1.0

4.6K 581 209
                                    

vomment. wajib.

"Kampret, nyerah gue nyerah," ucap Skye kesal lalu menghempaskan buku tebal dipangkuannya ke tempat tidur.

"Cemen lo. Soal ginian doang ga bisa," cibir Madelyn yang masih terus fokus pada lembaran kertas serta buku tebal dipangkuannya.

"Gue ga ngerti materinya lyn. Gue kan ga masuk pas materi ini dijelasin,"

"Siapa suruh bolos. Lagian lu tuh ga kasian apa sama nyokap lo? Susah-susah cari duit buat nyekolahin lo, eh lo kerjaannya malah bolos," Madelyn kali ini mengalihkan perhatiannya kepada Skye.

"Ya ya ya ceramahin aja terus lyn," Skye bangkit dari duduknya dan berjalan menuju meja belajarnya. Ia membuka laci mejanya dan mengambil sekotak rokok dan pematik api. Diambilnya satu batang rokok dan menyulutnya, lalu kembali duduk di atas tempat tidur bersama Madelyn.

"Nyontek ya lyn," ucap Skye santai sambil menghembuskan asap dari hidung dan mulutnya.

"Tuhan, ini anak goblok banget. Ngeroko di luar anjing jangan dikamar," omel Madelyn. Skye malah menghembuskan asap rokoknya tepat didepan wajah Madelyn.

"Mumpung mom lagi pergi. Bebas gua," ucap Skye santai. Madelyn hanya memperhatikan Skye yang sibuk menikmati rokoknya.

"Ketahuan sama mom lo baru tau rasa,"

"Bacot. Lo mau juga kan?" Skye mengangkat kotak rokoknya di hadapan Madelyn. Madelyn memutar bola matanya lalu tanpa mengatakan apapun langsung merebut kotak rokok yang dipegang Skye.

"Ngiler gue liat lo ngeroko," Madelyn pun mengikuti apa yang dilakukan oleh Skye. Menghisap rokok mereka masing-masing dalam kesunyian. Yang terdengar hanya suara hembusan nafas mereka ketika mengeluarkan asap dari mulut.

"Masih berantem sama nyokap lo?" Tanya Madelyn memecah keheningan. Skye menggeleng.

"Gimanapun juga dia tetep nyokap gue. Gatahan diem-dieman. Gue sayang banget sama dia meskipun ya gitu deh. Dia jahat gamau ngasih tau siapa bokap gue," balas Skye tenang. Ia mematikan ujung rokoknya di asbak yang ada di meja lampu sebelah tempat tidurnya.

"Gue ga ngerti sama nyokap lo. Tega banget. Udah gitu sering ninggalin lo sendiri di rumah gini," Madelyn masih terus menghisap rokoknya.

"Tau ah kesel," ucap Skye. Ia mengambil ponselnya dan membuka twitter. Didapatinya sebuah info tentang band favoritnya sepanjang masa sedang berada dikota yang sama dengannya.

"Madelyn!!!!!" jerit Skye histeris.

"Bangsat apaan sih, kaget," Madelyn memelototi Skye.

"5sos otw Seattle Mad! Anjing gue gemeter! Mad jemput mereka yuk Mad!!" entah kenapa sikap Skye yang tadi tenang dan cuek menjadi histeris seperti ini. Ia memperlihatkan berita yang dibacanya kepada Madelyn

"Yakin lo bisa ketemu mereka?" Madelyn terkekeh. Kali ini malah Madelyn yang bersikap tenang.

"Harus bisa! Disini ditulis mereka arrive jam..anjir jam 3 Mad! Mandi Mad mandi, kita ke bandara. Sekarang!"

.

Saat ini Skye dan Madelyn sudah berada di bandara Seattle. Menunggu hampir satu jam di pintu kedatangan. Sudah banyak sekali sosfam yang menunggu bersama Skye dan Madelyn. Sayang, tidak ada tanda-tanda kemunculan mereka di sana.

"Udah dua kali gue nunggu mereka di bandara tapi masa yang kali ini gagal lagi sih Mad," keluh Skye yang mulai kelelahan karena hampir satu jam berdiri.

"Jangan-jangan mereka lewat pintu VIP lagi," balas Madelyn.

"Lo bikin gua drop sumpah," dan mereka berdua terus berdiri sampai dua jam lebih dan tetap tidak ada tanda-tanda 5sos akan datang. Satu persatu sosfam yang kecewa mulai meninggalkan bandara. Begitu juga dengan Skye dan Madelyn.

"Sakit Mad. Php lagi mereka," Skye menahan air matanya. Harapannya untuk bertemu 5sos gagal lagi. "Gagal ketemu daddy luke sama daddy ash."

"Udahlah Skye. Mungkin emang bukan waktunya lo buat ketemu mereka. Ntar pasti ada waktu yang tepat,"Madelyn menghibur Skye. "Kuy gua traktir sbux biar lo ga sedih lagi."

Mereka lalu beriringan menuju starbucks yang ada dibandara.

"Lu pesen aja yang lo mau. Gue toilet dulu. Gue pesen yang kek biasa yak," sebelum Skye sempat protes karena Ia ditinggal sendiri, Madelyn terlebih dahulu menghilang dibalik kerumunan orang. Terpaksa Skye mengantri sendirian. Antrian di depannya hanya 1 orang. Lelaki berambut coklat keemasan yang sedikit bergelombang dan memakai topi yang menutupi wajahnya. Entah kenapa Skye seperti kenal dengan orang didepannya ini.

"Kampret uangnya kurang," gerutu lelaki didepan Skye sambil mencoba mencari-cari sesuatu didompetnya. Skye ingin tertawa mendengarnya. Lelaki itu membeli hampir 10 gelas starbucks dan uangnya tidak cukup. Bagaimana bisa lelaki ini tidak memperhitungkan uangnya yang ada didompet sebelum membeli bergelas-gelas starbucks.

"Uangnya kurang 5 dollar, tuan," ucap kasir sopan.

"Duh bentar saya telfon­—"

"Excuse me.." Skye menepuk pundak lelaki didepannya. Lelaki itu menoleh.

"Mungkin gue bisa bayarin dulu yang kurang," ucap Skye sambil menyunggingkan senyum manisnya. Lelaki didepannya entah kenapa terdiam menatap Skye. Seolah Skye adalah 7 keajaiban dunia.

"Oi mau gak? Ini antriannya makin banyak loh," ucap Skye.

"E-eh iya deh. Duh sorry ngerepotin ya," lelaki itu mengusap tengkuknya. Skye hanya tersenyum maklum. Lelaki itu lalu bergeser sedikit memberikan Skye ruang untuk mendekati kasir. Lalu Skye memberikan 5 dolarnya kepada sang kasir. Sekaligus memesan pesanan starbucksnya. Sementara lelaki itu duduk dan menunggu Skye selesai dengan pesanannya sambil membawa 10 gelas starbucks miliknya.

"Hai," sapa Skye menghampiri lelaki bertopi itu. Dari tadi Skye measih mencoba melihat wajah lelaki itu secara jelas. Namun sayang usahanya tidak berhasil.

"Hai," lelaki itu berdiri lalu menarikkan kursi untuk Skye duduk. Skye pun duduk disebelah lelaki itu.

"Buat siapa sih beli banyak banget?" tanya Skye sambil melirik bungkusan plastik milik dimeja.

"Buat ortu sama temen-temennya. Duit yang dikasih bokap taunya ga cukup. Ya begini deh,"

"O gitu. Trus lo ngapain di bandara?"

"Gue baru dari New york," Skye mengangguk mengerti.

"Eh kita belom kenalan loh," ucap lelaki itu.

"Iya ya lupa. Gue Skye," Skye mengulurkan tangannya. Lelaki itu membalas tangan Skye.

"Last name?"

"Kepo ye," Skye terkekeh. Lelaki itu memutar bola matanya.

"Gue Carl," ucapnya.

"Widih sama kaya nama anaknya Ashton. Keren sip," Carl hanya tertawa mendengarnya. Tak lama, ponsel Carl berbunyi dan membuat percakapan Skye dan Carl terputus. Sementara Carl berbicara ditelepon, Skye asik memperhatikan gelas-gelas plastik dihadapannya. Itu pesanan Carl. Digelas itu tertulis nama CI sebagai tanda bahwa itu adalah pesanan Carl. Entah kenapa hari ini Skye memiliki rasa penasaran yang tinggi sehingga ketika Carl selesai menelepon, Ia langsung menanyakan arti CI kepada Carl.

"Carl, kok CI? Maksudnya apa?"

"Kepo ye," balas Carl sambil mengikuti gaya Skye.

"Ya kampret," desis Skye. Carl tergelak.

"Itu nama gue lah, masa nama buyut gue,"

"Carl apa emang?"

"Carl Irwin," mendengar itu, seketika sekujur tubuh Skye membeku. This boy is Ashton's fucking son.



w bete sumpah

iPhone 4 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang