Page 3 Amazing "Grace" : Prince and I
Grace melihat samar sekelilingnya sebuah kamar yang sangat besar dengan jendela-jendela besar disana nuansa itu sangat pekat dengan bangunan eropa kuno. Beberapa hordeng menjuntai hingga lantai.
Grace memegang kepalanya yang berat, rasanya seperti dihantam oleh berjuta juta batu. Ia sempat meringis kesakitan. Grace berusaha mengedarkan pandangannya kepada seluruh penjuru ruangan.
Ia turun dari kasur berwarna merah, menapaki lantai marmer dingin di kakinya. Ia masih terlihat bingung dengan keadaannya sekarang.
Lalu sekilas dengan sangat cepat semua memorinya kembali. Ia membulatkan matanya dan menitihkan air mata.
Tak lama ia membuka pintu itu dan berusaha berlari dari istana itu hingga ia berada didepan ruangan singgasana. Dan pangeran ada disana memerhatikannya.
Mata mereka bertemu. Mata biru shapire yang sama. Bedanya yang satu terlihat bening dan sangat pilu sedangkan yang satunya terlihat amat tajam.
"Ingin kabur?" Lantas sang pangeran itu tidak sungkan mendekati Grace.
"Kau. Kau apakan pamanku!" Grace terlihat menggebu dan gemetar.
Sang pangeran merasa tidak nyaman atas pertanyaan itu. Ia menjelaskan semuanya semua yang ada pada pandangannya. Ia memberi tahu bahwa grace akan menjadi salah satu dayang juga didalam istana. Tapi ini terlihat seperti paksaan. Dan pelayan itu, ia serahkan pada prajuritnya.
Tak ada satu jawaban yang Grace mau. Ia hanya ingin tahu kondisi pelayannya. Lalu Grace terduduk dihadapan sang pangeran. "Bunuh saja aku. Aku tak butuh apa-apa lagi. Aku bukan sesuatu yang berharga. Aku tak memiliki harta, aku tak memiliki cinta. Jadi silahkan bunuhlah. Karena aku memang tak memiliki tujuan lain" Grace menatap pangeran itu dalam.
Pangeran itu merasa ada hal yang berbeda dari wanita ini. Ia ingin tahu ingin tahu lebih. Ia tak bisa melihatnya menangis karena matanya mengatakan semua padanya.
Bahwa , 'Aku sangat terluka. Aku hanya ingin merasakan kebahagian walau hanya sekali. Aku hanya ingin merasakan diriku dicintai' pangeran itu menafsirkan dengan amat sempurna. Ia tahu bahwa Grace bukan sembarang wanita. Pertama kali ia menemukan yang ia cari selama bertahun-tahun.
"Kau akan menjadi miliku"
[We Finally reunited]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.***
Jiyeon masih memeluk Sehun erat. Menyalurkan semua rindunya, masih tak percaya dengan semuanya. Karena, sebelumnya tidak ada yang mengatakan padanya. Eomma, appa, bahkan timnya juga. Seharusnya bukankah Sehun memberitahu mereka, jika ia tidak pernah menghubunginya.
Dan apakah penculikan itu adalah sebuah rencana. Jiyeon melonggarkan pelukannya sambil memicingkan kepalanya.
"Ini aneh?"
Sehun mengangkat kedua alisnya heran. Saat Jiyeon melihatnya seperti itu.
"Kenapa?"
Jiyeon bersedekap lalu bertanya "Kau sedang merencanakan sesuatukan?"
Sehun terheran hebat, tapi lalu ia tersenyum setelahnya membuat Jiyeon sendiri terheran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince And I [Revisi berjalan]
FanficCinta sejati tidak di dapat dengan mudah, mungkin itu terjadi pada Park Jiyeon, ibarat kata menunggu saja mustahil atau menyerah saja adalah jalan terbaik. Oh Sehun tidak pernah tahu jika wanita yang selama ini ditakdirkan dengannya, bukan cinta per...