Sebenernya bukan mau php tapi memang ga ada waktu buat lanjut cerita aku juga tau kalian pasti kesel banget nunggunya tp duniaku memang lagi disibukan sama kegiatan baru. Ini Chapter terakhir jadi lumayan agak panjang.
Ps: Bacanya tolong pelan-pelan, aku jamin bakal ngena.
Happy reading!!
[Journey]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Song, Dk - I'm First
***
Belum genap enam hari Jiyeon menjenguk ayahnya, ia sudah menganggap ruangan yang kini ia tempati sebagai rumahnya sendiri. Setelah ayahnya, kini Jiyeonlah yang mulai menerima kondisi baru seperti ini.Ia mulai membawa semua kenangannya kembali dan meninggalkan semua kenangan yang baru ia bangun begitu saja. Ia salah dan semua yang dilakukannya sebuah kesalahan besar.
Tidak akan ada yang menyangka bahwa ia akan benar benar terluka.
Anhi
Suzy adalah orang yang telah memperingatkan ini semua. Tapi ia juga menjadi orang yang tidak sengaja telah melukai hati Jiyeon.
Iu sempat berpikir Suzy memang keterlaluan hingga bisa menyembunyikan semuanya, tapi kini Iu juga berpikir apa yang Suzy lakukan adalah caranya untuk melindungi Jiyeon.
Bukan tanpa sebab, ia hanya khawatir semua yang pernah terjadi terulang kembali dan membuat Jiyeon harus merasakan sakit yang sama--lagi.
Tapi karena rasa khawatir itulah semua ini terjadi.
Suzy dianggap salah, itulah yang terjadi. Jiyeon merasa bahwa Suzy tidak seharusnya menutupi ini, tidak seharusnya ia diam.
Jiyeon masih senantiasa berada disebelah ayahnya.
Suzy yang berada di ambang pintu mulai merasa gerah akan semuanya, ia tidak bisa melihat gadis dihadapannya diam dan tidak menyadari keadaan yang ada.
Suzy mengambil langkah dengan rasa kasihannya.
"Apa kau akan seperti ini terus?"
Jiyeon hanya diam, ya Suzy sangat tahu mengapa ia diam. Karena Suzy tidak akan membalikan keadaan dan lagi Jiyeon menyalahkannya karena tidak memberitahu keadaan ayahnya. Tapi hal yang benar adalah Suzy masih sadar dan tidak lupa dengan apa yang ada.
Tidak. Jangan menyalahkan Jiyeon, ia tidak salah hanya saja keadaan yang membuatnya menjadi salah.
Maka dari itu, harus ada seseorang yang membuatnya membuka mata untuk melihat apa yang benar.
"Kau bisa salahkan aku semaumu. Tapi kau tidak bisa seperti ini"
Jiyeon beranjak dari tempatnya dan mulai menatap Suzy.
"Kau bahkan tidak bisa menjelaskannya sekarang"
Mata Suzy mengkilat, "Semua demi kebaikanmu"
Jiyeon tidak tersenyum bahkan air mukanya tidak bisa dideskripsikan begitu jelas.
"Ayahku! Kau melihat ayahku terbaring disana selama tiga tahun lamanya! Kau tahu eoh! Kau tahu semuanya! Kau berhubungan denganku tanpa memberi tahu keadaannya! Kau diam dan menyembunyikannya! Lalu apalagi!"
Kini emosinya tak terbendung lagi ia bahkan membuat air matanya keluar begitu saja.
Suzy hanya bergetar menangapinya setelah ia tersentak karena Jiyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince And I [Revisi berjalan]
FanfictionCinta sejati tidak di dapat dengan mudah, mungkin itu terjadi pada Park Jiyeon, ibarat kata menunggu saja mustahil atau menyerah saja adalah jalan terbaik. Oh Sehun tidak pernah tahu jika wanita yang selama ini ditakdirkan dengannya, bukan cinta per...