part 17

1.3K 101 0
                                    

Lo itu ga peka ri, gue bingung kalo lo terus-terusan begini. Gue udah nyiapin jawaban buat lo, tapi lo? Di sisi lain ada ka herdi yg selalu ada buat gue disaat lo jauh dari gue. Batinku.

***

Malam ini aku putuskan menelfon ka herdi, untung saja ka herdi sedang tidak sibuk. Akhirnya ku ceritakan apa yg terjadi (curhat) pada ka herdi, mungkin konyol tapi aku lebih nyaman curhat pada ka herdi di banding syifa. Karna jika aku curhat pada syifa, dia pasti mengatakannya pada ari, itu sama saja bohong.

Ka herdi begitu baik padaku, dia peduli dengan perasaanku. Untuk menenangkan hatiku dia berniat mengajaku pergi keluar besok pagi.

***

Pagi ini aku bersiap-siap karna aku ingat semalam ka herdi mengajaku pergi ke luar. Terdengar suara mobil berhenti di depan rumah, ku lihat ka herdi yg datang. aku pun pamit pergi pada bi inah.

"Kita mau kemana ka?" tanyaku penasaran.

"ada deh.." jawab ka herdi.

Sesampainya di tempat, aku pun turun dari mobil dan melihat sekeliling dengan tatapan kagum. Yap ka herdi membawaku ke lembang, kami pergi ke tempat yg paling tinggi di Bandung.

"Ka.. Ini lembang? Kok aku gatau lembang punya tempat sebagus ini" ucapku kagum.

"Yapp.. Emang tempat ini tuh bukan tempat publik, so cuma orang-orang tertentu yg bisa dateng kesini" kata ka herdi menjelaskan.

"Serah kk aku ga ngerti, tapi yg jelas ini tempat indah banget" ucapku sambil tersenyum lebar.

"Gada yg lebih indah selain senyum di bibir kamu neng" ucap ka herdi.

"Pliss deh ka, jangan gombal mulu ah. Baper nih" jawabku.

"Kk serius ra, kamu liat kk" ucap ka herdi sambil membalikan tubuhku agar berhadapan dengannya.

Aku hanya diam karna bingung harus berkata apa.

"Besok lusa kk pindah ke jkt karna tuntutan pekerjaan" ucap ka herdi serius.

"Itu artinya kk bakal ninggalin aku?" tanyaku dengan mata yg mulai berkaca-kaca.

"Kamu tenang aja, kita masih bisa berhubungan lewat media sosial. Lagi pula jkt-bdg deket kk bakal sering main ke bdg, kk juga bakal ajak kamu main ke jkt" ucap ka herdi berusaha menenangkan.

Aku tak bisa berkata apa-apa, entah mengapa aku merasa begitu kehilangan. Aku pun memeluk ka herdi, tangisku pecah dalam pelukannya. Ka herdi yg mengerti perasaanku dia juga tak betkata apa-apa, dia membiarkanku menangis dipelukannya.

"Kk boleh jujur sama kamu?" kata ka herdi.

"I..iya boleh kok" jawabku Seraya melepaskan pelukanku.

"Kk sayang sama kamu, kk pingin kita lebih dari ini. Tapi kk juga punya perasaan" ucap ka herdi sambil menggenggam tanganku.

"Maksud kk?" tanyaku kembali.

"Kk juga punya perasaan, dan kk tau persis gimana rasanya jauh dari pasangan, daripada LDR mending ga usah sama sekali. Daripada ujung-ujungnya nyakitin satu sama lain, so kk pingin kamu jadi adik kk" ucap ka herdi.

"Iya ka, aku janji ga akan kecewain kk, aku juga ga mau hubungan kita berubah kalo kita pacaran trus suatu saat nanti kita putus kita jadi musuh" ucapku yg kembali memeluk ka herdi.

***

Hari pun hampir sore, kami sampai di rumah sebelum hari mulai petang. Kali ini ka herdi memutuskan untuk langsung pulang, saat ku buka pintu ternyata ada seseorang yg tengah menungguku di ruang tamu.

"Ri lo udah balik, kapan lo dateng?" tanyaku pada seseorang yg ternyata ari.

"Gue mau ngomong sama lo" kata ari yg kini menarik tanganku bermaksud mengajakku pergi.

Aku hanya menuruti apa yg ari lakukan, sampailah kami berdua di sebuah taman yg cukup sepi.

"Lo pergi sama herdi lagi?" tanya ari.

"Iya, emang salah?" jawabku ketus.

"Lo ga tau herdi sahabat gue?" tanya ari balik.

*degg..

Pertanyaan ari seolah-olah menamparku, mungkin ini sebabnya ka herdi memilih mengganggapku sebagai adiknya. Jujur perasaanku sangat gabut, aku bingung, mungkin dilema antara ka herdi dengan ari.

"Terus ada masalah apa?" ucapan itu terlontar dari mulutku.

"Lo masih nanya kenapa? Ra lo sadar ga sih gue nunggu jawaban dari lo mengenai perasaan gue, ga masalah lo nolak gue tapi kenapa lo milih herdi sih? Lo gatau rasanya ra, sakit ra sakit.." ucap ari kecewa.

"Lo pikir gue ga sakit liat postingan arhamnatic?" lagi-lagi tanpa sadar aku mengatakan hal yg tak ingin ku katakan.

"Maksud lo arhamnatic yg posting foto gue bareng andira?" tanya ari.

"Gue ga peduli dia itu sapa, yg jelas rasa sakit lo ga seberapa dibanding gue yg lo kecewain 2 kali" ucapku tanpa kendali.

Lagi-lagi aku pergi meninggalkan ari tanpa mendengarkan penjelasan dari dirinya.

When I Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang