Gone
"Eomma appa" seorang gadis kecil duduk sambil menangis menatap bingkai foto ibu dan ayahnya
"Yak Park Sandara!!!" Seru seseorang
Gadis itu menengok kala suara laki-laki itu membuatnya berhenti menangis "Yak Park Dara kau cengeng sekali jangan menangis!!!" seru bocah laki-laki sambil mendekat padanya.
"Dasar cengeng! Lihat wajah mu tak lagi cantik! Bagaimana aku bisa menikahi wanita jelek sepertimu berhenti menangis !!" Tegas bocah itu
Wanita itu berhenti menangis lalu menatap bocah laki-laki yang kini berdiri dihadapannya sambil memasang muka masamnya
"Yak! Oh Sehun kau kira aku mau menikah denganmu aku ini masih kecil Lagi pula aku juga tidak mau menikah dengan bocah ingusan!!!" Sarkasnya dengan wajah merah padam yang terlihat begitu manis.
Bocah laki-laki itu tersenyum melihat gadis didepannya, betapa gemas dirinya ketika pujaannya itu bisa mengembangkan senyumnya ketika dirinya sedang merasa teramat tidak baik.
"Dara-ah kau tau kau terlihat manis saat marah dan kau melupakan semua kesedihanmu, aku Oh Sehun suatu hari akan menjadi pendamping hidupmu jadi tunggu aku 16 tahun lagi aku akan menjadi—"
"Yak apa kau gila!!" Potong gadis bernama Dara membentak bocah bernama Oh Sehun, bagaimana tidak kali ini lagi-lagi laki-laki itu dengan lancang membuat dirinya tersipu kembali, benar ia sudah melupakan apa yang sedang terjadi.
"Park Dara nanti di masa depan kau akan menikah dengan ku arraseo!!" Sehun melipat satu tangan di dadanya bersumpah.
"Yak Oh Sehun geumanhae!" Seru Dara.
Seperti dengungan yang selalu terngiang dalam telingannya saat mengingat memori dimasa lalu itu, bagaikan hal yang nyata seorang pria dan gadis kecil yang selalu bersama-sama melewati semua kenangannya.
Kini hanyalah sebuah angan, bagai debu yang tertiup angin semuanya telah menghilang, kenangan suka duka itu yang dibangun dari waktu ke waktu harus pupus dimakan waktu.
Satu harapan ia selalu berdoa gadis masa lalunya dapat kembali, pria kecil yang selalu bersikeras meminta gadis kecil bernama Dara menjadi pengantinnya kini sudah menghilang.
Sekarang pria itu berdiri di dekat tebing menghadap lautan biru, diiringi deburan angin dan gemuruh ombak. Dengan setelan jas hitam dan sebuket bunga di tangannya.
Ia masih menatap kosong dan tak tahu harus berbuat apa, tak mampu lagi mengungkapkannya, mengingat lagi dan lagi seperti kaset yang rusak.
Memorinya terus mengingatkan pada gadisnya itu dan membuat hatinya semakin terluka lebih dalam dengan beribu penyesalan.
Butiran itu melesat jatuh satu persatu saat tangannya menyimpan buket bunga di atas tanah di ujung tebing dan dengan berat hati ia mengatakan
"Istirahatlah"
To be continued...
P.S : Mungkin awal-awal saat membaca akan terasa kurang enak karna penulisan ku yang belum terbenahi. tapi aku pastikan untuk (chap 6 dst) penulisanku sudah ditahap yang lebih baik. *Tentu, dengan gaya bahasa yang baik, alur cerita akan lebih menarik* i will make it worth to be awesome stories
Thanks for reading dan silahkan tinggalkan jejak.
Love
Asca
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince And I [Revisi berjalan]
FanfictionCinta sejati tidak di dapat dengan mudah, mungkin itu terjadi pada Park Jiyeon, ibarat kata menunggu saja mustahil atau menyerah saja adalah jalan terbaik. Oh Sehun tidak pernah tahu jika wanita yang selama ini ditakdirkan dengannya, bukan cinta per...