part 14

19.3K 1K 7
                                    


Saat ini mereka bertiga, sedang berada di ruangan kantor pribadi Kevin.
Karel sengaja mengajak Erena untuk semakin mendekatkan gadis itu dengan kevin.

Karel mengumpat kesal dalam hatinya, melihat tingkah Erena yang terlihat canggung dan kaku pada Kevin.

Sepanjang pembicaraan, gadis itu hanya diam menunggu dan menjawab singkat jika Kevin bertanya.

Alhasil, hanya dia dan kevin yang terlibat pembicaraan, sedang gadis itu hanya
sibuk membaca majalah yang terdapat di atas meja Kevin.

Jika seperti ini, bagaimana bisa gadis itu menarik perhatian kevin, batinnya kesal.

Kevin, bisa aku minta tolong padamu?" ucap Karel tiba- tiba.

"Tentu saja, apa yang bisa aku bantu sobat?" balas Kevin sambil bertanya kembali.

"Begini, minggu depan aku harus pergi menemui Mr, Vanroc untuk urusan bisnis, bisakah kau menjaga adikku selama aku pergi?" tanya karel dengan ekspresi tenang.

"Emm ... berapa lama kau akan pergi?" Tanya Kevin lagi.

"Aku tidak tahu pastinya, mungkin sekitar sebulan atau lebih." jawab Karel lagi.

"Oke, kurasa aku bisa" jawab Kevin singkat.

"Thanks sobat," jawab Karel, pria itu melihat jamnya sekilas sebelum berkata kembali.

"Vin, kami balik dulu ya, sebentar lagi aku ada rapat,"
ucap Karel beralasan sambil beranjak dari sofa biru itu.

"Oke, kabarin aku kalau kamu sudah pasti mau berangkat." Ucap pria itu santai sambil menjabat
tangan Karel ringan di ikuti dengan Erena.

+++

Sepanjang perjalanan menuju kediaman Karel, mereka kembali terdiam.

Tapi ada yang berbeda dari pria di sebelahnya ini, gadis itu merasakan kalau pemuda itu lebih dingin dari biasanya.

Erena semakin resah, ia merasakan aura kemarahan dari pria yang mengemudi-kan mobil di sampingnya, mata birunya seperti menyimpan emosi yang membara. Setelah memarkirkan kendaraannya di halaman mansion. Pria itu segera membuka pintu mobil,  dan menutupnya cukup keras. Ia segera berlalu pergi, meninggalkan Erena yang masih berada di dalam mesin beroda empat milk Karel.

Tubuh gadis itu bergetar, sekuat tenaga Erena menahan air matanya agar tidak tertumpah. Ia beranjak keluar dan berjalan gontai ke dalam mansion. Ruang tamu tampak hening, ketika ia melangkah ke dalam area tersebut. Erena segera melanjutkan langkah kakinya, menuju kamar tidurnya yang terletak di lantai dua.

Gadis itu terperanjat ketika mendapati Karel telah berada dalam kamarnya. Pemuda itu memandangnya lekat dengan tatapan dinginnya. Walau ragu, Erena memberanikan diri menghampiri Karel setelah menutup pintu kamarnya.

"Kau sengaja melakukan semua ini!" Tuduh Karel
tajam. Erena menggeleng cepat, mata gadis itu sedikit berkaca-kaca.

Karel mendengus kesal, ia akhirnya berdiri dan melangkah mendekati Erena, posisi mereka kini berdiri sejajar dengan jarak yang cukup dekat.

"Aku memintamu untuk bersikap manja dan menggoda, tapi apa yang kulihat, kalian bahkan seperti orang yang... argh! dia itu mantan tunanganmu Eren, kau sudah mengenal-nya cukup lama," geram Karel kesal.

Pria itu memicingkan matanya curiga.

"Jangan katakan kalau kau belum pernah.... " gadis itu menggeleng pelan sambil menunduk, tatapan pria itu semakin tajam.

"Aku juga meragukan, kalau kau pernah berciuman dengannya." Ucap pria itu dengan nada sinis. Gadis itu hanya tertunduk dalam, tidak berani menatap pria di hadapannya.

"Oh shit...!" pria itu mengumpat kasar.

"Tidak heran, jika kevin berhianat padamu." Ucap
karel kejam.

Tiba- tiba Karel mendorong gadis itu ke dinding di belakangnya, dan mengurungnya dengan tangan yang bertumpu pada sisi tembok. Sebelah tangan pria itu mengangkat dagu gadis itu untuk mendongak padanya, sedangkan tangan yang satunya telah berpindah ke pinggang gadis itu. Pemuda itu memandang lekat wajah cantik di hadapannya, perlahan jarinya bergerak pelan menyusuri wajah Erena, dan berhenti tepat di bibir ranum gadis itu.

"Aku akan mengajarkanmu." Ucap pria itu.

Seketika Karel menarik tengkuk gadis itu dan mendaratkan bibirnya ke bibir ranum sang gadis. Manis, itu yang Karel rasakan. Ia semakin tergoda untuk berbuat makin jauh.

Karel menggigit pelan bibir bawah Erena, meminta ijin untuk masuk. Ketika mulut gadis itu terbuka dengan segera pemuda tersebut melesakkan lidahnya memasuki rongga mulut Erena.

Pemuda itu memejamkan matanya, sedangkan lidahnya semakin bergerak liar disana, tangan pemuda itu tidak berhenti bergerak menyentuh permukaan kulit Erena.

Tanpa sadar Erena membalas pagutan pria itu, lengan gadis itupun telah melingkari leher Karel. Cukup lama mereka saling memagut, sampai Karel melepaskan ciumannya di bibir Erena. Matanya memancarkan percikan gairah, napasnya sedikit terengah.

Jempol pria itu lalu mengusap bibir Eren sambil tersenyum nakal.

"Aku rasa pelajarannya cukup, kau lumayan hebat sebagai pemula." Ucap Karel sambil beranjak pergi, meninggalkan Erena yang terpaku di tempatnya dengan jantung
yang masih berdebar kencang.

TBC

Dendam Dan Cinta (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang