Chapter 15

3.1K 258 26
                                    

Page 2 Amazing "Grace" : Prince and I.

Waktu ke waktu, Grace menjalani hidupnya dengan baik. Ia membantu semua pekerjaan dirumah. Pria tua dan pekerja ladang tak merasa khawatir lagi kepada nonanya. Kepergian sang ibunda dan ayahnya adalah kesedihan yang teramat dalam. Ditambah seorang pemuda yang juga hilang entah kemana.

Pria tua itu memberi kasih sayangnya seperti seorang ayah. Grace membantu di ladang dan beberapa pekerjaan rumah.

Suatu hari, Grace pergi ke pasar di desa. Ia hendak membeli beberapa barang. Dan saat itulah ia bertemu sang Pangeran.

Jika pada cerita dongeng lainnya Pangeran adalah pujaan. Bagi selururh gadis didesa itu, Pangeran adalah kutukan. Beberapa wanita terbirit birit berlarian menghindari jalan. Beberapa orang berusaha melindungi anak perempuannya.

Terkecuali Grace yang bingung akan hal itu. Mengapa? Ada apa? Sebuah pertanyaan terlontar menanyakan pada setiap orang. "Pergilah. Selamatkan dirimu." Salah seorang pedagang memberitahu Grace.

Grace tidak mengerti ia hanya pergi untuk mencari tahu. Ia melihat jalanan, beberapa kuda dengan para pengawal berjalan di jalan pasar. Ada seseorang yang menunggang kuda dia lebih terlihat seperti seorang bangsawan.

Pengawal pemgawal itu mulai mencari kesetiap penjuru pasar seperti mencari sesuatu. Dan benar saja setiap wanita diseret ketengah pasar dipertunjukkan untuk pangeran itu. Beberapa pedagang histeris. Tapi Grace masih belum menemukan jawaban soal itu.

Ia berlari pergi dari pasar. Setengah jalan menuju mansionnya. Sang pangeran melihat Grace dari kejauhan berlari menjauh dari jalan pasar menuju jalan sepi ke sebuah ladang hamparan luas.

"Lepaskan mereka. Kejar wanita yang berlari kearah ladang sekarang"

[He's Comeback]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

***

3 tahun sebelumnya

"Ia memberiku sebuah buku psikopat atau apa sih?" Gerutu Jiyeon. Ia tak melempar buku itu atau membuangnya sembarang. Ia tak akan melakukan itu, buku itu pemberian Sehun. Ya ia harus menjaganya. Walau ia sekarang berfikir buku ini berisi cerita aneh--sangat-sangat aneh. Mana ada seorang pangeran yang kejam. Bukankah pangeran itu seperti di dongeng; baik dan tampan.

Ini seperti Sehun saja hanya bedanya ia jahat karena sifat dingin dan pendiamnya. Lucifer es batu pikir Jiyeon. Lalu ia terdiam sejenak. "Aku merindukannya" sambil menundukkan kepalanya

Ia menghela panjang. Lalu beranjak dari kasur, melihat seluruh kamar Sehun. Walkingcloset yang terbuka, membuat Jiyeon melihat napak tilas saat Sehun mengganti bajunya ya Jiyeon juga ada disana pada saat itu. Jiyeon melihat kearah sofa. Sehun pernah menciumnya disana. Dan kasur Sehun, yang untuk pertama kalinya Sehun tidur di kasur waktu itu. Bagaimana disana apa Sehun tidur dengan nyaman. Apa ia tidur di sofa lagi?.

Jiyeon melihat kearah ponselnya sambil menekuk wajahnya."Kau benar-benar hebat. Di zaman seperti ini memangnya tidak ada ponsel? Kenapa kau tak pernah membalas pesanku atau telfonku. Astaga ini bukan abad pertengahan" kesalnya sambil pergi meninggalkan kamar Sehun.

***
Sekarang

Suzy, Iu dan Jiyeon berada disebuah kafe disalah satu distrik di Seoul. Mereka duduk di dekat jendela yang besar dan langsung mengarah kejalan. Suzy duduk disebelah Jiyeon dan Iu duduk didepan Jiyeon.

Prince And I [Revisi berjalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang