part 17

15.7K 767 6
                                    

Suara dering telpon terdengar beberapa kali. Erena menatap dengan enggan, layar hand phone miliknya. Saat ini, dia dan kedua temannya sedang berada di kantin kampus.

"Woy, angkat tuh telpon. Di  anggurin aja," ucap Kiki, yang kini sedang menikmati mie ayam di hadapannya dengan lahap.

"Lagi malas tau ki." Jawab Erena tak acuh, sambil mengaduk pelan sedotan jus jambu di gelasnya.

"Ya, jangan gitu juga kali Ren. Cowok lu tuh. Disamber orang baru tau rasa lo," jawab Rere yang berada di samping kiki.

"Iya Ren, kasian tuh. Udah berapa kali juga nelpon, daripada di anggurin gitu,  mending buat gue aja," jawab Kiki cuek.

PLETAK

Dengan gemes Rere menjitak kepala Kiki. Gadis itu seketika memberengut kesal.

"Yey ... Ngomong asal aja lo. Dia juga ogah kali, ama lo Ki. Palingan juga gue." Jawab Rere penuh percaya diri.

Kiki seketika melotot sebal, sedang Rere cekikikan gak jelas.

"Ren, kita berdua cuma becanda ya. Tapi, gue sebenarnya heran sama lo. Kok seperti gak antusias gitu sih pacaran sama kevin. dia ganteng banget padahal. Elo bisa liat sendiri kan, anak-anak kampus ngeliat cowok lo, udah  kayak natap makanan." ucap Rere kembali.

Erena hanya tersenyum tipis, "Itu semua cuma perasaan kalian aja kali. Gue emang bukan orang yang suka mengumbar kemesraan. Elo tau sendiri kan? jadi jangan khawatir, semua baik aja kok." Jawab Erena santai.

Mereka berdua hanya mengangguk. walau sebenarnya kurang begitu  yakin.

"Eh, ngomomg ngomong tentang cowok lo. Orangnya udah muncul aja tuh," jawab kiki sambil nyengir.

Erena memalingkan tatapannya ke luar kantin. Dari jauh, dia melihat kevin berjalan ke arahnya sambil tersenyum manis.

Gadis itu mendesah pelan. mungkin, jika beberapa tahun yang lalu. Senyum itu akan membuat perasaannya melambung tinggi. Tapi kini,  hanya kehampaanlah yang gadis itu rasakan.

"Apa kabar Ren.," sapa kevin yang sudah berdiri menjulang  dihadapannya. Erena  mengerjapkan matanya seketika.  Setelah tersadar dari lamunan.

"Baik Vin, kok tumben siang- siang udah kesini. Kamu gak ngantor?" tanya Eren heran.

"Dari kantor kok tadi. Cuma,  kepengen makan siang bareng pacar aja." Jawab kevin dengan senyun menggoda. Ia lalu duduk di sebelah kekasihnya.

"Oh, so sweet." Jawab mereka secara serempak dengan senyum menggoda. Membuat Erena tertunduk malu dengan pipi merona.

"Aduh kita duluan aja deh, jadi ngiri liat orang pacaran. Begini deh nasib jadi jones." ucap keduanya nyaris berbarengan. Mereka berdua lalu berdiri dengan senyum lebar.

"Bye kakak ganteng, selamat pacaran. Jangan pake grepe- grepe ya, di sini ada CCTV," bisik Kiki di telinga Kevin, yang terdengar jelas oleh Eren. Membuat gadis itu melotot galak.

Kevin hanya tertawa ringan melihat tingkah laku kedua teman Erena.

"Temen-teman kamu lucu ya." komentar kevin, yang hanya di balas senyum tipis dari gadis itu.

Pria itu lalu teringat sesuatu, ia lalu menoleh pada gadis
di sampingnya dan berkata.

"kamu tadi kenapa gak jawab telponku?"

"Eh, itu tadi aku..." jawab Eren tidak beraturan

Kevin mengeryit mendengar jawaban Eren yang terdengar aneh. Gadis itu buru-buru memperbaiki kata-katanya.

Dendam Dan Cinta (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang