2.3

2.9K 505 156
                                    

Luke memasang jaket hitamnya dan bersiap menuju rooftop hotel yang ditempatinya. Hati Luke berdebar-debar mengingat bahwa dirinya akan bertemu dengan seseorang yang mengaku anaknya. Selama bertahun-tahun Luke mencoba mencari anak kandungnya dengan Lauren, dan hari ini, Luke berharap dia memang benar-benar bertemu anaknya.

Luke melangkah perlahan. Membuka pintu besi yang akan membawanya kepada rooftop. Terlihat seseorang yang berdiri membelakangi Luke dengan jaket yang menutupi kepalanya.

"Aku sudah disini," ucap Luke. Ia masih berdiri sekitar 10 langkah dari orang itu.

"I know," balasnya. Luke seketika mengenal suara itu. Tidak asing lagi ditelinganya. Suara seorang gadis.

Gadis itu membuka topi jaketnya dan terlihatlah rambut pendek berwarna blonde yang dimiliki sang gadis. Luke menelan ludah. Sudah bisa menebak siapa gadis dihadapannya.

"I'm glad you're here," ucap gadis itu tanpa berbalik.

"...are you really my daughter?" Tanya Luke memastikan. Terdengar kekehan kecil dari gadis itu.

"I'm afraid you won't trust me," ucap gadis itu lalu sedetik kemudian, Ia berbalik. Luke tidak lagi terkejut melihat wajah sang gadis. Ia sudah menduganya. Itu Skye.

"Skye.." Ucap Luke lirih. Ia berjalan mendekat. Ketika sudah berhadapan dengan Skye, Luke menatap lekat-lekat mata gadis itu. Mata biru Skye yang indah. Dan tanpa aba-aba Luke langsung memeluk Skye erat. Sangat erat seolah Luke tidak mau membiarkan Skye pergi. Begitu juga Skye yang balas memeluk Luke. Skye menenggelamkan wajahnya di dada Luke. Skye menangis, tapi menangis dalam kebahagiaan.

"My daughter. I knew it," ucap Luke lirih. Ia begitu bahagia.

"Aku tak pernah menyangka kaulah ayahku. Tapi kenyataan tak dapat berbohong. Kau memang ayahku," ucap Skye pelan. Luke lalu melepaskan pelukannya. Skye merogoh saku hoodie nya dan mengambil selembar foto. Foto Luke dan Lauren yang Skye temukan di album foto.

"Aku—maksudku temanku menemukannya di kamar mom. Dari situ aku mulai mencari tau," jelas Skye sambil memberikan foto itu pada Luke. Luke tersenyum menatap foto tersebut. Kenangan-kenangan yang sempat Ia lalui bersama Lauren pun terputar kembali di ingatannya.

"Lalu dimana ibumu?" Pertanyaan itu yang dari tadi ingin Luke tanyakan.

"Dia di rumah...dad," balas—tunggu itu bukan Skye yang menjawab. Melainkan seorang gadis yang muncul dari balik pintu.

"Kailee?" Skye cukup terkejut dengan kedatangan Kailee. Karna Skye yakin tadi Ia datang sendirian.

"Tunggu, kenapa kalian mirip sekali!?" Luke tak kalah terkejutnya melihat kesamaan wajah Skye dan Kailee.

"We are twin. You have two daughter," ucap Kailee lalu mendekati Skye dan Luke. "And my name is Kailee."

"Bagaimana bisa kau disini, Kai?" Tanya Skye.

"Aku tidak bisa membiarkanmu jalan sendirian setelah insiden penembakan itu. Jadi aku membuntutimu. Dan ternyata..kau..bertemu dengan ayah kita," jelas Kailee.

"Penembakan?" Semua hal yang tidak diketahui Luke membuatnya semakin pusing. Skye dan Kailee pun menjelaskan semuanya kepada Luke. Dan pada akhirnya, mereka bertiga berbincang-bincang layaknya ayah dan anak sampai jam 10 malam.

"Alright, girls. Sudah malam, lebih baik kita pulang," Luke merangkul kedua anaknya dan mengecup puncak kepala mereka satu-satu.

"Dad, can we stay with you?" Tanya Kailee. Ia ingin menginap di tempat Luke. Mata Luke berbinar.

"Mana mungkin ku tolak. I'll do anything to make my girls happy. Aku akan pesan satu kamar lagi. Jadi kita tidur bertiga," ucap Luke bersemangat.

"Hmm..dad. Aku ingin ikut tapi..aku tak bisa. I have a lot of things to do. I really want to join but i can't. I'm so sorry," tolak Skye.

"Memangnya apa yang harus kau lakukan, Skye?" Tanya Luke.

"I can't tell you what it is. You know..girl things. Lain kali ya dad? Untuk malam ini daddy sama Kailee saja," sebenarnya yang Skye lakukan adalah merencanakan pertemuan ibunya dan ayahnya. Pertemuan yang ingin Skye buat sedemikian rupa.

"Ya sudah kalau begitu. Biar dad antar kau pulang,"

"Ah dad tidak usah. I can take a bus or taxi," tolak Skye lagi.

"Skye, bahaya. Kau bisa—" perkataan Kailee disela oleh Skye.

"Guys. Aku serius. Aku baik-baik saja. Aku bukan anak kecil lagi, oke? Please.." Pada akhirnya Luke memperbolehkan Skye pergi sendiri meski hatinya masih was-was.

"Ya sudah, aku pergi dulu Skye. Just..be careful, okay?" Kailee memegang pundak Skye dan Skye tersenyum sambil mengangguk. Luke memeluk Skye dan mencium puncak kepala gadisnya itu. Lalu merangkul Kailee menuju parkiran. Sementara Skye memperhatikan punggung ayah dan kakaknya menjauh.

"Finally," batin Skye lega.







Skye berjalan dan terus berjalan. Untuk kalini ini, Ia tak dapat menemukan taxi maupun bus dimalam hari. Skye merasa sedikit takut setelah kejadian penembakan yang dialaminya. Untungnya suasana malam di Seattle memang cukup ramai. Skye terus berjalan sampai akhirnya Ia melihat sebuah mobil yang sangat dikenalnya. Mobil Madelyn. Terparkir didepan sebuah toko peralatan berburu. Skye berniat untuk menumpang, sehingga Ia menyebrangi jalan dan mendatangi mobil tersebut.

"Madelyn!" Skye mengetuk-ngetuk kaca mobil tersebut. Namun tak ada jawaban. Skye pun mendekatkan wajahnya ke kaca dan mencoba mengintip. Kaca film mobil tersebut memang agak gelap mamun Skye dapat melihat samar-samar ada seorang wanita dengan mulut yang dilakban. Skye terkejut bukan main melihatnya. Sedetik kemudian terdengar suara gedoran dari dalam dan Skye dapat melihat wanita yang dilakban tersebut memukul-mukulkan kepalanya ke kaca jendela. Skye menjauh sebentar karena terkejut dan tak lama terdengar mesin mobil dinyalakan.

"Bitch open the door!" Pekik Skye sambil terus mengintip dan samar-samar Skye dapat melihat wajah wanita yang dilakban itu. Betapa terkejutnya Skye melihat siapa dia.

Itu Abby.

Dan mobil itu secara tiba-tiba berjalam dan meninggalkan Skye. Skye mencoba berlari mengejar namun tentu saja tak berhasil.



"Shit, dia mengejar kita,"

"Mommy it's Skye! Please, what do you do!?" Pekik Madelyn sambil terus menengok ke belakang. Sebuah taxi yang didalamnya ada Skye terus mengejar mobilnya.

"Shut up! I'm just trying to chase my dream! So shut-up!" Madelyn diam. Tak dapat membantah ibunya yang sedang menyetir.

Sementara wanita yang duduk di setelah supir terus meronta-ronta. Mulutnya dilakban, dan tangannya di ikat. Peluh mengucur meskipun pendingin udara menyala.

"Kau juga diam, Abby! Jangan banyak bergerak!" Ucap ibu Madelyn sambil menghempaskan kepala Abby ke kaca jendela. Sontak Abby berteriak meskipun mulutnya dilakban.

"Kurang ajar. Gadis itu tidak akan berhenti menge—"

"Mommy watch out!!!!"







"Dad, Abby kecelakaan, bersama dengan Madelyn sahabatku dan ibunya,"

"Apa!? Sekarang kau dimana, sayang?"

"Di rumah sakit. Aku akan mengirim alamatnya lewat sms,"

"Baiklah. Be careful honey,"

"Okay dad,"




"Ya Tuhan..dia Kayn," Luke mengacak rambutnya frustasi. "Kayn adalah ibu dari Madelyn—sahabat Skye."

"Apa yang dilakukan Kayn dengan Abby!?" Michael terlihat khawatir. "Kenapa Kayn mengikat Abby?"

"Kalian kenal ibu Madelyn?" Tanya Skye bingung.

"Dia psycho, Skye."





Gua abis nonton civil war anjing ganteng2 semua!!!1!

Mati sj

Part ini belom bikin tercengang kawand2

Maafkan tata.

Next chap oq wkwk

iPhone 4 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang