Chapter 14 : Missing?! [ III ]

6 2 0
                                    

Tak ada yang bilang dia akan nyusul sebagai guruku!

Ya, tapi... Kalau dipikir lagi, mungkin itu cara efektif untuk melindungiku di sekolah. Kalau aku bekerja? Ah.. Aku lupa aku bekerja di rumah dan tak keluar kemana-mana.

(Kono baka!) Kataku dalam hati. Aku hampir tampar diri sendiri karena lupa dengan itu.

Sekarang, masalahnya... Perlu banget ya kalau ada satu cowo cakep datang sebagai guru, terus cewe-cewe di satu kelas heboh semua? Emang ini skenario di film ya?

Ini satu hal yang aku ingin hindarkan.. Haah..

(Kouno-kun, Aoto-nii-san, Shinjurou, semuanya segala cakep sih... Ini kan bukan dunia anime!) Kataku dalam hati.

"...Saya hanya sebagai guru dan pengganti sementara wali kelas kalian semua, dan... Satu hal lagi. Saya sepupu Tsunemori-san yang sedang duduk di belakang dan terkejut dengan situasi sekarang." Kata Shinjurou.

(HAH?! Se-se-sepupu?! Gausah pakai background semacam itu! Nanti pada nyerang aku buat info tentang kamu, Shinjurou baka!) Kataku dalam hati.

Sekali lagi, kubilang-ini bukan dunia anime dimana semuanya akan berjalan mulus seperti keinginan sang penulis.

#Author's POV#

"...Haaah...."

Rina menghela napas, apalagi karena situasi barusan yang terjadi..

"...Saya sepupu Tsunemori-san.."

Tiap kali dia teringat kata-kata itu, dia merasakan akan diserang cewe-cewe satu kelasnya, tapi nyatanya tidak. Ya ini bukan film, itu tak mungkin terjadi.

Untung saja tak terjadi apa-apa, pikirnya. Meski sedikit, dia lega.

(Sampai rumah kutendang juga tuh orang!) Dalam hati ia berkata, dengan kesal.

"...Lagian background seperti itu tak usah disebutkan. Bisa kan bilang udah menikah atau pakai alasan lain, bawa-bawa sepupu segala mentang-mentang kenal dari sejak aku bayi.." Keluhku.

*Sigh*

"Kamu tak apa, Rina? Kamu tarik napas mulu dari tadi.." Kata Annisa.

"Tak apa. Hanya saja... Aku beneran perlu menonjok sesuatu sebelum aku menonjok guru itu..!" Aku sampai mengepal kedua tanganku karena kebawa kesal.

"...Yang sabar Rina. Aku mengerti kamu tak mengerti yang barusan terjadi, tapi dia itu guru, walaupun dia sepupumu, kamu tak boleh menonjoknya..." Kata Melinda.

(Geh. Kata-katanya melibet. Tapi ya, walaupun disuruh sabar, kesabaranku udah habis!!) Dalam hati, ia berkata.

Rina langsung menatap Kouno. Apa mungkin dia tahu tentang ini, tapi tak kasih tahu ke Rina, seperti Ryuu dan Mikuo tadi pagi? Tanpa sadar, mungkin Rina sudah melotot ke Kouno....

(...Geh.. Dia melototku kayak apaan aja.... ) Dalam hati, Kouno berkata.

"Aku sumpah tak tahu apapun tentang Shinjurou menjadi guru. Aku aja kaget." Bisik Kouno di kuping Rina.

"Serius enggak tahu apapun?" Jawabku dengan suara kecil.

"Iya, aku jujur dan sumpah demi apapun." Balas Kouno dengan suara kecil juga.

"...Yasudah kalau begitu." Kataku.

"Oii!! Kalau kelamaan ngobrol nanti kita tinggalin nih! Waktu istirahat cuma sebentar!" Kata Annisa.

(Aku heran mereka berbisik-bisik apaan..) Dalam hati, Melinda berkata.

"...O-Ouh... Iya!" Kata Rina dan Kouno bersamaan.

OTAMatorWhere stories live. Discover now