Lorena's POV
Pertunanganku dengan pangeran Arthur tinggal 2 hari lagi, dan besok aku harus memutuskanya. Aku bimbang harus berbuat apa. Tapi, jika aku menolak pertunangan ini percuma saja, toh aku tidak akan pernah kembali bersama Andre.
Bayang-bayang Andre dengan Rain masih menghantui pikiranku, dan selalu saja membuat dadaku terasa sakit kembali.
"Rena, ijin kan kakak masuk." ucap kak Alexis, dan aku hanya mengangguk mempersilahkanya masuk.
"Ada apa?" tanyaku langsung setelah kak Alexis duduk dihadapanku.
"Apa kau sudah menentukan pilihanmu untuk besok. Besok adalah hari terakhirnya, Rena." aku menghela nafas berat.
"Huft, baiklah aku bersedia tunangan dengan Pangeran Arthur."
Itu sudah keputusan final ku. Ya, kali ini aku harus membahagiakan kedua orang tuaku dan rakyatku. Aku mengalihkan pandangan kearah mahkota yang akan aku kenakan 2 hari lagi. Sekrang yang menghiasi kepalaku bukanlah tiara lagi, tapi sebuah mahkota yang gemerlapan.
"Kau yakin?" tanya kak Alexis menatap lekat kedua mataku.
"Iya, aku sangat yakin. Biarpun aku belum mencintai Pangeran Arthur sepenuhnya, aku akan belajar mencintainya." dan aku harus melupakan Andre.
"Baikalah jika itu keputusanmu. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu. Sudah malam, ayo cepat tidur." aku segera membaringkan diri diatas kasur dan kak Alexis menyelimutiku hingga batas leher.
"Selamat malam."
*
"Bagaimana Putri Lorena?" tanya Ratu Marcellia ibunda dari pangeran Arthur.
"Saya bersedia, Ratu." aku membungkukan badanku untuk menghormatinya. Aku melihat keterkejutan dari wajah Arthur. Kami berdua saling pandang. Besok adalah hari yang paling bersejarah bagiku.
Besok, gelarku bukan sekedar Putri lagi. Tapi Ratu. Ratu Lorena Madeleine Theresia. Dan bestatus menjadi tunangan pangeran Arthur.
Hidup macam apa ini. Ini seperti kisah-kisah di buku yang pernah kubaca. Ternyata membaca buku itu seperti kutukan, ini sudah terjadi padaku. Sedikit demi sedikit aku sudah melupakan Andre, melupakan semua yang pernah dia lakukan padaku.
"Apa kau yakin, ingin bertunangan denganku? Lalu bagaimana dengan Amdre?" haruskah dia bertanya seperti itu? Sama halnya dengan pertanyaan yang selalu dilemparkan oleh kak
Alexis."Kau tidak melihat kesungguhanku? Tidak mungkin jika aku mengatakan, aku tidak bersedia tunangan denganmu didepan Ratu Marcellia. Itu akan menyakiti hatinya, aku tau itu."
"Jadi, kau mau denganku hanya karna tidak ingin menyakiti Bundaku? Tapi itu menyakitkan bagiku." lirihnya, ya aku tau itu. Maaf kan aku Arthur.
"Maaf. Tapi aku akan berusaha untuk mencintaimu sepenuhnya, Arthur." aku menggenggam tanganya begitupun dengan dia. Aku harus belajar mencintai Arthur.
"Terimakasih Ratu ku." dia mencium punggung tanganku, sehingga membuat pipiku memanas seketika. Mungkin dia memang takdirku.
*
Hari dimana yang ditunggu-tunggu telah tiba, aku mematut diriku didepan cermin. Masih menggunakan Tiara yang biasa aku kenakan. Beberapa menit lagi Tiara ini akan terlepas dari kepalaku.
"Ayo Rena, semua rakyat kita sudah berkumpul didepan istana, ingin menyaksikan penobatanmu menjadi Ratu mereka selanjutnya," Kak Alexis membenarkan anak rambutku yang sedikit berantakan. "Kau sangat cantik sekali, Pangeran Arthur pasti akan tambah tergila-gila padamu."
"Kak Alexis bisa aja. Harusnya kak Alexis yang ada diposisi aku. Aku masih muda untuk memimpin kerajaan ini kak." ucapku memeluk kak Alexis. Kak Alexis hanya mengelus-elus pundaku.
"Ini sudah takdir, Rena. Kau harus menjalani takdirmu." aku melepaskan pelukanku, dan mengangguk.
Para dayang membawa ku ke balkon istana dimana dibawah sana sudah penuh sekali dengan rakyatku. Mereka tampak mengelu-elukan namaku. Aku sempat menitikan air mata karna terharu, mereka begitu menyayangiku. Lalu aku dan para dayang turun berdiri dipodium yang sudah tersedia mahkota yang akan aku kenakan, sekaligus cincin pertunangan.
Tapi, sejak beberapa menit lalu, aku tidak melihat kak Aexis, terakhir aku melihatnya saat dia membantuku merias diri. Kemana dia, seharusnya dia yang mengantarkanku ke sini.
"Ayah, Bunda. Dimana kak Alexis?" tanyaku kepada mereka yang berada disampingku.
"Ada urusan sebentar katanya. Sudah, kau akan segera dinobatkan, ayo bersiap." aku segera bersiap diri menerima penobatanku. Aku harap kak Alexis melihatku dinobatkan sebagai Ratu.
"Dengan ini saya nyatakan bahwa Putri Lorena Madeleine Theresia agar menjadi Ratu bagi rakyatnya dan bisa mensejahterakan Kerajaan ini." Detik itu juga Mahkota itu sudah terpasang dikepalaku. Ada sedikit sinar didalam tubuhku, semua bajuku berubah menjadi lebih indah dan megah. Aku tidak menyangka bahwa aku sudah menjadi seorang Ratu. Semua tepuk tangan riuh makin terdengar ramai.
"Dan sekaligus penobatan ini, Pangeran Arthur dan Ratu Lorena resmi bertungan, silahkan pasangkan cincin mutiara itu di jari manis pasanganya masing-masing." Iqbaal memasangkan cincin di jari manisku, aku tersenyum penuh gembira.
Dan sekarang giliranku untuk memakaikannya cincin. Saat aku hendak memakaikanya, tiba-tiba dadaku kembali sakit seperti dulu.
"Lorena!"
Kami semua menoleh kearah kerumunan ramai. sebagian ada yang tampak memghindar karna melihat ada seorang manusia yang menerobos masuk istana.
"Andre?!" tidak sengaja aku menjatuhkan cincin itu. Ari ada disini? Belahan jiwaku ada disini. Betapa bahagianya aku, jujur saja aku belum sanggup untuk melupkan Andre.
Aku segera berenang untuk mendekati Andre, aku juga menghiraukan semua panggilan dari mereka. Yang hanya aku pikirkan adalah bertemu Andre.
"Jangan mendekat Rena!" aku berhenti, apa maksudnya. Apa dia tidak mau berpelukan denganku. Aku terus saja menghampiri Andre. "Ku mohon, jangan mendekatiku!!" teriaknya lagi.
Tapi semuanya sudah terlanjur aku sudah berada didekapanya, aku bisa memeluknya lagi.
"Aww!" aku mengerang kesakitan. Dan terjatuh dipangkuan Andre, seluruh tubuhku terasa lemas seketika tidak ada energi sedikitpun.
"Ratu Lorena!" aku melihat semua keluargaku menghampiriku begitu juga dengan Arthur.
Author's POV
"Maaf kan aku Ayah, Bunda. Dan maafkan aku juga Arthur. Aku bukanlah yang terbaik untuk kalian semua. Aku menyayangimu Arthur, terimakasih karna kau telah mau menemaniku pergi ke dunia manusia, dan mempertemukan ku dengan dia. Aku terlanjur mencintainya. Aku jatuh cinta kepadamu, Andre." sebuah sinar kembali muncul didalam tubuh Lorena. Semuanya gelisah, dan mereka semua sudah tau apa yang akan terjadi kepada Lorena.
"Lorena!" Alexis berteriak memanggil Lorena begitu juga dengan Andre. Sinar itu membawa Lorena keatas dan terjadilah perubahan didalam diri Lorena. Sedikit demi sedikit tubuhnya menjadi buih-buih gelembung yang sangat indah.
"Lorena!"
Andre berteriak sekali lagi, karna dia yang menyebabkan semua ini terjadi, Lorena sudah tidak ada lagi. Dia sudah menghilang karna sudah mengucapkan kata-kata terlarang itu.
'Yang aku pelajari dari mencintai seseorang adalah bahwa kita tetap ingin berkorban, walau sudah tak tahu lagi apa yang tersisa dalam genggaman' — Lorena Madeleine Theresia
TAMAT
Love
Sillverss
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid
FantasySalahkah jika putri duyung sepertiku menyimpan perasaan kepada seorang manusia sepertinya? Aku mencintainya apakah itu salah? Meskipun diriku akan berakhir menjadi buih-buih gelembung seperti kisah putri Ariel aku tak masalah, aku hanya ingin bersam...