POV KAREL
Empat tahun sudah aku memendam kesedihan ini, kesedihan yang di karnakan kehilangan seorang adik. Adikku satu-satunya yang sangat kusayangi.
Walaupun Serly bukanlah adik kandungku, tapi aku dan dirinya sangatlah dekat, kami terbiasa melakukan banyak hal bersama.
Kami hanya tinggal bertiga selama ini, karna mama telah meninggal dunia sewaktu melahirkanku.
Beberapa tahun yang lalu, tepatnya ketika aku berusia lima belas tahun. Papa datang dengan membawa seorang anak kecil yang diadopsinya dari sebuah panti asuhan milik temannya. Usia anak itu lebih muda empat tahun dari usiaku. Saat itu aku merasa sangat bahagia, karna akan mendapatkan seorang adik perempuan.
Papa sengaja mengadopsi Serly agar diriku tidak merasa kesepian, di saat papa lebih banyak menghabiskan waktunya di luar, karna urusan pekerjaan.
Aku sangat menyanyangi adik angkatku, dan hubungan persaudaraan diantara aku dan dirinya tetap dekat sampai kami beranjak dewasa.
Tapi, entah mengapa semuanya mulai berubah. Segalanya di mulai pada saat aku pergi meninggalkan adikku beberapa bulan lalu. Hal itu di karenakan, aku harus mengurus masalah yang terjadi di salah satu kantor cabang milik Papa.
Waktu itu aku masih seorang mahasiswa. Tapi karna Papa saat itu sedang sakit, dan di haruskan beristirahat total untuk sementara waktu. Maka akulah yang harus mengambil alih semua pekerjaan Papa, hingga kesehatannya pulih kembali. Untung saja aku terbiasa membantu pekerjaannya di sela-sela waktu kosongku. Jadi aku sedikit banyak mengerti, tentang pekerjaan yang akan aku geluti nantinya. Sedang kantor pusat sudah di pegang oleh wakil Papa.
Setelah aku kembali, keanehan mulai kurasakan tentang perubahan sikap Serly padaku. Aku mulai bertanya tanya, apa itu yang menyebabkan sakit Papa kembali parah? Dan hal itu pula yang menyebabkan aku pulang lebih cepat, setelah lima bulan lamanya berada di Jerman.
Setelah satu bulan lamanya kembali di rawat, ternyata Tuhan berkehendak lain, Papa akhirnya meninggal dunia.
Dan kematian Papa semakin membuat Serly jauh dariku. Dirinya seperti menjaga jarak denganku, dan itu membuatku semakin pusing memikirkannya. Apa yang telah membuat Serly ku yang dulunya ceria, menjadi gadis yang sangat pendiam dan tertutup. Aku mencoba untuk bicara tentang penyebab dari kemurungannya, tapi ia selalu menghindar.
Dan sampai akhirnya, aku menemukan adikku Serly telah tewas di kamarnya. Serly meninggal karna over dosis obat penenang, dengan menggenggam erat photo seorang pemuda di tangan-nya, yang identitasnya baru ku ketahui beberapa bulan kemudian sebagai Kevin.
Di sebelah gadis itu, juga tergeletak sebuah album photo, yang berisikan banyak gambar adiknya beserta lelaki brengsek itu.
Aku marah, aku terluka. Seandainya saja aku tidak pernah pergi meninggalkan adik ku waktu itu, aku yakin
Semua ini tidak akan pernah terjadi. Aku merasa telah menjadi seorang kakak yang gagal.Walaupun kejadian itu telah lama berlalu. Aku tidak akan pernah melupakan ekspresi itu, ekspresi kesedihan di wajah adikku.
TBC
Segitu aja dulu ya, Sorry kalo gaje dan banyak typo.
Foto adik kesayangan karel ada di mulmed.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta (End)
Romance[18+] Dia datang saat kuterpuruk dan dicampakkan, dia dgn sejuta pesonanya, dapatkah diriku memilikinya, pada kenyataannya aku hanyalah sebatas alat, untuk balas dendam kepadanya (sebagian cerita di private)