Mermaid: Two

4.6K 243 1
                                    

Lorena's POV

Tanganku masih dicekal oleh kedua pengawal ku. Mau mereka apa sih. Aku terus meronta meminta di lepaskan, tetapi percuma saja karna kami sudah berada di dalam istana.

"Lorena dari mana saja kamu?!" bentak Ayahanda. Jika sudah murka begini, mana sanggup aku melawanya.

"Maaf baginda raja, tadi kami menemukan putri Lorena tengah bersama seorang manusia di pantai," baru saja aku akan menjawab. Pengawal sialan ini sudah mendahuluinya.

"Apa?! Manusia?! Sudah berapa kali Ayah katakan. Jangan pernah bermain ataupun menemui manusia! Manusia itu jahat, Lorena. Ayah tidak mau kamu kenapa-kenapa," ini yang selalu ayah keluarkan. Ayah selalu bilang jika manusia itu jahat, padahal Andre baik kok.

Aku menghela nafas. "Iya Ayah aku tau," hanya itu yang bisa aku katakan kepada ayah.

"Baiklah. Kalau begitu ikut Ayah. Ayah akan kenalkan seseorang padamu," ucapnya. Seseorang? Siapa? Ayah tidak seperti biasanya memperkenalkanku kepada sembarang orang? Apa ini tamu yang penting? Ah sudahlah, aku harus mengikutinya.

Ketika kami sudah berada di ruang tamu. Ternyata mereka semua sudah berkumpul termasuk kak Alexis juga sudah berada disana. Ada apa ini, ternyata kita kedatagan keluarga kerajaan laut sebrang.

"Nah ini putri Lorena, putri kami yang kedua sekaligus calon Ratu di kerajaan ini," ayah apa-apaan sih. Aku hanya mengangguk dengan hormat. Mereka semua tersenyum. Seorang laki-laki yang sedari tadi menatapku juga tersenyum. Apa dia mau di jodohin sama kak Alexis?

"Putri Lorena. Kenalkan ini putra kami namanya Pangeran Arthur. Calon suami kamu," what the fuck?! Calon suami? Dia? Aku kira dia calon suami kak Alexis, jadi disini yang mau dijodohin adalah aku?

Aku menjabat tangan Pangeran Arthur saat dia mengulurkan tanganya kepadaku. Dia hanya tersenyum, aku membalas senyumanya tapi senyuman kaku. Apa-apaan ini aku tidak mau di jodohin! Kenapa bukan kak Alexis aja, aku ikhlas Arthur sama kak Alexis.

"Lorena. Ajak kamu pangeran Arthur ke taman gih. Supaya kalian lebih dekat lagi." Apa ini. Kenapa harus aku, kenapa bukan kak Alexis aja.

Aku hanya tersenyum terpaksa. "Em ayo," aku mendahului Arthur dengan istilah lain meninggalkanya biar dia saja yang mengikutiku.

Saat kami sudah berada di taman istana. Aku mempersilahkan Arthur duduk terlebih dahulu di susul denganku. Kami hanya saling diam tanpa ada kata yag terucap. Ternyata pangeran Arthur ini pendiam juga.

"Oiya kenapa kamu mau di jodohkan denganku?" aku memula pembicaraan terlebih dahulu.

"Aku hanya mengikuti kemauan orang tuaku," jawab nya. Aku hanya manggut-manggut. "Kalau kamu?"

"Aku? Sebenarnya aku gak mau di jodoh-jodohin. Aku suda punya calon sendiri kok," entah kenapa aku kepikiran dengan Andre. Dan aku yakin jika Andre adalah masa depanku, walaupun dia manusia.

"Siapa?"

"Dia seorang manusia, namanya Andre. Tapi sekarang dia pergi, dia kesini hanya untuk berlibur. Aku ingin sekali bertemu denganya. Tapi sepertinya itu mustahil bagiku," jawabku sedikit menundukan kepala.

"Manusia? Apa kamu tidak salah? Kita bangsa duyung di larang berinteraksi dengan manusia, putri Lorena. Tapi, kamu sudah bertemu denganya dan bahkan mempunyai rasa. Apa kau tidak takut jika kau sudah mencintai nya sepenuh hati kau akan menjadi buih-buih gelembung," perkataan Arthur ada benarnya juga. Tapi aku belum mempunyai rasa cinta terhadap Andre. Tapi, ini hanya sekedar rasa tertarik saja. Itu tidak salahkan.

"Yah, aku tau. Aku hanya tertarik padanya," aku hanya memandang lurus sementara Arthur terus menatapku. "Aku ingin sekali jadi manusia. Walaupun hanya sementara."

"Aku bisa membantumu,"

Aku terkejut dengan ucapanya. Apa dia mau bermain-main dengan ku. Padahal aku mengucapkanya dengan penuh harapan.

"Apa kau sedang bermain-main?" tanyaku menatap wajahnya lekat-lekat. Dia hanya menengadahkan wajahnya ke atas.

"Aku mempunyai kenalan yang bisa membuat kita menjadi manusia. Jika kau berkenan, aku bisa membantumu." ternyata dia serius. Betapa bahagianya aku mendapat kabar itu dari pangeran Arthur. Tapi bagaiman cara memberitau ayahanda. Dia pasti tidak mengijinkanku untuk mengunjungi dunia manusia.

"Aku mau! Jadi, kapan kita kesana? Dan bagaiman cara aku bilang kepada ayahanda pasti dia tidak mengijinkanku," lagi-lagi aku tertunduk sedih mengingat hal itu.

"Biar aku saja yang bilang. Pasti dia mengijinkan ya walaupun harus dengan membohonginya." ucapnya. Dia baik sekali ternyata mau membantuku untuk menjadi manusia dan bertemu dengan Andre kembali.

"Terima kasih pangeran Arthur. Kau memang sangat baik," secara spontan aku memeluknya dan dia membalas pelukanku.

*

Tiba lah hari ini dimana aku dan Arthur akan menemui penyihir yang akan mengubahku dan pangeran Arthur menjadi manusia. Kenapa Arthur harus ikut-ikutan menjadi manusia? Karna alasanya hanya ingin menjaga ku dia dunia manusia. Sepertinya aku berhutang banyak dengan Arthur.

"Pangeran, apa ini masih jauh? Ekor ku sudah pegal untuk berenang." ini kesekian kali nya aku mengeluh karna pegal. Perjalanya cukup jauh juga.

"Sebentar lagu putri. Di balik terumbu karang itu ada sebuah mansion yaitu tempat tinggal Leon (read: penyihir). Dia pasti akan membantu kita" dengan tidak sabar aku berenang kuat agar cepat sampai di mansion tersebut.

Dan akhirnya kita sampai pada gerbang mansion itu. Gerbang tersebut terbuka dengan sendirinya. Aku dan pangeran Arthur segera masuk.

"Ada apa kalian kemari?" suara itu mengekutkanku dengan Andre. Ternyata itu Leon teman Arthur.

"Oh, hai sobat. Aku dan putri Lorena membutuhkan bantuanmu," ucap Arthur to the point.

"Bantuan apa? Aku akan membantunya selagi aku mampu, pangeran Arthur." tanya Leon seraya membungkuk.

"Apa kau bisa merubah kami menjadi manusia?" pertanyaan Arthur sungguh membuat Leon terkejut.

"Apa kalian sudah gila! Mana mungkin aku merubah kalian menjadi manusia! Maaf, aku tidak bisa, pangeran." Leon menolak permintaan kami. Ini sungguh keterlalulan.

"Aku mohon Leom. Bantu kami, aku sangat ingin mempunyai dua kaki layaknya seperti manusia. Aku mohon" aku bersimpuh di hadapan Leon. Agar dia bisa membantuku. Sepertinya dia sudah sangat risih dengan perlakuanku.

"Baiklah-baiklah. Aku akan membantu kalian. Tapi, kalian harus menanggung resikonya sendiri. Mari ikut aku," Leon membawa ku dan Arthur ke deretan alat sihir dia aku tidak tau apa itu namanya. Dan dia mengambil satu kalung mutiara dan gelang mutiara. "Pakailah ini, kalung dan gelang ini akan menjadikan kalian manusia jika kalian sudah berada di daratan sana dengan sendirinya. Tetapi satu yang harus kalian ingat. Disini ada tiga mutiara berwarna biru. Jika ketiga mutiara tersebut memutih kalian harus segera membasuh diri kalian dengan air. Jika tidak, kalian akan menjadi duyung kembali saat itu juga. Dan kalian akan menjadi duyung kembali jika kalian ingin kembali ke lautan." Lanjutnya. Memberikanku kalung dan gelang untuk Arthur.

Aku dan Arthur mengangguk mengerti. Dan segera memakai benda ajaib itu.

"Terima kasih banyak, Leon. Terima kasih" aku dan Arthur menyalami tangan Leon dan memeluknya.

"Semoga berhasil."

*

Aku dan Arthur segera pergi ke permukaan air. Aku tidak sabar untuk menjadi manusia. Dan soal ayahanda, dia mengijinkannya dengan alasan kami akan berpetualang bersama.

Bersambung

Love
Sillverss

MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang