part 21

20.5K 953 7
                                    

TOK..TOK...TOK...

Suara ketukan pada pintu seketika mengalihkan kegiatan Karel yang kini tengah sibuk meneliti beberapa berkas penting di meja.

Tak lama berselang, Johan sekretarisnya muncul. "Maaf Pak, ada tamu dari perwakilan PT Bumi Pratama Yudha, beliau sedang menunggu di luar."

"Persilahkan dia masuk." Jawab Karel yang kembali sibuk dengan beberapa dokumen di meja kerjanya.

"Baik Pak," ucap Johan. Pria itu mengangguk hormat sebelum pergi. Johan lalu melangkah menuju pintu keluar dan menutupnya kembali.

Tidak lama setelah Johan pergi,  pintu kembali terbuka. Di Sana tampak seorang wanita dengan pakaian kerja yang sangat seksi dengan potongan dada rendah. Memperlihatkan sebagian belahan dadanya yang tampak  menggoda. Dipadu dengan rok ketat hitam di atas lutut.

Dengan penuh percaya diri, wanita itu berjalan menghampiri Karel yang masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya.

"Kita akhirnya bertemu lagi sayang," sapa Lisa setelah jarak mereka cukup dekat. Gadis itu lalu tersenyum.

Karel mendongak mendengar ucapan gadis itu. Ia menatap datar lawan bicaranya. Mengabaikan senyum Lisa yang tertuju untuknya.

"Silahkan duduk," ucap pria itu singkat, sambil nenunjuk kursi tunggal didepan meja kerjanya. Ekspresi pada wajahnya masih  terlihat datar.

Gadis itu malah melanjutkan langkahnya menuju sofa panjang yang berada di pojok ruangan. Agak jauh dari meja kerja Karel. Lalu dengan tenangnya Lisa duduk dengan menyilangkan kaki. Sehingga, rok ketatnya makin tertarik ke atas. Memperlihatkan paha putih mulusnya yang menggoda.

"Aku rasa duduk di sini lebih nyaman." Ucapnya sambil tetap memasang senyum memikat.

Pria itu menghela napasnya sejenak. Dia harus bersabar menghadapi tingkah Lisa yang memuakkan.

Karel akhirnya beranjak dari kursi kerjanya. Melangkah tenang menghampiri Lisa yang menatapnya dengan tatapan menggoda. Karel lalu duduk di sofa tunggal berhadapan dengan gadis itu. Tak mempedulikan raut kecewa yang tampak jelas di mata Lisa.

Cih... dia pikir, aku akan sudi duduk di sampingnya.

"Bisa kau perlihatkan proposal kerjasamanya," ucap pemuda itu langsung tanpa berbasa-basi.

Dengan kesal gadis itu menyerahkan amplop coklat besar yang dia keluarkan dari tas kerjanya.

Dengan tak acuh Karel membaca isinya setelah mengeluarkannya dari amplop. Ekspresi lelaki itu  tampak sangat serius. Cukup lama ia memperhatikan berkas yang ada di tangannya tersebut.  Setelah selesai, ia meletakkan kembali ke atas meja di depannya.

"Kurasa cukup menarik. Aku akan mengirim asistenku ke perusahaan anda, untuk membicarakannya lebih lanjut. Sekarang, anda bisa pergi," ucap pria itu mengusir secara halus.

Setelah mengucapkan itu karel lalu beranjak dari tempatnya untuk menuju ke meja kerjanya kembali. Ketika akan melewati gadis itu, sang gadis seketika beranjak dari duduknnya dan menghalangi langkah Karel.

Raut muka Karel seketika berubah menjadi dingin. Terlebih, ketika gadis itu dengan beraninya mengalungkan tangan pada lehernya. Bibir gadis itu lalu bergerak, mendekati telinga Karel dan membisikan kata-kata menggoda.

"Mengapa terburu-buru sayang,  kita dapat bersenang senang dulu di sini." Bisiknya lembut di telinga Karel dengan seringai menggoda. Jemari gadis itu bahkan dengan nakal mulai merayap ke celah kemeja Karel yang tidak terkancing.

Karel menatap tajam lawan bicaranya. Secara tiba-tiba ia menyentak kasar tubuh gadis dihadapannya menjauh hingga terdorong kebelakang. Lisa yang kaget dengan penolakan pria itu tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya. Dengan repleks, Lisa  menarik pemuda yang berdiri di depannya untuk berpegangan. Otomatis mereka berdua terjatuh di sofa panjang, dengan posisi Karel menindih tubuh Lisa.

Dendam Dan Cinta (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang