Kenangan pergi bagi siapapun yang melupakannya, dan tinggal bagi yang terperangkap didalamnya.
Tak perlu dipahami, yang harus kau lakukan buat kenangan baru lantas kenangan yang lalu akan tersimpan dibaliknya.
Pilu tapi kau akan mengerti
To understand
Terlihat sangat megah ruangan yang dikelilingi oleh hiasan mewah itu, jendela bening dengan gorden merah marun disebelah kiri, meja makan dengan muatan duabelas kursi di tengah ruangan dan sebuah lukisan tergantung di sebelah kanan dinding ruangan.
Keluarga yang tepatnya menempati rumah itu, sedang menikmati sarapan paginya dengan tenang, beberapa pelayan rumah senantiasa berdiri di ujung pintu masuk ruangan dan seorang kepala pelayan melayani disebelah pria paruh baya yang duduk di kursi—paling ujung, di sebelah kanannya ada seorang wanita paruh baya duduk anggun penuh ketenangan, dan di sisi sebelah kirinya seorang pria muda tampan dan gagah duduk menyantap makananya dalam diam.
Hanya ketenangan yang dirasakan dalam ruangan itu dengan terdengarnya suara sentuhan garpu dan pisau yang bergesekan dengan piring porselin
Treng..
Tiba tiba seorang anggota keluarga, tepatnya pria muda yang duduk di sebelah kiri kini sedang mengusap bibirnya dengan serbet lalu beranjak dari tempatnya.
Pria paruh baya yang duduk disebelahnya menghentikan aktifitasnya begitupun dengan istrinya.
"Ada apa dengannya" protes pria paruh baya itu lalu mengehela jengah.
Wanita paruh baya yang elegant itu tapi tak menghilangkan kesederhanaanya mengusap punggung tangan suaminya.
"Ia sedang mencoba" jawabnya dengan raut wajah yang terlihat sedikit keriput itu, ia menyungging senyum lembutnya.
"Tapi sekarang ia sudah dewasa dia harus menerima semuanya dan membuka lembaran baru" lagi dengan pasrah pria itu berkomentar
Istrinya hanya menguatkan suaminya dengan mengusap lembut tangannya "Dia masih merasa kehilangan, jadi wajar saja bila dia seperti itu. Aku juga tahu kau rindu dia yang ceria, begitupun aku" lagi wanita di sebelah—istrinya berusaha menjelaskan
Pria paruh baya itu menarik serbetnya untuk mengusap mulutnya "Yeobeo, aku akan menjodohkannya dengan seseorang"
"Siapa?"
Pria itu berdehem sambil menurunkan serbetnya "Ada seorang sahabat lama, ia memiliki seorang putri. Aku rasa ini kesempatan besar untuknya membuka kehidupan baru" terangnya
Wanita itu lantas mengerutkan keningnya
"Apa aku mengenalnya?"Pria itu tersenyum ramah "Park Jaesuk, ia sudah lama tinggal di Busan setelah kepergian mendiang istrinya"
Matanya berbinar menyambut perkataan suaminya tentu karena wanita itu mengenal sosok pria yang disebut namanya itu, rasanya wanita ini sudah tak sabar untuk melanjutkan rencana yang dimulai pria tua dihadapannya.
"Sudah lama sekali rasanya, dulu anaknya masih sangat kecil. Baiklah jika begitu aku tidak keberatan"
Pria itu tersenyum kecil sambil menegapkan sandarannya "Aku kebetulan ada perjanjian bisnis dengannya. Sepetinya mengundangnya makan malam bisa menjadi salah satu alasan untuk membawanya kemari"
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince And I [Revisi berjalan]
FanfictionCinta sejati tidak di dapat dengan mudah, mungkin itu terjadi pada Park Jiyeon, ibarat kata menunggu saja mustahil atau menyerah saja adalah jalan terbaik. Oh Sehun tidak pernah tahu jika wanita yang selama ini ditakdirkan dengannya, bukan cinta per...