part 16

18.8K 933 6
                                    

Kevin menepati janjinya untuk menjaga Erena selama Karel pergi. Hampir setiap hari kevin datang mengunjungi gadis itu, dia semakin terbiasa dengan kehadiran Erena, terkadang ada perasaan kangen jika sehari tak melihatnya.

Seperti saat ini, pria itu bersiul senang sambil melangkahkan kakinya memasuki mansion mewah itu, senyumnya semakin melebar tatkala mendapati seorang gadis yang duduk seorang diri dengan posisi  Membelakanginya sambil menghadap ke arah kolam.

Sementara Erena yang sedang duduk termenung, tidak menyadari kehadiran Kevin, ia masih asyik memandang ke arah kolam dengan tatapan kosong, ia  sangat merindukan pria itu, sudah sebulan ini Karel pergi meninggalkannya, tanpa menghubunginya sekalipun.

Tiba-tiba seseorang menyentuh bahunya pelan, seketika gadis itu tersentak, setelah melihat pria yang berdiri di sampingnya, ia kembali tak acuh sambil mengalihkan tatapannya ke arah kolam lagi.

"Kenapa nih, pagi-pagi udah ngelamun aja." Ucap Kevin sambil duduk di sebelah gadis itu.

"Bisa diem, gak sih Vin." Ucap gadis itu sebal.

"Sensi amat kamu Ren, lagi PMS ya?" Ucap Kevin lagi, matanya memandang lekat sosok cantik di sampingnya, seketika Erena menjadi gemas dan mencubit lengan lelaki di sebelahnya dengan kencang.

"Aduh ... kira kira dong Ren, sampe merah nih." Protes kevin manja.

"Siapa suruh ngeledek," jawab gadis itu sambil beranjak ke dalam rumah. Kevin segera mengikuti langkah Erena yang masih menggerutu .

"Sorry deh." Jawab Kevin sambil duduk di sofa dan meraih remot tv lalu menyalakannya,

"Ren, kamu kangen banget ya sama Karel?" ucap Kevin, masih dengan menatap layar kaca dihadapannya.

"Kalo iya kenapa," jawab Erena sedikit acuh.

"Ya, gak kenapa juga kali, wajarlah kalau seorang adik kangen sama abangnya." Jawab Kevin santai.

Kevin melirik gadis di sampingnya yang nampak tidak terusik oleh perkataannya tadi, ia lalu kembali berkata.

"Walau aku belum begitu lama kenal dengan kakakmu, aku tahu bener kok, kalau kamu begitu sayang banget sama dia." Lanjut kevin kembali.

Cukup lama mereka terdiam,  sampai akhirnya kata-kata kembali terlontar dari bibir pria itu,

"Kalau aku pergi lama, kira- kira kamu bakalan kangen juga gak sama aku?" tanya Kevin dengan ekspresi serius. Ia menoleh menatap lurus ke manik coklat Erena, yang entah sejak kapan telah menyentuh hatinya.

"Kamu, ngomong apa sih Vin." Jawab Erena gusar.

Kevin segera meraih tangan Erena lembut, refleks Erena menarik kembali tangannya, tapi kevin menahannya.

"Ren, aku tahu ini terlalu cepat, aku juga gak menyangka bakal secepat ini aku jatuh cinta sama kamu, aku beneran sayang sama kamu Ren." Ucap kevin penuh harap.

Gadis itu menghela napas, sebelum berkata, "maaf vin aku tidak ..."

"Dia juga cinta sama kamu kok Vin." Ucap suara lain.

Erena  terkejut, gadis itu menatap tak percaya ke arah Karel  yang baru saja datang, pria itu berdiri  tidak jauh dari tempat mereka duduk.

Sedang karel menatap Erena tajam, sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Erena pernah mengatakan padaku kalau dia sangat tertarik dengan dirimu Vin, tapi dia memutuskan untuk mundur ketika mendengar kabar kalau kau sudah bertunangan dengan wanita lain." Dusta karel.

Kevin terdiam cukup lama sampai akhirnya berkata dengan nada lirih.

"Aku tidak tahu dia sekarang berada dimana, tapi yang saat ini aku tahu, aku sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi padanya."

"Apa itu benar?" Tanya karel dengan suara rendah. Kevin hanya mengangguk pelan.

"Kalau begitu, aku merestui hubungan kalian berdua." Ucap karel tenang,

Seketika itu juga Erena menitikkan air matanya, mendengat ucapan karel yang terasa menyayat hatinya.

Kevin memandang Erena lembut, lalu mengelus rambutnya dengan sayang.

"Sayang, jangan nangis dong. Kamu dengar kan, kakakmu sendiri merestui kita. Aku beneran cinta sama kamu." Ucap kevin salah faham.

Isak gadis itu semakin kencang. Ingin dia berkata kalau karel lah yang di inginkannya, tapi ...? bagaimana jika lelaki itu membencinya, menjauhinya, sungguh ia tak ingin itu terjadi.

Akhirnya dengan terpaksa gadis itu berkata. "Iya, aku juga cinta sama kamu Vin," lirih-nya pelan.

Kevin tersenyum senang, ia langsung memeluk erat gadis yang berada di sampingnya  dengan sayang.

TBC

Dendam Dan Cinta (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang