Chapter 5

4.6K 404 33
                                    


(Dalam revisi)

Different

'Aku tidak mengerti...'

'Dia akan datang jika waktunya tepat, kau akan bertemu dengannya'

'Siapa?'

'Pengganti masa lalu'

'.....'

'Dia yang akan berjuang untukmu'

'Apakah aku bisa menerimanya?aku tak yakin'

'Kau bisa melihatku betapa aku terluka dengan semua masa lalu,....

Kini kau harus mengubahnya'

'Mengapa harus kuubah? Aku yakin semua akan sama seperti dulu'

'Pahamilah kau harus menghapus masalalumu, dengan masa depan mu...

Dia akan hilang jika masa depanmu datang'

***

Keduanya masih nyaman dengan posisi yang canggung itu, tentunya bagi Jiyeon. Entah mengapa jantungnya seperti akan copot, aliran darahnya berdesir seolah hal salah baru saja terjadi.

Bagi Jiyeon ini konyol. Tapi bagi Sehun ini bukan sebuah bayangan. Menyelami memorinya lebih dalam seolah hal lama telah terulang kembali.

Masa lalu yang tenggelam kembali datang dari secercah bayangan memori, seperti singgah tanpa arahan.

Dua anak dengan umur dipertengahan saling tersenyum karena kejadian yang baru saja mereka alami lantas tertawa lalu menatap satu sama lain. Lebih tepatnya anak laki-laki itu sedang tersipu sambil memberanikan dirinya untuk terlihat lebih gentleman.

'Bisakah aku meminta sesuatu darimu?'

Gadis itu mengangguk kecil sambil tersenyum sumringah 'Katakanlah'

Dengan malu-malu laki-laki kecil itu menimang sambil menekan tumit kakinya. 'Cium aku'

Gadis itu terdiam seketika lantas menatapnya sedikit canggung, tapi seketika ia malah terkekeh seolah-olah itu hanya lelucon laki-laki kecil itu.

'Andwae, aku akan menciummu jika sesuatu yang besar telah kau lakukan tapi sebagai gantinya'

Gadis itu mendekat lalu memeluk bocah kecil itu tanpa ragu.

'Bagaimana?' Ujarnya disela-sela pelukan yang ia berikan pada bocah itu.

Bocah laki-laki itu mengangguk setuju sambil membalas pelukan yang diberikan oleh gadis yang lebih tua darinya itu sambil tersipu.

Kenangan itu jelas-jelas telah terlewati entah mengapa ia tidak bisa membuat kehendak atas otaknya yang berputar tak terarah. Lantas Sehun tersadar dengan Jiyeon yang kini sedang ia dekap cukup erat.

Rasa malu merambat pada kulit Jiyeon hingga ketika Sehun melepaskan pelukannya Jiyeon langsung menggaruk belakang lehernya yang tak gatal karena canggung. Lihatlah betapa malunya ia hingga pipinya merona.

Sial.

Jiyeon merutuki dirinya sendiri atas kejadian tidak sengaja itu. Sedang Sehun hanya berlagat seolah-olah tidak terjadi apa-apa diantara keduanya.

"Ayo masuk disini dingin" ajak Sehun lantas melenggang pergi meninggalkan Jiyeon sendiri

Jiyeon hanya melongo tidak percaya ketika dirinya diabaikan begitu saja dan Sehun dia hanya pergi begitu saja ketika mereka baru saja melakukan hal yang tak seharusnya.

Prince And I [Revisi berjalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang