Chapter 8

4.2K 393 28
                                    

A Moment

Salju sudah turun untuk malam itu, sedang Sehun melepaskan tautannya lalu menatap Jiyeon lebih dalam ketika ia rasa itu adalah kesempatan yang tepat.

Entah kapan mereka bisa sedekat dan secepat ini untuk saling mengenal, atau memang keduanya memiliki nasib yang sama. Jiyeon menunduk malu rasanya hari ini adalah hari ter-gilanya selama ia hidup. Pria dihadapannya jelas-jelas dengan lancang menciumnya tapi apa yang ia lakukan hanya mematung lalu ia sendiri memejamkan matanya kala Sehun mengambil kendali.

Apa Jiyeon mulai jatuh cinta?

***

Pagi datang dengan cerah bercampur dingin, tanah yang mulai tertutupi salju dan beberapa dahan pohon seolah berganti dengan putihnya.

Keluarga Oh selalu disibukan di awal pagi, Jiyeon menurun tangga dengan tergesa lalu menghampiri ruang makan dengan sumringah semua pelayan disana baru saja meletakan makanan yang akan disajikan begitu dengan nyonya Oh yang tengah menatanya.

"Selamat pagi eomma!" Seru Jiyeon lalu berhambur memeluk ibu mertuanya.

Ia duduk terlebih dahulu kemudian tak lama seorang pria paruh baya datang, mengintrupsi istrinya memberi ciuman di pipi lalu duduk di kepala kursi.

"Selamat pagi abeonim!" Sapa Jiyeon dengan cengiran khasnya, diikuti dengan nyonya Oh yang duduk dihadapannya.

"Selamat pagi Jiyeon, mari kita makan"

Jiyeon memanjang-manjangkan kepalanya menatap kearah tangga tapi nihil ia tidak melihat Sehun datang.

"Kemana Sehun" sela Jiyeon ketika kedua orang tua dihadapannya sudah mengangkat sendok dan garpunya.

Tuan Oh tersenyum kecil "Dia akan turun nanti, makanlah Jiyeon"

Jiyeon lalu duduk diikuti anggukan dengan sedikit tersenyum lalu menyabet sendok dan garpunya.

Mereka menikmati makan pagi itu dengan tenang walau tanpa anggota keluarga yang lain. Tuan Oh mengelap bibirnya dengan serbet lalu menatap gadis disebelahnya.

"Jiyeon apa kau punya acara hari ini?"

Jiyeon menurunkan serbetnya lalu mengangguk mengiyakan "Aku akan pergi dengan Suzy dan Iu, ada apa?"

"Ahh, teman-temanmu berada di Seoul?"

Jiyeon mengangguk "Tadinya aku akan meminta izin kepada eommonim dan abeonim, tapi karena sekarang abeonim sudah menanyakannya aku sepertinya tidak perlu menjelaskannya lagi"

Nyonya Oh mengangguk setuju "Baguslah karena kami berdua memiliki acara, aku akan pergi dengan beberapa organisasi bersama Sehun"

Tuan Oh membersihkan dirinya lalu melonggarkan duduknya "Aku rasa kau perlu membangunkan Sehun Jiyeon ia tidak biasanya tidur selama ini dan sulit untuk dibangunkan"

"Aku!" Jiyeon menunjuk dirinya sendiri ketika tuan Oh baru saja menitahnya untuk membangunkan Sehun.

Nyonya Oh tersenyum senang-mengingat kejadian yang lalu membuatnya sepenuh hati senang dan mempercayakan Sehun pada Jiyeon.

"Cepatlah aku akan mempersiapkan sarapan untuknya"

Jiyeon menarik sudut bibirnya untuk tersenyum-sedikit terpaksa, jika sekarang ini ia bukan manusia mungkin ia tidak akan semalu itu. Ia tidak ingin menampakan wajahnya dihadapan Sehun sebenarnya, mengingat kejadian semalam saja sebuah bencana besar untuknya. Lalu bagaimana dengan nasibnya sekarang?

Menatap pintu kamar dihadapannya saja membuatnya sesak nafas, ya sekarang disinilah Jiyeon didepan kamar Sehun dengan segala pikirannya.

Padahal ia hanya perlu membuka kenop pintu membangunkan Sehun dan semua itu selesai. Tapi tidak menjadi mudah karena sialnya ciuman semalam tidak bisa hilang dari pikirannya.

Prince And I [Revisi berjalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang