epilog

10K 447 15
                                    

Pernikahan seminggu yang lalu masih seperti mimpi bagi kei. Sangat cepat, singkat dan membekas. ketika kei bangun dari tidur ia terus menyakinkan diri bahwa sekarang ia adalah seorang istri

Hal yang paling ia sukai adalah pagi hari. Membuka mata lalu sepasang mata langsung menyambutnya, tersenyum dsn memberikan kecupan hangat di keningnya

Seperti pagi ini. Mino sudah terlebih dahulu bangun dan menunggu dirinya membuka mata

"Good morning" sapa mino dengan tangan kirinya menjadi tumpuan kepala, menutupi wajah kei dari sinar matahari

Kei mengulet kecil sebelum membalas "pagi"

Mino mengelus pipi kei dengan tangan kanannya. Meneliti wajah istrinya setiap pagi adalah hal yang wajib "tidurmu nyenyak?" Kei mengangguk lalu melingkarkan tangannya di pinggang mino. Menenggelamkan kepalanya di dada bidang pria itu "aku akan tetap bangun yang pertama" gumam mino geli, dimana seharusnya seorang istri harus bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan makanan

Tapi mino tidak mengharapkan itu sama sekali. Ia yakin jika kei bangun duluan maka setelah ia membuka mata apartemen pasti sudah menjadi abu

Mino memeluk kei memberi kecupan singkat di pucuk kepala gadis itu "kau tidak berniat melepaskan aku? Jam makan siang 1 jam lagi-"

"APA!?" kei bangkit, melirik jam dinding "ya ampun kenapa kau tidak membangunkan aku! Sudah 2 hari aku bolos kerja! Kau ingin aku di omeli oleh pria tua itu?" Kei berangsut turun dari ranjang "aku akan mati kali ini. Dia pasti akan mengomeliku habis-habisan" omelnya sambil menguncir rambutnya asal

Mino hanya menatap lucu kei dari atas kasur "kau terlalu polos kei.. tapi ku rasa tidak. Dia bodoh, sangat bodoh" gumam mino

Kei berlari mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi. Sedangkan mino kembali menarik selimut setelah terkekeh dengan tingkah istrinya.

Foto pernikahan mereka terpajang indah dinding kamar. Mino tersenyum sinis lalu ia teringat akan sesuatu. Mino menatap pintu kamar mandi yang tertutup dan senyuman jahil langsung menghampirinya

Pria itu berdiri di kamar mandi setelah mendengar suara air berhenti. Mino melipat tangannya di dada sampai akhirnya pintu terbuka

"Ya tuhan! Hya! Kau membuatku kaget" omel kei mengelus dadanya, lalu ia memandang mino curiga "ke-kenapa?"

Mino memajukan langkahnya sehingga ujung sadal yang ia gunakan bersentuhan dengan kei. Mencondongkan tubuhnya ke depan "apa kau tidak tahu? Atau pura-pura tidak tahu sebenarnya tahu?"

Kei mendorong tubuh mino kebelakang "apa sih?" Ucapnya malas lalu mencari jalan keluar tapi mino menghalanginya

"Haruskah aku menarik handuk mu sekarang juga?"

Mata kei membulat seketika lalu kedua tangannya langsung tersilang di atas dada "a-apa?"

Mino mulai maju membuat kei mundur kebelakang "kurasa ini adalah masa subur mu? Aku benar? Sudah lewat dari seminggu kim jiyeon, berhentilah menyiksaku"

Kei memutar bola matanya. Sebenarnya ia sudah bersih dari 3 hari yang lalu "mino-ya"

"Iya sayang"

Jantung kei memompa lebih cepat. Tidak selamanya ia bisa menghindar dari mino, mungkinkah sekarang? Demi tuhan ia belum siap untuk itu "stop!" Pekiknya "baiklah"

"Seharusnya kau mengatakan dari tadi-"

"Bukan sekarang!"

"Boe?"

"Emm- nanti malam?" Tanya kei ragu

"Seks pagi lebih bagus-"

"Hya! Tidak bisakah bahasamu itu di perhalus?!"

The Young Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang