"Selamat pagi Erena." Sapa Jack, pada gadis yang sedang berkutat di dapur untuk membuat sarapan.
"Pagi juga Jack, apa yang kau inginkan hingga sepagi ini muncul disini?" Tanya gadis itu ringan.
"Hmmm ... kurasa, aku sedikit merindukan sarapan buatanmu nona cantik, dan kau tahu perutku sudah bernyanyi sejak tadi." Jawab pria itu, membalas perkata-an Eren dengan tak kalah santai.
"Kau bisa saja, Jack." Jawab Erena, sambil menggeleng pelan dan tersenyum.
Jack hanya memandang lekat gadis itu, dan ketika Erena menoleh padanya, Jack buru- buru mengalih-kan pandangannya ke tempat lain.
"Kurasa masakannya sudah siap, kau bisa membantuku membawa semua hidangan
ini ke meja makan Jack," ucap Erena kemudian."Siap tuan puteri." Jawab Jack jenaka, sambil melangkah bersama dengan membawa masing-masing makanan di kedua tangan mereka. Suasana pagi ini tampak cerah dengan langit biru yang tidak tertutup awan. Di sepanjang acara makan, mereka tampak berbincang ringan sambil sesekali tertawa bersama.
Hei, kau sudah datang Karl!" Sapa Jack antusias, ketika dirinya melihat Karel yang berdiri di dekat dinding pembatas ruangan, sambil memperhatikan mereka berdua dengan mimik datarnya.
DEG
Jantung gadis itu berdetak cepat, ia segera menoleh ke arah karel.
Ah ... Dia semakin terlihat tampan saja.
"Mengapa Kau tidak mengatakan pada kami bahwa kau akan pulang hari ini? Pasti aku dan Eren akan langsung menjemputmu di bandara," protes Jack saat Karel menghampiri mereka.
"Aku sudah menghubungi Shela untuk menjemputku," jawab Karel tak acuh."Sekretaris seksimu itu. Lantas di mana dia, mengapa tidak ikut masuk denganmu?" Tanya Jack heran.
Erene yang mendengar itu langsung menunduk. Ada perasaan tidak suka saat mendengar Karel bersama seorang wanita dalam satu mobil. Katakanlah ia terlalu berlebihan. Tapi siapa yang akan suka bila mendengar, orang yang kau sukai bersama perempuan lain.
"Aku langsung menyuruhnya untuk balik ke kantor," jawab Karel datar, membuat paras Erena kembali cerah.
"Aku ke kamar dulu." Ucap pria itu singkat, sambil melanjutkan langkahnya.
"Kau tidak ingin sarapan dulu Karl?" Tanya Eren penuh harap.
"Tidak." Jawab Karel singkat, sambil terus melangkahkan kakinya menuju lantai dua.
Wajah Erena murung seketika, namun dia segera menutupinya dengan mencoba kembali ceria. Tapi Jack telah melihatnya, pria itu menghela napas pelan dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya.
+++
"Apa kau akan melanjutkan kuliahmu?" Tanya Jack sambil menuangkan teko berisi kopi kedalam wadah kosong miliknya. Saat ini mereka sedang menikmati secangkir teh beserta kopi, di temani biscuits beraroma vanilla di teras samping
"Aku tidak tahu Jack, mungkin aku akan vakum dulu selama setahun atau dua tahun, lagipula Karel belum mengatakan apa-apa tentang hal itu." Jawab Erena enggan.
"Aku akan tanyakan itu pada Karel." Jawab Jack mantap, sambil meminum kopinya.
"Aku rasa tidak perl ..."
"Kau tidak usah khawatir," ucap Jack memotong kata- kata Eren.
"Karel tidak akan marah, dia memang sedikit agak menyebalkan tapi baik kok."
"Kau membicarakanku jack?!" Tanya Karel tiba-tiba, pria itu sudah mengganti jas kerjanya dengan T-shirt biru, di padu sebuah jeans pudar.
"Aku hanya membongkar aibmu sedikit kawan ." jawab Jack bernada santai, lelaki itu samasekali tidak terintimidasi oleh tatapan Karel yang terlihat tajam.
"Itu samasekali tidak lucu jack." Jawab Karel tidak suka, pemuda itu lalu duduk di samping jack berhadapan langsung dengan Erena. Berbatas meja bundar yang terletak berdekatan dengan taman bunga berukuran mini dengan hiasan batu -batu Koral yang tertata rapi. Sementara Jack hanya
bersikap cuek. Ia menanggapi ucapan karel dengan mengangkat kedua bahunya tak acuh.Dan kini kedua pria di hadapannya saat ini, malah terlihat asyik sendiri pada hand phone yang ada di genggaman tangan mereka masing-masing, tanpa memperdulikan dirinya.
Karel sejenak mengalihkan pandangannya pada Erena. Gadis itu hanya dapat tersenyum kaku, ia mendadak sangat gugup di pandangi seperti itu oleh Karel.
"Kau cantik sekali hari ini Eren," ucap Karel tiba-tiba.
Karel memang memujinya, tapi nada suaranya sangat dingin dan datar, ia memandang gadis di di hadapannya intens.
"Terimakasih." Ucap Erena lirih, sambil menunduk.
"Kau menakutinya Karl," jawab Jack tenang, sambil tetap fokus pada hand phone-nya.
"Aku tidak melakukan apapun." Protes Karel tidak suka .
Jack tersenyum kecil mendengar ucapan protes dari Karel, ia segera bangkit dari duduknya dan menepuk bahu lelaki itu pelan.
"Aku balik dulu Karl."
Ucap Jack, dia lalu menoleh pada Erena dan tersenyum manis."Sampai ketemu lagi cantik." sapa Jack ceria, sambil mengerlingkan sebelah matanya jenaka ke
arah gadis itu, sebelum melangkah pergi. Erena hanya membalas tingkah pemuda itu dengan tersenyum tipis."Kalian dekat sekali." Ucap Karel datar, setelah hanya tinggal mereka berdua.
"Kau masih ingat, tujuanku membawamu kemari bukan?" Tanya Karel kembali, dengan tatapan yang masih sama ... 'datar.'
"Ak ... aku, hanya menganggap dirinya sebagai seorang kakak, tidak lebih." Jawab gadis itu pelan.
"Aku tidak melarangmu untuk menyukai Jack, hanya saja aku tidak ingin fokusmu terganggu karna masalah perasaan. Setelah tujuanku tercapai, kau boleh menyukai Jack semaumu," ucap Karel dengan mimik yang masih tetap datar.
"Aku sudah mengatakan padamu, kalau aku hanya menganggap Jack ... "
"Siapa yang perduli, dan itu samasekali bukanlah urusanku," potong Karel seenaknya, sambil melangkah pergi, meninggalkan Erena yang kembali tertunduk sedih atas perkataannya barusan.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/65876290-288-k401004.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta (End)
Romance[18+] Dia datang saat kuterpuruk dan dicampakkan, dia dgn sejuta pesonanya, dapatkah diriku memilikinya, pada kenyataannya aku hanyalah sebatas alat, untuk balas dendam kepadanya (sebagian cerita di private)