1.2

3K 486 295
                                    

Carlirwin: skye maaf ya tadi bukan gue yg chat. itu temen gue iseng

Carlirwin: skye lo marah y?

Carlirwin: skyeeeee helloo

Carlirwin: plis skye tadi bukan gue. read dong

Carl membanting handphone nya ke tempat tidur. Ia mengacak rambutnya sendiri dan menggeram kesal. Carl tak habis pikir mengapa Sabrina begitu lancang membajak handphonenya. Kini Carl yakin Skye begitu marah dan terpukul atas chat yang dikirim Sabrina.

"Carl you okay?" tiba-tiba suara itu muncul dari arah pintu. Ayahnya.

"Hey dad," Carl menyapa duduk dipinggir tempat tidur sambil menumpukan tangannya ke lutut.

"You look mess," Ashton ikut duduk disebelah Carl.

"Dad, apa pendapat dad tentang Sabrina?" Tanya Carl. Ashton mengerinyitkan dahinya.

"Sabrina Hemmings?"

"Iyalah siapa lagi,"

"I don't know. Dia cantik. Uhm..gatau sih. Daddy kan ga deket sama dia," balas Ashton. "Emang kenapa?"

"Aku ga ngerti dad. Kenapa attitude Sabrina tuh jelek banget. Dia rude, trus ga sopan. Aku kesel liatnya,"

"Kok gitu? Emang dia kenapa?" Tanya Ashton. Carl pun menceritakan kejadian tadi kepada ayahnya.

"Oh jadi sekarang kamu punya gebetan?" Ashton menatap anak laki-lakinya sarkas. Mata Carl membulat. Tanpa sadar Ia telah menceritakan tentang Skye. Carl mendengus pelan. Tidak ada lagi yang perlu disembunyikan.

"Ya gitu deh. Dia yang bayarin kekurangan starbucks kita tadi," jelas Carl.

"Cantik kan?" Tanya Ashton.

"Cantik lah dad. Mirip aunt Lauren,"

Ashton terdiam sejenak lalu tersenyum,"Kamu masih inget Lauren ya."

"Ga ada yang bisa lupain dia," Carl tersenyum miris.







"Makan makannn," ucap Michael sambil mengambil sendok dan garpu dihadapannya.

"Berisik Mike," senggol Calum yang duduk disebelahnya.

"Eh si Luke mana dah?" Tanya Mike sambil mengunyah spagetinya.

"Jemput emaknya Sabrina di airport, paling bentar lagi—nah itu dia," semua mata tertuju ke arah pintu masuk restoran hotel. Seorang gadis berambut blonde menggandeng tangan Luke. Sementara tangan Luke yang satunya menarik koper milik gadis itu.

"Makan Luke!" Ucap Michael riang. Luke hanya tersenyum.

"Hai guys!" Sapa gadis disamping Luke.

"Halo Abby," hanya Lyone yang membalas sapaan Abby. Luke mempersilahkan Abby duduk di kursi sebelah Bryana dan Luke duduk disamping Abby.

"Lo ngapain sih pake nyusul kesini segala," ucap Bryana sinis sambil menggeser kursinya beberapa senti dari Abby.

"Emang lo doang yang boleh nyusul? Gue juga punya hak dong. Anak sama pacar gue ada disini," balas Abby tak kalah sinis. Bryana tak menggubris lagi. Malas bertengkar lagi. Sedangkan yang lain hanya diam dan beberapa dari mereka mendengus kesal.

"Abby, secara teknis Luke bukan pacar lo. Dia cuma tanggung jawab sebagai bapaknya Sabrina. Oke?" Ashton angkat bicara.

"Nah that's right," timpal Calum. Abby hanya diam menatap Ashton sinis.




"Kamu pikir aku apa Luke? Mainan? Kaya playstation kamu!? Aku manusia! Dan aku punya perasaan!"

"Lauren kamu ga bisa percaya gitu aja. Bisa aja itu palsu kan? Aku bener-bener sayang kamu itu semua masa lalu!"

"Please Luke it's too much,"

"Nggak, Lauren. Aku bakal perbaikin semuanya. Kamu ga boleh pergi,"

"Buktinya udah jelas. Sekarang apa yang buktiin kamu ga have sex sama Abby? Kamu punya bukti? Sayangnya nggak Luke,"

"For fuck sake kamu lagi hamil, ren! Kamu ga bsia gitu aja pergi! Dan masalah have sex itu, i really really don't remember anything. Aku emang ga punya bukti. Tapi.."

"Cukup Luke. Ternyata apa yang kamu lakuin waktu itu gak cuma selingkuh. Tapi juga berhubungan badan. Kenapa aku bisa jatuh cinta sama cowo brengsek kaya kamu,"

"Kamu harus tau aku sayang sama kamu. More than anything. Dan harusnya kamu percaya sama aku!"

"Sorry Luke. I'm done with you,"

"Lauren..lauren—plis ren!"

Michael mengguncang tubuh Luke dan membangunkan Luke dari mimpinya.

"Mimpi lagi lo," ucap Michael sambil mengucek matanya. Ia jadi terbangun karena suara Luke yang memanggil-manggil Lauren dalam tidurnya. Luke duduk dan mengambil air putih di meja samping tempat tidur dan meminumnya. Luke melirik jam dinding. Pukul 1 dini hari.

"Lauren lagi Mike. Ga bisa ilang dari otak gue. Kejadian 17 tahun lalu terus-terusan muncul," ucap Luke frustasi.

"Udah 17 tahun yang lalu dan lo masih mimpiin dia. Keren lo Luke," ucap Michael sambil mengambil handphonenya.

"Gue ga pernah ngerasa gue pernah have sex sama Abby tapi..video itu..video yang di tunjukkin Abby, bener-bener nyata,"

"To be honest gue jijik nginget video itu," ucap Michael.

"Gue juga kali. Pusing. Udah bertahun-tahun gue masih ga dapet jawabannya. Menurut lo gimana Mik? Mik? Michael..wuanjir.." Luke menoleh dan melihat Michael sedang senyum-senyum menatap layar handphonenya.

"Bangke Luke. Miranda unyu banget," ucap Michael lalu menunjukkan video seorang anak kecil sedang belajar berjalan.

"Anak lo udah gede ya Mik, sayang ga bisa ikut," Luke terkekeh melihat kelucuan Miranda.

"Kasian Chloe lagi hamil. Ntar kecapean. Kasian juga Miranda masih kecil kecapean juga ntar," Michael menutup handphonenya.

"Kalian keluarga bahagia. Goals," ucap Luke sedih.

"Andai waktu itu Abby gak dateng ngaku-ngaku hamil anak lo sambil nunjukkin video ena-ena lo sama Abby ke Lauren, sekarang pasti hidup lo juga goals," ucap Michael dengan tatapan menerawang.

"Iya. Sekarang gue bahkan gatau nama anak gue siapa. Maksud gue..anak gue sama Lauren. Gue bahkan ga pernah liat mukanya. Gue bahkan.." Luke terdiam sebentar. Hatinya nyeri mengingat masa lalunya. Michael menepuk-nepuk pundak Luke.

"Udah-udah. Gausah diinget. Nyakitin. Mending istirahat lagi. Besok kita manggung,"




Buat yg udah lupa tau gatau cast nya abby; itu di mulmed abby ya. Peyton list.

Udah pada paham ga?

Gue cape ngetik.

iPhone 4 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang