Chapter 1 : Déja Vù?? On Our First Meeting?

342 12 4
                                    

Haii, aku adalah author cerita ini, SHIOTA Mai~ Boleh panggil shiota aja biar singkat~

Ah jangan lupa dengerin OP alias Opening Theme dari cerita ini~
Selamat membacaa~~😄😄😄

-----------------------------------------------------------

Aku, Tsunemori Rina adalah seorang murid pindahan dari Jepang. Adikku tinggal di Indonesia bersama kakekku tapi, kakekku itu meninggal sebulan yang lalu.

Jadi, aku ingin menemani adikku dan karena itu aku pindah sekolah juga ke Indonesia. Akhirnya aku lepas dari orangtuaku yang selalu nempel dengan peraturan... Tetapi...

*pulang dari sekolah*

*membuka pagar* "Hm? Kotak apaan nih?" Aku bawa saja kotak itu ke dalam rumah.

"Onee-chan pulang nih, Rei!" Kataku sambil membuka pintu, dan setelah itu memasukkin kotak itu.

"Onee-chan, okaeri!" dengan senyuman, adikku Rei langsung menyapaku

*menaruh di lantai* "Fiuhh.. Berat aja nih kotak.. Isinya apaan-- Ini... Surat?" Kataku.

"Itu apaan, Onee-chan?" Tanya adikku yang ingin tahu.

"Aku ga tahu.... Mungkin aku bisa tahu jika lihat apa dalam surat ini..." Kataku.

*isi surat*
"Rina.. Apa kabar? Apa kamu baik-baik saja? Kotak ini berisi sesuatu agar kamu dan adikmu tidak kesulitan dengan sekolah dan kehidupan setiap hari... Oh ya kasih salam ke adikmu Rei, ya? Dari Papa dan Mama."

"Hah? "Tidak kesulitan dengan sekolah.." Aku aja ga peduli dengan sekolah... Ternyata ini dari Mama dan Papa, Rei." Kataku.

"Benarkah?! Tapi isinya apaan ya??" kata Rei.

"Kuambil pisau kecil dulu. Tunggu sini ya." Kataku

Setelah balik dari dapur mengambil pisau kecil buat membuka kotaknya, aku langsung buka kotaknya dan ternyata isinya...

"Ini... Semua uang Rupiah?! Jumlah ini kelebihan, mah... pah..." Aku kaget dengan jumlah duit segini...

(Selalu saja kelebihan ya, Ratu Muda dan Raja Juragan Meong) kataku dalam hati

"Wahhh... Kalau begini, kita tak akan kesulitan dengan membayar SPP sekolah dan makan setiap hari dong!" Adikku lebih terkesan sih daripada kaget...

"Aku aja udah kerja, tapi mereka masih suka kelebihan. Orangtua kita itu ya.. Haaah..." Kataku sambil menghela napas.

"Tapi itu berarti mereka sayang dengan kita dong! Sampai mengirimkan duit sejumlah ini dari Jepang!" Mata Rei jadi kayak berkilap-kilap.

(Tapi duit sejumlah ini kalau dipakai secara boros, batasnya hanya setahun. Harus hemat... Tunggu-- Gimana caranya mereka dapat duit Rupiah di Jepang?? Aku ga ngerti deh...) Kataku dalam hati.

"....Haaah... Ya makasih banget, mah, pah." Kataku.

Setelah itu, aku menyimpan kotak itu di tempat yang aman. Ya ngeri perampokan.. Sebetulnya, aku seharusnya tidak khawatir. Soalnya rumah ini.... Banyak perangkapnya... Bahkan yang mematikan.. Hanya aku sih yang tahu. Keluargaku itu terlalu mengherankan emang.

Esok hari...

*batuk* "Sekarang flu? Benar-benar mengang-- hacchu!! Menganggukan..!! " *batuk*

"Onee-chan, sakit ya? Aku yang telponin ke wali kelasmu ya..!!" Aku tahu dari suara teriaknya dia khawatir.. Hm.. Ya jika tidak ada adikku Rei itu, aku tak bisa ngapa-ngapain sekarang. *senyum*

*telpon*

"Onee-chan, udah kutelpon jadi diam dan istirahat ya!" Teriak Rei yang sudah di dekat pintu.

Aku tak bisa jawab apa yang Rei omongkan, suaraku juga tak benar..

"...Onee-chan, aku berangkat ya!" Teriak Rei.

Aku langsung keluar dari kamarku dan hanya melambai tangan dari lantai 2.

.......

.......

.......

Tak terasa, tetapi sudah siang saja. Lebih tepatnya udah jam 2 siang.

"...Ehem... Makan deh.. " *batuk* Kataku.

*DING DONG, DING DONG*

"Siapa ya siang-siang gini? Oh.. Iya, iya, aku datang!" Kataku.

*Buka pintunya* "Maaf, tapi apakah Tsunemori Rina disini?" Kata seseorang cowo... (Siapa...?? Tunggu, dia itu..) kataku dalam hati

"Iya, saya sendiri...*batuk*." Kataku.

"Oh, Tsunemori-san, ini tugas dari pelajaran bahasa inggris tadi di sekolah, dikerjain ya... Dan, gws ya." kata cowo itu sambil melambai tangannya dan pergi.

"Dia.... Lah? Gimana dia lewatin perangkap yang ada di depan rumahku... Oh ya! Scanner yang di pagar ngeidentifikasi dia sebagai orang biasa ya. Haha. Pasti begitu....." Kataku.

Tapi, aku masih tidak begitu percaya.
Dengan rasa kekhawatiran, aku cek scanner di depan pagar.

"Tak ada apa-apa kok... Mungkin aku hanya terlalu khawatir." *batuk* Kataku.

Tetapi setelah itu, aku merasa... Aku kenal cowo itu darimana ya.... Tapi, karena aku lagi sakit, jadi aku hanya berspekulasi ini sebagai déja .

-Bersambung-

-----------------------------------------------------------
Jangan lupa mendengarkan ending theme yaa~😄

A/N :

Hallo semuanya,
Saya baru pertama kali membuat cerita jadi mohon maaf bila ada kesalahan dalam kata atau salah penulisan.

Minna-san, yoroshiku onegaishimasu.

Dari, SHIOTA Mai

P.S : Oyasumi, minna-sann..😪😪

Edit : Bagian ini ada yang kutambahin karena temanku menunjukkan ada yang membingungkan baginya.

Sampai ketemu bagian selanjutnya🙋

OTAMatorWhere stories live. Discover now