2.9

3.1K 531 301
                                    

Mampus mulmed.

"Mana Skye?" Tanya Calum sambil matanya melirik kesana kemari mencari sosok gadis berambut pendek itu.

"Kencan," balas Luke singkat. Ia sibuk dengan spageti nya.

"Kencan? Wow pacar baru? Siapa?" Bryana terlihat terkejut.

"Sebenarnya bukan pacar. Hanya teman. Namanya Axel, temannya Carl," Kailee menjawab.

"Sepertinya seseorang sedang patah hati," celetuk Michael. Lalu semua tatapan tertuju pada Carl yang sedang menggulung spagetinya dengan garpu. Seolah tidak peduli dengan apa yang mereka bicarakan.

"Sudah malam, seharusnya dia segera pulang," ucap Luke lalu mengambil handphonenya dan mencoba menelepon Skye. Sayang, ponselnya tidak aktif. Namun tak lama terdengar suara pintu depan dibuka. Dan Skye muncul dengan wajah menunduk, dan jaket hitam yang kebesaran yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Skye ayo makan dulu," ajak Luke. Namun Skye tidak memperdulikan kata ayahnya. Ia terus berjalan menuju lantai dua.

"Biar aku yang bicara," Kailee bangkit berdiri dan mendatangi adiknya di kamar. Kailee mengetuk pintu kamarnya.

"Skye bukaa," ucap Kailee.

"Sebentar! Give me a minute!" Terdengar Skye menyahut. Kailee pun menunggu selama semenit didepan kamar hingga akhirnya Skye membuka pintu kamar. Namun Skye menutup wajahnya dengan masker dan pakaian yang dipakainya begitu tertutup.

"Apaan sih Skye. Mau jadi ninja?" Kailee tertawa melihat penampilan kembarannya itu. Skye hanya menggeleng.

"Kau kenapa?" Tanya Kailee. Skye kembali menggeleng. Kailee begitu penasaran kenapa kembarannya itu begitu aneh. Hal yang biasanya dilakukan seseorang yang baru pulang hang out dengan lelaki adalah kasmaran tidak jelas. Namun Skye malah begitu diam bahkan berpakaian tidak jelas.

"Axel romantis ya?" Kailee mencoba memancing Skye bicara. Skye hanya diam menatap handphonenya.

"Skye aku bukan patung," ucap Kailee kesal karena Skye mengacuhkannya. Saking penasarannya, Kailee akhirnya mendekati adiknya lalu menarik masker Skye dengan paksa. Begitu terkejutnya Kailee melihat wajah Skye tanpa masker.

Kulitnya lebam berwarna biru. Bibirnya pun luka. Skye dengan cepat meraih bantal dan menutupi setengah wajahnya.

"Apa-apaan Kai!? Jangan lancang!" Skye marah.

"What the hell is that, Skye!?" Kailee mulai panik melihat luka itu. Cukup parah dan terlihat masih baru.

"Skye jawab!" Kailee membentak.

"Aku jatuh, bodoh!" Balas Skye dengan membentak pula.

"Yang benar saja!?" Kailee tak percaya.

"It's not your fucking bussines, Kailee," Skye bangkit dan mengambil jaketnyay ang tergantung dibalik pintu. Sepertinya Skye berniat keluar.

"Is that about Axel?" Tanya Kailee. Ia tak berniat menahan Skye untuk pergi. Skye terdiam di dekat pintu terlihat mengatur nafasnya yang menggebu.

"I can't tell you, Kai. But you'll often see this scar. Maybe every day. So, don't be surprise,"







Lauren membawa dua kopernya perlahan ke lantai satu. Ia berusaha tidak membangunkan orang-orang rumah yang sedang tidur. Hari ini Ia akan pulang kembali ke New york. Ia sudah pamit pada seisi rumah termasuk Luke. Dan pagi ini Ia tidak berniat merepotkan Luke untuk mengantarnya ke bandara sehingga Ia berusaha untuk diam-diam pergi.

Lauren membuat satu roti isi untuk mengganjal perutnya sementara. Ini masih jam 4 am. Tapi pesawat yang ditumpangi Lauren akan berangkat pukul 5 dan Ia harus segera menuju bandara.

iPhone 4 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang