Disarankan untuk mendengarkan Hyorin-Crazy Of You // Soyou-I Miss You
[Anxious]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku terkadang menulis ini jika merasa hampa atau bahkan senang. Beberapa tetes air biasa mengalir menahan rasa sakit kepala atau menahan pusing dan pegal di punggung.Pria itu selalu saja berusaha untuk menjadikanku yang terbaik dimatanya. Aku tak pernah bermimpi sebelumnya. Karena gadis sepertiku sejatinya tidak bisa berharap lebih. Tidak sama sekali.
Aku terkadang kesal dan lelah karena ia tidak pernah menyerah terhadapku. Darah yang mengalir dalam persembunyianku akankah ia akan menerimanya?
Bahkan seharusnya manusia buruk rupa sepertiku tak pantas dicintai. Tapi wajah putihnya selalu saja tersenyum dan memberiku semangat. Bahkan dikala aku terbaring lemah. Aku salah.
Kenyataan memang lebih pahit. Apa yang aku pikirkan nyatanya berbanding terbalik. Badan yang sudah tak sehat ini tetap saja ingin egois
pada pria ini yang selalu membuat tubuh lunglai ini mengalah. Aku tulus mencintainya.Seberapa besar aku memaksa menolak dan menghiraukan. Tapi aku kalah pada pria yang begitu naif ini. Aku tak tega.
Jika pengabdi menjadi penghianat rasanya itulah aku. Ayah ibu, aku tahu mereka menyayangiku tapi maaf janjiku telah kalah oleh hal lain.
Aku cukup sadar, aku bukan wanita sejatinya. Tapi aku cukup yakin pengorbananku bisa menggantikanku dengan seseorang yang lebih baik nanti.
Aku hanya ingin ia tahu jika dulu aku tidak mencintainya sekarang aku lebih mencintainya. Bila nanti kebohongan terungkap biarlah aku jadi pendosanya. Aku menyayangimu ayah ibu tapi dia lebih berarti untuk ku bela. Kejujuranku akan pantas menolongnya.
Jiyeon menitihkan air matanya dan sesekali menenggakan kepalanya agar air matanya tidak mengalir lebih banyak, yang sebenarnya tidak membuat itu lebih baik. Ia menatap kembali kertas lusuh dihadapannya.
Dara tidaklah bersalah. Dia sama sekali tidak. Semua ini terjadi karena keadaan yang tidak mendukung. Dara hanyalah korban dari semua ini dia korban yang harus menanggung dosa orang tuanya. Dara bukanlah wanita keji. Ia tahu dengan apa yang ia perbuat. Benar, dalam diam ia menyembunyikan semuanya. Surat-surat ini menjelaskan semua yang tidak masuk akal. Dia memendam semua rahasia. Sendiri.
***
Jam makan siang kantor tiba. Iu dan 2 rekan kerjanya pergi mencari makan siang di restoran terdekat. Mereka mendatangi restoran makanan korea, dan duduk ditempat yang tidak terlalu jauh dari jendela.
Iu menghela nafas panjangnya membuat salah satu rekan kerjanya mau tidak mau bertanya.
"Sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu?"
Iu memanyunkan bibirnya, membenarkan hal itu. Bagaimana tidak, ia bahkan harus memikirkan hal yang sebenarnya tidak terlalu penting (hanya karena Jiyeon semua ini menjadi begitu penting).
"Ah molla, aku bisa gila" gerutu Iu sambil mengacak rambutnya yang kini terlihat lebih mengembang.
"Ya aku rasa juga begitu" rekan kerjanya membenarkan sambil menatapnya aneh.
"Kau harus coba ke sikiater, stress mu mungkin akan hilang. Atau mungkin cepat-cepatlah temukan seseorang" sindirnya kembali
Iu semakin menekuk wajahnya lalu menidurkannya diatas meja menghadapkan wajah kearah jendela yang mengarah langsung pada pemandangan didepan restoran dan tepat pada saat itu juga ia melihat seseorang yang kini sedang menjadi masalah terbesarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince And I [Revisi berjalan]
FanficCinta sejati tidak di dapat dengan mudah, mungkin itu terjadi pada Park Jiyeon, ibarat kata menunggu saja mustahil atau menyerah saja adalah jalan terbaik. Oh Sehun tidak pernah tahu jika wanita yang selama ini ditakdirkan dengannya, bukan cinta per...