waktu memang terus berjalan. Tidak pernah berhenti dan menetap di suatu hari. Lisa menyadari waktu benar - benar telah berjalan sangat jauh mendahulunya. Sudah 8 hari terlewat setelah Raina berhasil memberi tahu akan rahasianya. Rahasia yang entah sejak kapan. Lisa jadi teringat akan perkataan Raina.
“Kalau itu emang rahasia, ya aku ga akan kasih tahu siapa – siapa. Cuma aku dan Tuhan yang tahu”. Ujar Raina tepat saat Lisa dan Raina sedang asik mengobrol di tengah – tengah pelajaran.
Lisa masih ingat perkataan itu secara detailnya. Ternyata apa yang kita ucapkan belum tentu sepenuhnya benar. Nyatanya Raina telah membongkar satu rahasia yang baginya sangat besar. Nama orang yang pertama kali dia suka.
Lisa juga baru teringat. 2 hari lagi itu tahun baru. Lisa berpikir, adakah acara untuknya dihari itu?
“Dek! Cepetan. Udah siang” Tiba – tiba kakaknya dari luar berteriak sambil menggedor pintunya. Dan Lisa baru tersadar dari lamunannya. Ini hari senin. Dan setiap hari senin kakaknya pasti akan berangkat lebih pagi. Katanya sih dengan alasan dia ingin bertemu dosen pebimbing tugas akhirnya, dan dosen itu hanya punya waktu luang di senin pagi.
Tidak ada jawaban dari Lisa. Lisa hanya segera merapihkan kemeja putihnya, roknya, dan juga segera memakai dasi berwarna merah yang biasanya dia pakai khusus hari senin.
Masih ingat kan? Kalau sekolah Lisa dan teman – temannya itu memang memiliki seragam yang berbeda dari sekolah yang lainnya. Walaupun sekolah Lisa memang berada di bawah dinas pendidikan, tapi karena seragamnya yang berbeda dari sekolah lain, itu justru memberikan kesan dia berada di sekolah swasta. Tapi menurut Lisa perbedaan ini justru memberinya rasa nyaman.
Lisa segera mengambil jas hitamnya, salah satu dari atribut seragam sekolahnya, kemudian segera keluar kamar untuk sarapan seperti biasa.
“Pagi” sama bunda. Selalu ada senyuman manis disana. Dan itu menjadi pertanda kalau dirinya sedang bahagia.
Lisa hanya membalasnya dengan sebuah senyuman.
“Sarapannya yang cepet dek, hari ini kamu bareng kakak”
Lisa mengangguk, menandakan dia mengerti bahwa kakaknya sedang buru – buru.
“Mau apa? Kamu buru – buru banget?” Tanya ayah dengan tetap menikmati teh hangat buatan istrinya.
“Mau ketemu dosen, dosennya ada kelas pagi, jadinya aku harus berangkat lebih pagi buat ketemu dosennya.”
Lisa tahu, sangat tahu kalau kakaknya ini berbohong. Kenapa Cuma setiap hari Senin kalau dia mau ketemu dosen? Kenapa Cuma di hari senin dia berangkat sepagi ini?
“Soalnya kemarin dosennya udah ngasih setuju di bab awal. Tinggal lanjutin ke bab dua” terang kakaknya Lisa. Riza.
Yup! Alasan kedua kenapa Lisa tahu kakaknya berbohong! Ini sangat mudah untuk mengetahui kalau kakaknya itu berbohong atau tidak. Disaat dia berbohong dia kana terus berbicara membuat orang lain, termasuk kedua orang tuanya tidak ada kesempatan untuk berbicara. Dia akan terus berusaha berkata apa yang sepertinya masuk akal, tapi kenyataannya justru ada kesan canggung dan kaku disaat dia berkata banyak. Karena Lisa tahu, sifat asli kakaknya adalah hanya banyak berbicara ketika dia mulai iseng, dan dia akan sangat irit berbicara ketika dia sedang tidak menutupi apapun.
- - - - - - - - -
Lisa masuk kedalam mobil kakaknya. Di perjalanan hanya terdengar suara lewat radio. Tidak ada satu pun yang memulai pembicaraan, semuanya terlarut dalam pikirannya masing – masing. Lisa sudah terbiasa termenung sekarang.
Dengan alasan yang tidak jelas pengakuan Raina sewaktu itu justru terngingang di benak Lisa. Apalagi ditambah Genta yang sepertinya sedang melakukan usaha untuk mendekati Raina, dan sepertinya Raina juga menerima dengan senang hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Best) Friend
Ficção AdolescenteHanya ajal yang dapat memisahkan persahabatan kita. Pikir Lisa ketika ia baru saja mengerti arti kehidupannya kini. Walau ini berawal hanya dari multi-person chat in Line tapi ia sungguh mengerti bahwa ia bersama kesepuluh temannya yang akan menjadi...