Jam menunjukkan pukul 5 sore. Setelah mrs.han menutup mata pelanjarannya kei segera memasukkan bukunya kedalam tas. sungguh hari yang sangat panjang dan terberat untuknya karna melakukan segala hal secara sendiri
"Lihat saja jika dia muncul setelah mengabaikan telponku. Aku akan memotong rambutnya itu" gumam kei kesal.
Setelah memasukkan semua buku gadis itu berjalan meninggalkan kelas dengan tas punggungnya saat ini, tapi langkahnya terhenti ketika sepasang sepatu menghalanginya berjalan keluar kelas. Kei mendongakkan wajahnya "jiso sunbae?"
"Bisa bicara sebentar?"
Kei terlihat bingung lalu mengangguk. Jiso kembali menutup pintu kelas dan mereka duduk di salah satu kursi. Kei menatap jiso di kursi sebelah lalu mata mereka bertemu "kau tau di mana mino?"
"A-apa? Ahh.. aku juga tidak tau, dua hari ini aku tidak bertemu dengannya. Waeyo?" Tanya kei memberanikan diri
Jiso menghembuskan nafasnya "aku tidak bisa menghubunginya. Ku kira ia marah dan mengabaikan panggilanku"
"Sunbae kau.. ahh tidak jadi. Jika aku tau keberadaan mino akan segera ku hubungi"
"Tidak perlu aku akan mecarinya sendiri. Oh ya apa mino sudah mengatakannya padamu?"
"Mengatakan apa?"
Jiso tersenyum lalu berkata "kurasa memang belum. Aku akan menikah dengan mino sebentar lagi"
"Apa?"
"Kau tidak keberatan bukan? Kurasa sebagai sahabatnya kau harus mengetahui ini lebih awal. Aku pergi"
Kei masih terdiam di tempat duduknya ketiaka jiso dengan keras menghempas pintu kelas. "Lucu sekali. Bahkan ia menyembunyikan ini ketika aku bertanya"
***
Sudah 3 jam kei berdiri di depan gedung. Ia menyandarkan punggunya ke belakang dan sesekali berlari kecil untuk menghilangkan dingin yang akan membuat tubuhnya membeku. Gadis itu duduk lalu berdiri lagi mengamati gedung sebelah yang sudah ramai karna pengunjung.
"kau gila kim jiyeon. Bagaimana kau bisa masuk ke sana dengan aman. sedangkan lihatlah penyambutan di depan pub sangat menjijikan" omel kei
"Haii cantik kok sendirian? Ayo masuk, disini dingin lohh enak di dalem biar di angetin" seseorang muncul di depan kei. Pria itu memegang bahu kei lalu dengan cepat di tepisnya
"Jangan macam-macam!" Ancam kei
"Kau galak sekali. Sudah jangan malu-malu ayo" pria itu kembali merangkul bahu kei
"Hya brengsek!" Kei mendorong tubuh pria itu hingga jatuh
Merasa tidak terima atas prilaku yang diberikan. pria itu langsung menyeret kei untuk masuk kedalam mobilnya "hya lepaskan aku brengsek! atau Aku akan teriak!" Ancam kei. Tapi semuanya sia-sia ketika pria itu berhasil menghempaskan tubuhnya ke kursi belakang dan dengan cepat membuka baju yang ia kenakan
"Eommaaa!!! Aaaa! Lepaskan aku brengsek!! Hikss.... hiksss... eommaa!" Teriak kei yang kini sudah larut dalam tangisnya 'mino-ya kau di mana? Tolong aku.. hikss..kumohon'
"Kau membuatku marah nona!"
"Kau juga membuatku marah!"
Bbbbbbbuuuuuuukkkk!!!!
Satu tinjuan tepat mengenai sasaran. kini hidung pria itu dengan cepat mengeluarkan darah segar. Pria itu menghapus darah yang keluar dari hidung lalu menatap orang yang sudah meninjunya saat ini
"Hya brengsek!!" Pekik pria itu..lalu keluar dari mobil
"Kau yang brengsek!" Satu pukulan lagi mendarat di wajah pria itu lalu tendangan abdomen yang nyaris membuatnya tidak sanggup berdiri lagi "jangan sampai aku melihat wajahmu lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Girl [COMPLETED]
Fanfictionkau itu sahabatku kenapa kita tidak pernah melakukannya. SEBAGIAN CERITA DI PRIVAT HARUS FOLLOW DULU. TERIMAKASIH