Erena tampak memukau dengan gaun hitam yang membungkus lekuk sempurna tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebatas pinggang, di sanggul ke atas dengan hiasan berwarna perak. Seuntai kalung bertatahkan berlian, menghiasi lehernya yang jenjang. Saat ini dia tengah duduk di tepi tempat tidur. Erena baru saja selesai di rias oleh para penata rias, yang sengaja di datangkan Karel beberapa jam lalu.
Tidak berapa lama, pintu kamarnya di ketuk, Erena segera beranjak dari tempatnya menuju pintu.
Gadis itu sejenak terpaku, menatap pria yang ada di hadapannya saat ini. Karel terlihat sangat amat tampan dengan jas biru tua, yang melekat sempurna di tubuh tegapnya.
"Ayo," ucap pria itu datar. Ia melangkah lebih dulu. Meninggalkan Erena yang masih terpukau dengan penampilan pemuda itu.
"Eh ... iya," jawab gadis itu ketika tersadar dari keterpesonaannya.
Mereka berdua lalu masuk ke dalam mercy hitam, yang telah terparkir manis
di halaman depan.Suasana di dalam kendaraan terasa hening, tanpa ada satupun yang memulai percakapan, wajah pemuda yang duduk di sampingnya tampak tenang tanpa ekspresi.
Akhirnya mereka sampai juga di tempat yang di tuju. Sang supir segera beranjak untuk membuka pintu majikannya. Tapi, sebelum Erena bangkit. Karel telah lebih dulu menahan lengan gadis itu.
"Bersikaplah dengan wajar, aku tidak ingin Kevin merasa curiga nantinya, kau mengerti!" ucap pemuda itu mengingatkan. Nada suaranya penuh dengan tekanan di setiap kalimatnya, membuat sang gadis hanya dapat mengangguk pasrah.
Mereka berdua akhirnya melangkah bersama menuju ruang pesta sambil bergandengan tangan. Para undangan sudah banyak yang hadir, mereka seketika terpukau dengan sepasang manusia yang saat ini tengah memasuki ruang pesta, tatapan kagum dan tertarik tampak jelas di mata para perempuan belia yang hadir. Hal itu tentu saja membuat Erena sangat kesal, ia semakin mengeratkan pegangannya di lengan Karel, yang tanpa dia sadari, tatapan memuja juga di tujukan oleh para pria untuknya.
Karel mengedarkan pandangannys ke dalam ruang pesta, hingga matanya menangkap sosok Kevin.
pemuda itu segera menarik
lengan Erena untuk mengikuti langkahnya menuju kevin. Terlihat Kevin tampak asyik berbincang dengan para koleganya."Apa kabar tuan Kevin," sapa karel ramah, senyum tipis nampak menghiasi sudut bibir Karel yang merah alami.
Kevin berbalik menghadapi sosok itu, mereka berdua tertawa dan saling berangkulan layaknya sahabat lama.
"Selamat ya Vin, atas pembukaan resort barumu," ucap Karel ramah. Senyum tipis tak juga lekang dari bibir Karel.
"Terimakasih sobat. Hei, siapa gadis cantik yang berada di sampingmu ini?" Tanya Kevin dengan senyum menggoda.
"Kekasihmu ya?" Tanya Kevin lagi penasaran. Kekaguman tampak jelas di Sorot mata Kevin. Erena hanya dapat tersenyum malu. Membayangkan semua itu hatinya sempat berbunga-bunga.
"Dia adikku." Jawab Karel datar, yang membuat senyum bahagia di paras sang gadis kembali memudar.
TBC
Vomentnya saya tunggu ya guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta (End)
Romance[18+] Dia datang saat kuterpuruk dan dicampakkan, dia dgn sejuta pesonanya, dapatkah diriku memilikinya, pada kenyataannya aku hanyalah sebatas alat, untuk balas dendam kepadanya (sebagian cerita di private)