2.1

2.9K 490 109
                                    

Vomments:-)

Lauren berjalan perlahan dengan sisa-sisa kekuatan yang ada. Ini malam yang cukup sulit baginya. Tentu saja karena putrinya mendapat musibah yang tidak terduga.Beruntung putrinya itu dapat melewatinya dan selamat dari kematian. Hal seperti ini lah yang ditakutkan Lauren. Ketika sesuatu yang buruk terjadi, dan Ia harus menghadapinya seorang diri.

Lauren sudah selesai mengurus administrasi perawatan Skye dan kini Ia berjalan kembali menuju kamar rawat Skye. Namun ketika sampai di depan pintu kamar Skye, Lauren melihat seorang gadis dengan rambut hitam panjang sedang berdiri . Ia sepertinya ingin memasuki kamar Skye namun terlihat ragu. Lauren mulai was-was karena menurut pengakuan Skye, pelaku penembak Skye adalah seorang wanita.

"Hey, girl. What are you doing here?" Lauren menepuk pundak gadis itu. Gadis itu pun berbalik. Dan betapa terkejutnya Lauren melihat siapa gadis itu. Ia melihat gadis yang sudah hampir 3 tahun tak ditemuinya. Gadis yang sangat dirindukannya.

"Kailee?" Lauren memegang kedua pipi gadis bernama Kailee itu. Lauren masih merasa bahwa kehadiran Kailee adalah sebuah mimpi. Berbeda dengan Lauren, sikap Kailee terkesan acuh. Ia hanya menatap wanita didepannya tanpa ekspresi.

"Apa ini ruangan Skye?" tanya Kailee sambil menunjuk pintu disebelahnya. Lauren mengangguk. Kailee pun bersiap membuka pintu tersebut namun segera ditahan oleh Lauren.

"What?" Tanya Kailee masih tanpa ekspresi.

"I'm glad you back, Kailee. It's been 3 years.."

"Dengar. Aku kembali untuk kembaranku. Bukan untukmu," Kailee pun melepaskan tangan Lauren dan masuk ke kamar rawat Skye. Sementara Lauren merasa perkataan Kailee tadi begitu menusuk. Sebagai seorang ibu, perkataan itu seperti pisau yang menggores hatinya.

Lauren duduk di bangku koridor. Menutupi wajahnya yang menangis. Semua ini membuatnya lelah. Lauren tau, ini semua salahnya. Kailee adalah kembaran Skye. Mereka tumbuh bersama menjadi gadis-gadis kecil yang manis hingga pada usia 15 tahun, keingintahuan mereka semakin besar. Keingin tahuan mereka tentang siapa identitas ayah mereka. Namun, karena Lauren terus menutup mulutnya tentang hal itu, Kailee pun mulai membenci ibunya. Dan karena Kailee memiliki sifat keras kepala, Ia memutuskan untuk pergi dari rumah dan menetap di Vancouver. Memang tidak jauh dari Seattle, namun Lauren tidak pernah berhasil menemukan keberadaan Kailee ketika Ia mencarinya. Terakhir kali mereka bertemu adalah 3 tahun lalu. Dimana Kailee sengaja kembali ke rumah untuk memberikan kejutan ulang tahun untuk Skye. Hanya itu. Lalu Ia kembali ke Vancouver. Sampai sekarang Lauren tidak tau apa yang Kailee lakukan. Entah sekolah, atau bekerja. Tidak banyak yang tau bahwa Skye memiliki kembaran. Yang Lauren tau, orang asing yang mengetahui itu hanya Madelyn selaku sahabat Skye.

Ditengah tangis Lauren, datang seorang wanita dengan dress pink dan topi yang menutupi hampir seluruh wajahnya dan duduk disamping Lauren.

"Bagaimana kabar Skye?" Tanya wanita itu. Tanpa melihat wajahnya, Lauren tau siapa wanita yang duduk disebelahnya.

"She's fine. Now leave me alone, Bryana," ucap Lauren dengan suara serak.

"Aku tidak akan meninggalkan sahabatku yang sedang kesusahan begitu saja," Bryana menatap Lauren sungguh. Tatapan itu malah membuat Lauren semakin pilu. Dalam sepersekian detik, air matanya kembali tumpah. Bryana langsung memeluknya erat. Ia tau yang Lauren butuhkan saat ini hanya sebuah pelukan hangat yang dapat membuatnya aman.

"Menangislah, tak apa. Aku disini," Bryana mengusap punggung Lauren lembut. Setelah Lauren tenang, Bryana melepaskan pelukannya.

"Ada masalah baru lagi, Lauren?" Tanya Bryana. Lauren menggeleng.

iPhone 4 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang