Erena sedang berjalan pelan menuju ruang kelasnya, ketika seseorang menarik tangannya kasar. Ia sangat terkejut dan tidak sempat melawan ketika satu dari lima siswi senior menyeretnya ke ruang olahraga yang tampak kosong.
"Apa yang kalian inginkan?" tanya Erena gusar. Mereka hanya diam dan menatap sinis gadis itu dengan posisi mengelilinginya.
"Kurasa aku tidak punya urusan dengan kalian." Ucap Erena lagi.
"Kau memang tidak punya urusan dengan mereka, tapi denganku." Ucap seorang wanita yang baru saja muncul di belakang Erena. Wanita itu melangkah pelan dengan tatapan angkuh.
Erena menoleh ke arah wanita tersebut, gadis itu nampak terkejut, tapi dengan cepat ia segera menormalkan kembali ekspresi di wajahnya menjadi datar.
"Ku rasa, aku juga tidak punya masalah apapun dengan dirimu kak," jawab Erena berusaha santai.
"Kau ..." jawab wanita itu tampak emosi. Ia lalu melangkah cepat menghampiri Erena, sambil meraih kerah bajunya kasar.
"Berani sekali kau bermesraan dengan Kevinku wanita siaalan!" bentak perempuan muda di hadapannya kasar.
Erena mengernyit heran, kemudian dia tersenyum manis.
"Kenapa kakak harus marah. Kevin kan pacarku, jadi wajar saja kalau kami berdua dekat. bukankah itu hal yang biasa terjadi pada setiap hubungan di antara sepasang kekasih." Ucap Erena menantang.
PLAK ...
suara tamparan terdengar, pipi gadis itu memerah, Erena mencoba untuk membalas, tapi beberapa wanita yang berdiri di sampingnya, menahan tangannya.
Dengan ekspresi menang wanita itu tersenyum licik.
"ku peringatkan kau, jangan coba dekati milikku lagi, kalau kau masih ingin hidup tenang di kampus ini." ucap gadis itu,
dia lalu mendorong Erena hingga nyaris terjungkal, sambil beranjak pergi diikuti oleh teman-temannya.
"Ingat itu." Kata gadis itu sebelum benar-benar pergi menghilang dari hadapan Erena.
Erena menyentuh pipinya yang terasa panas, sorot matanya tampak marah.
"Kaulah sebenarnya yang telah merebut dirinya dariku Lisa," geram Erena.
=========
Pukul delapan malam Erena sampai di mansion pria itu. Dia baru saja pulang setelah berkumpul bersama teman- temannya tadi.
Ketika melewati ruang tengah, ia melihat Karel yang sedang duduk sambil membaca beberapa berkas penting di tangannya.
Lelaki itu tampak begitu serius, ia tidak menyadari kedatangan Erena yang kini tengah berdiri di hadapannya. Gadis itu hanya memandangi wajah Karel dengan tatapan sendu tanpa berniat untuk menyapa.
Karel mendongakkan kepalanya saat merasa di perhatikan seseorang.
"Kau sudah pulang rupanya. Kenapa jam segini baru sampai?" Tanyanya sedikit tak acuh.
"Iya, tadi aku sempat mampir dulu ke cafe bersama teman- teman," jelas gadis itu.
"Kemarilah," ajak pria itu sambil menunjuk bangku kosong di sampingnya.
Gadis itu menghampiri Karel dengan sedikit ragu, ia lalu duduk di sebelah Karel yang telah meletakan berkasnya di atas meja.
"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Karel curiga, pria itu menatap tajam pipi Erena yang tampak sedikit bengkak dan membiru.
Tanpa sadar Erena memegang pipinya, gadis itu meringis pelan.
"Oh ... ini, tidak sengaja aku terkena lemparan bola di lapangan tadi," ucap gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta (End)
Romance[18+] Dia datang saat kuterpuruk dan dicampakkan, dia dgn sejuta pesonanya, dapatkah diriku memilikinya, pada kenyataannya aku hanyalah sebatas alat, untuk balas dendam kepadanya (sebagian cerita di private)