hetalia © hidekazu himaruya
no profit is gained in the making..
.
seborga/monaco. au.
.
.
Aku yang terbangun paling cepat di antara mereka. Pukul empat, enam jam tidur malah membuatku sedikit lemas. Ketika aku memasak air dengan kompor portabel milik Frans, Lovi bangun, kusadari mereka semua tidur di satu ruangan kecuali Fio.
Fio bangun terakhir kali, dia berada di kamar tepat di seberang kamar yang kutempati. Semuanya meminta kopi, dan tak lama kemudian mereka langsung mengemasi barang-barang dan kami berangkat lagi pukul lima. Aku menambahkan sweater di balik mantelku.
Posisi duduk masih sama. Entah Fio yang tak ingin bergantian atau yang lain menjebaknya dalam opsi tanpa kawan, yang terpenting adalah semua terasa eksklusif di depan sini.
"Rasanya aku ingin mengubah interior mobil ini," Fio memulai tiba-tiba saat aku sedang memikirkan sup ayam yang dinikmati di Alpen—betapa menggiurkannya.
"Kenapa?" Saat aku menoleh, dia sedang melirik-lirik pada langit-langit.
"Entahlah. Rasanya membosankan saja. Mungkin merah bisa jadi pilihan yang bagus. Mm. Di psikologi warna yang biasa diterapkan di arsitektur, merah itu agresif; keberanian."
"Kaumau mengasah adrenalinmu untuk kebut-kebutan?"
Dia cuma tertawa.
Aku menyandarkan kepala dan menutup mata. Terlalu banyak tidur memang tak pernah bagus untukku. Rasanya aku tidak bisa sadar dengan bebas. Mataku seperti punya jangkar. "Entahlah ... tapi kurasa begini saja cukup. Aku suka yang seperti ini."
Aku baru sadar dia melakukan hal yang tak kuduga saat Francisco menyeletuk dari belakang, "Hei, hei, perhatikan jalanan. Bukan lawan bicaramu. Lama-lama, pula."
Aku masih melihat gelap, tetapi aku tidak ingin dan tidak akan tidur. Aku masih ingin menemani Fiorenzo di sini. Masih.
