Attention!
sangat disarankan untuk membaca sambil mendengarkan lagu:
-Fool For you // zayn
-Drown // 5sos coveratau lagu mellow++ lainnya. ok?ok.
Karna mungkin akan baper hehe
ready?
Cinta. Terkadang bisa menjadi sangat rumit. Bisa menjadi begitu menyakitkan. Tapi entah mengapa, tidak sedikit orang yang masih memperjuangkan cintanya yang "gagal", padahal mereka tau— jatuh untuk kedua kalinya itu menyakitkan.
Sama halnya dengan aku dan dia. Ketika Ia berjuang, aku tidak. Dan ketika aku mulai mencoba berjuang, Ia berhenti berjuang— menyerah.
Luke. Ia yang selalu berhasil menerobos masuk ke dinding tebal yang aku bangun. Dinding tebal yang kuharap bisa mencegah hatiku hancur untuk yang kesekian kalinya. Selalu dia.
Bisakah ku putar kembali waktu?
Aku merindukannya. Ingin memeluknya erat sampai pagi. Dan kini rasanya ingin mati. Ingin sekali mati ketika mengingat bagaimana bahagianya hidupku bersamanya dahulu.
Tidak. Tidak ada yang harus disesali. Ini salahku. Kenapa kebodohanku dalam memilih keputusan selalu berujung pada penyesalan yang mendalam? Kau bodoh, Lauren.
Dan kini, kebahagiaan yang pernah kurasakan bukanlah milikku lagi. Memang bukan milikku lagi sejak 17 tahun lalu. Kini wanita itu lebih pantas mendapatkannya. Bagaimana bisa aku memisahkan dia yang sudah berbahagia dengan wanita pilihannya itu? Sudah cukup, Lauren. Sudah cukup 17 tahun kau memenjarakan hatinya. Membuatnya menunggu dan berharap pada sesuatu yang tidak akan pernah lelaki itu gapai.
Sial. Untuk apa aku menangis? Bukankah seharusnya aku menjadi wanita yang tegar?
Terkadang aku bisa menjadi sangat bodoh. Dan pada akhirnya, hanya ada penyesalan yang tumbuh menjalar menghantuiku.
"What are you doing here? It's late night," suara itu. Suara yang selalu berhasil membuatku meleleh. Aksen australianya sudah lama hilang. Sangat berbeda dari 17 tahun lalu.
"I can't sleep," aku mengusap pipiku yang basah. Ia duduk disampingku. kulitku meremang ketika kulitnya bersentuhan denganku. Dapat kudengar Ia tertawa kecil ketika mendengar jawabanku.
"Kau lapar? Hanya lapar yang membuatmu terbangun dimalam hari," aku tersenyum tipis. Ia masih mengingatnya. Mengingat setiap kebiasaanku.
"Tidak juga. Entahlah, aku tak tau kenapa," jawabku pelan. Berdua dengannya menimbulkan deja vu hebat. Aku ingat dimana kami memiliki sebuah taman belakang saat itu. Dan di sana, terukir beribu memori indah bersamanya. Persis seperti apa yang kami lakukan saat ini. Duduk ditaman belakang, dengan lampu taman yang bercahaya remang.
"Atau kau ingin tidur dengan Skye dan Kailee? Aku bisa ambilkan tempat tidur tambahan ke kamar mereka jika kau mau," tawarnya.
"Tidak usah repot-repot. Aku..masih ingin duduk disini. Malam ini bintangnya indah," ucapku sambil menatap ke langit.
"Kau masih suka melihat bintang?"
"Ya," hanya itu yang keluar dari mulutku. Dia benar-benar tidak melupakan kebiasaanku.
"Ku harap kau bahagia, Lauren," Luke menatapku sendu. Aku balik menatapnya. Begitu pedih kudengar ucapannya. Ia mengharapkan aku bahagia. Tapi apakah dia bahagia?
![](https://img.wattpad.com/cover/63927503-288-k970545.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
iPhone 4 • lh
Fanfiction[Book four of iPhone] I don't wanna live like this -Skye Copyright©2016 • -gasolinee