Mermaid: Eleven

1.5K 94 0
                                    

Andre's POV

Aku menunggu Lorena didepan pintu kelas sedari tadi. Lima menit lagi pelajaran dimulai tapi dia belum ada dikelas kemana dia pergi. Padahal Vivi sudah berada dikelas sejak tadi.

Dan aku melihatnya juga tapi dia bersama Arthur arahnya dari tangga rooftop, ngapain dia berdua dari rooftop dengan Arthur. Aku tidak sengaja memukul pinggirian pintu kelas, sedikit sakit sih.

Lorena hanya menunduk bahkan dia tidak menatapku yang ada didepanya. Aku menatap tajam kearah Arthur, apa dia mempengaruhi Lorena lagi. Arthur mengacak rambut Lorena sebelum dia pergi ke kelasnya.

Aku mengikuti Lorena dan duduk dikursi Viv seperti biasa, tapi dia malah memasang earphnonya bahka dia tidak menganggap ku ada. Ada apa lagi ini. Aku menuliska sesuatu dibuku yang berada diatas meja.

'BISA LEPAS DULU EARPHONENYA?'

Lalu menyodokanya kearah Lorena, dia membacanya dan menuliskan sesuatu lagi dibawah tulisanku.

'TIDAK BISA'

Apa-apaan ini, kenapa dia jadi dingin lagi kepadaku. Oh ayolah aku tidak suka Lorena yang seperti ini. Hingga akhirnya aku harus pindah tempat duduk karna ada Vivi yang ingin menempati singgasanaya.

*

"Rena, pulang bareng yuk!" ajaku, tapi dia menepis tanganku dengan halus saat aku menggenggam tanganya.

"Gak bisa. Aku udah janji pulang bareng sama Arthur. Maaf,"  aku hanya bisa menatap punggung Lorena yang pergi menuju parkiran. Mungkin saja menyususl Arthur disana. Damn it! Aku menggeram kesal.

"Hai, Andre!" aku terkejut dengan kedatangan Rain yang mengejutkanku. Mau apa lagi dia.

"Apa?" jawabku sedikit malas. Dan berjalan pergi meninggalkan Rain, bukan meninggalkan sih lebih tepatnya dia mengikutiku.

"Lo mau gak nganterin gue pulang?" huft, dari pada aku bosan mendengar celotehan Rain, mending aku turuti saja kemauan dia.

Diparkiran aku bertemu lagi dengan mereka berdua. Yaps, Lorena dan Arthur. Aku mencoba untuk tersenyum kepada Lorena, namun dia hanya memalingkan wajahnya.

Aku langsung memberikan helm kepada Rain, dan segera pergi dari halaman sekolah. Lebih tepatnya dari hadapan Lorena dan Arthur.

Dalam perhalanan perutku terasa sesak karna Rain terlalu erat memeluku dari belakang.

"Stop!" aku me-rem motor ku secara mendadak karna Rain menyetopkannya.

"Kenapa berenti disini? Rumah lo kan masih jauh." tanyaku, tanpa menengok ke belakang.

"Mampir dulu yuk ke cafe. Gue boring nih di rumah." apa dia sengaja pulang dengan ku hanya untuk mengajaku pergi ke cafe.

"Gak. Gue harus anterin lo pulang." aku menyalakan mesin motor kembali, tetapi Rain malah turun dari motorku. "Lo, gak mau gue anterin?"

"Mau, tapi kita mampir dulu ke cafe." rajuknya. Aku semakin kesal dengan tingkah Rain yang sekarang.

*

Aku baru mendengar gosip dari teman-teman yang bahwa Lorena dan Arthur resmi berpacaran. Aku sempet tidak percaya, ini pasti rumor gosip belaka. Hah! Ada-ada saja gadis-gadis disini.

Lama-lama kuping ku bisa panas jika terus menerus mendengar gosip konyol seperti itu. Aku harus segera memastikanya kepada Lorena.

"Rena." aku mencoba menegur Lorena terlebih dulu. Dia hanya membalasnya dengan gumaman.

"Lo beneran jadian sama Arthur?!"

Belum sempat aku menjawab, Vivi sudah mendahuluinya. Sebelum dia menjawab pertanyaan Vivi, dia melirk kearahku sebentar. Kumohon jangan bilang 'Iya' Lorena. Kamu pasti tau dampaknya.

"Kau tau dari mana?" dia belum juga menjawab pertanyaaku dan Vivi.

"Hello! Lo gak tau didepan orang-orang pada ngomongin tentang hubungan lo tau. Gimana sih."

"Oh gitu ya."

"Jadi?" aku mulai tidak sabar dengan jawaban Lorena yang sepertinya sengaja dia perlambat.

"Iya."

Aku hanya bisa menelan ludahku sendiri. Kupingku pasti salah dengar, ini pasti kuping ku bermasalah. Aku hanya bisa diam mematung dihadapan Lorena. Pikiranku tiba-tiba blank seketika, tidak ada apapun yang bisa aku pikirkan selain apa yang barusan Lorena ucapkan.

"Andre, lo baik-baik aja? Tegang amat muka lo." aku hanya bisa senyum kearah Lorena. Dan duduk kembali di tempat duduku.

Bersambung

Love
Sillverss

MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang