Lorena's POV
Aku dan Arthur tengah memikirkan rencana apa yang akan kami gunakan supaya Andre tidak terus-terusan mengejarku. Aku tidak tega melihat Rain yang ternyata masih mencintai Andre.
"Aku punya ide." tiba-tiba Arthur bersuara setelah setengah jam kami hanya saling diam memikirkan cara. Aku langsung duduk memghadap ke arah Arthur siap untuk mendengar rencana apa yang akan dia gunakan.
"Apa-apa? Cepet kasih tau!" aku sudah tidak sabar mendengarnya.
"Kurasa kau tidak akan menyukai rencana ini."
"Aih! Kau ini, apapun recananya aku bakalan suka kok."
Arthur terlihat ragu untuk mengatakan rencana itu. Aku sudah kehabisan kesabaran kalo Iqbaal tidak cepat memberitakuku.
"Rencanya.. Kau harus mau jadi pacarku."
"Oke bagus." kenapa Arthur terlihat terkejut dengan jawaban ku. Tunggu, apa tadi? "Ha? Pacar? Gak salah? Adduuhhh Arthuuurr!" Arthur menutup telinganya karna teriakanku. Aku kira rencana apaan. Eh ternyata-,
"Apa aku bilang, kau pasti tidak akan menyukainya. Sudah lah, apapun rencanya kau harus menurutinya. Iya kan?" benar juga apa yang dikatakan oleh Arthur.
Aku hanya mengangguk lalu dia malah mengacak rambutku yang baru saja aku rapihkan satu jam yang lalu. Ini sih kemauan dia sendiri. Huft, kenapa aku jarus dijodohkan dengan orang seperti Arrhur?!
"Ayo cepat tidur. Kau kan suka kesiangan." aku melirik jam yang ada didinding, ternyata sudah jam 10 malam.
*
Aku terbangun dari tidurku karna ini sudah jam 6 pagi. Yang pertama aku cek adalah hadphone dan sosmed. Aku buka akun Intagram ku
*INSTAGRAM*
Arthr_
P
I
C
T❤20.938 💭773
Arthr_ Mine({})
Taged: Lorena.MT*
Apa?! Dia mengupload foto itu?! Itu kan foto sejak 2 hari yang lalu. Oh tuhan, mengapa dia menguploadnya.
Dug! Dug! Dug!
"Arthur! Buka pintunya! Aku seperti orang gila yang kesetanan menggedir-gedor pintu apartemen Arthur. Dia lama sekali sih buka pintunya.
"Ada apa? Santai aja kali ngetuknya, aku tidak tuli." alu menatap tajam mata Arthur dan memberikan ponselku kepada Arthur.
"Oh, kau sudah tau. Ada masalah, kan biar semua orang tau kalo kita pacaran." enak sekali dia berbicara.
"Ralat pacar bohongan, oke!" aku merebut ponselku kembali. Dan masuk kembali kedalam apartemenku.
Aku dan Arthur seperti biasa berangkat kesekolah bersama. Tapi ini agak sedikit berbeda setelah kami berdua menyandang status berpacaran. Semua orang jadi memperhatikan kami. alu sedikit risih mendapatkan tatapan tajam dari mereka.
Dan sampai istirahat pun tiba gosip ku dan Arthur belum juga mereda, apalagi setelah Andre mengetahuinya. Dia juga sedikit menghindariku. Ternyata manjur juga. Tapi ada sedikit perasaan yang aneh saat Andre menjauhiku. Dimana dibagian dadaku terasa sakit.
"Hai, Ren. Yuk kekantin." si Arthur kesempatan banget sih. Kayanya dia mau manas-manasin Andre deh secara dia kan ada dibelakang aku. aku sempat menengok kebelakang dulu, dan menyusul memegang tangan Arthur yang sedari tadi terulur. Aku tidak tau perasan Andre sekarang bagaimana. Ah mungkin ini lebih baik dia kan sudah ada Rain.
Aku tau jika Andre mengikutiku dari belakang. Dia berjalan terlihat santai dan sesekali bersiul-siul tidak jelas. Sesekali aku melirik kearah belakang.
"Kamu ngapain sih ngikutin kita?" ucapku seketika dan dia terlihat terkejut.
"Loh, memangnya gak boleh aku ke kantin?" benar juga sih. Duh bego banget sih Rena. Lalu dengan wajah malunya aku kembali meneruskan perjalananku kearah kantin bersama Arthur.
"Hai, Andre. Kantin bareng yuk." aku melihat Rain bergelatut manja ditangan Andre. Sepertinya Andre tidak terlihat risih lagi. Ya, mungkin karna dia juga masih menyukai Rain. Aku tau itu.
"Aww" aku memegang dadaku karna terasa sakit sekali dan sesak.
"Kamu gak papa?" tanya Andre dan Arthur secara bersamaan. Aku hanya melambaikan tanganku masih menahan rasa sakit.
"Lebay bamget sih. Bilang aja mau diperhatiin dua cowo ganteng." jika aku sedang tidak kesakaitan seperti ini. Aku sudah hajar mulut Rain sekarang juga.
Aku dibantu oleh Arthur untuk segera pergi ke kantin. Dan menghindari Andre dan Rain, tadinya Arthur mau mengajaku ke UKS tapi aku menolaknya karna aku rasa ini hanya sakit biasa.
Dengan sigap Arthur sudah membawakanku makanan dan minuman aku hanya tersenyum melihat perilaku dia dihadapan yang lainya. Ya, dikantin ini bayak sekali orang-orang yang memperhatikan kami. Aku merasa jika aku seperti artis sinetron saja.
"Arthur, sampai kapan kita harus seperti ini?" tanyaku dengan suara sedikit pelan supaya tidak terdengar oleh yang lain.
"Nikmatin aja dulu." ucapnya sambil menyesap minuman yang dia beli.
"Ini sih kemauan kamu. Aku risih diliatin sama semua orang."
Dia malah melihat-lihat sekitar terus tebar pesona sama gadis-gadis yang lain. Nyebelin banget sih dia. Ganteng aja nggak. Dan aku menangkap sosok Andre dan Rain di kursi yang tidak jauh dariku.
Dia terlihat happy saat bersama Rain, terlihat dia sedang tertawa bersama dengan Rain. Aku hanya bisa tersenyum tipis. Mungkin mereka telah kembali bersama.
"Aww.." lagi-lagi dadaku terasa sakit sekali. Arthur yang mengetahuinya segera membawaku ke UKS. Sepertinya aku sedang tidak enak badan.
"Kalau kau sedang sakit. Harusnya tidak uah pergi sekolah. Diam dulu diapartemen." ucapnya sambil menyelimutiku. Aku hanya mencibir perkataanya.
"Bawel banget sih. Paling cuma demam biasa."
"Iya terserah aku saja. Ya sudah, aku harus kembali ke kelas, sekarang jadwalnya mr. Ivan. Kau tau jika aku terlambat masuk."
"Ya sudah sana pergi aja."
Satu jam aku berada di UKS. Rasanya bosan sekali. Selama disini juga aku hanya bermian game di ponsel ku saja. Tanpa melakukan apapun. Hingga akhirnya ada seseorang yang membukakan pintu UKS.
"Rena. Gak ada lo dikelas, rasanya otak gue udah gak ada bentuknya deh. Matematika susah banget sih." ternyata itu Vivi. Aku hanya terkekeh mendengar gerutuanya itu.
"Ya kamu harus biasain lah. Gimana kalo nanti—"
"Kalo nanti apa?"
"Nope. Oya kok kamu bisa keluar kelas, ini kan masih jam pelajaran."
"Lagi free class Ren, oya ada berita mengejutkan buat lo nih." ucapnya antusias membuatku ingin bangun dan duduk bersiap mendengar gosip hari ini.
"Apa?"
"Andre sama Rain balikan. Waw! Gue bener-bener gak nyangka sama mereka. Setelah putus beberapa bulan, akhirnya mereka balikan lagi." entah kenapa denyut jantungku bekerja lebih cepat dari biasanya.
Apa benar berita itu. Jika benar, Andre sudah menemukan kebahagianya. Satu mutiara berhasil keluar dari mataku, Vivi tidak boleh tau. Aku menyimpan mutiara itu di saku pakaianku.
Bersambung
Love
Sillverss
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid
FantasiaSalahkah jika putri duyung sepertiku menyimpan perasaan kepada seorang manusia sepertinya? Aku mencintainya apakah itu salah? Meskipun diriku akan berakhir menjadi buih-buih gelembung seperti kisah putri Ariel aku tak masalah, aku hanya ingin bersam...