A/N :
Setelah gue bikin chapter ini, gue jadi mikir kayaknya sudah seharusnya cerita ini bukan bergenre Teen Fiction, tapi Young Adult. Haduh, seriusan deh... jujur bikin chapter ini pusing banget.Tapi yaudah lah ya, baca aja! Happy reading! (Adakah yang kaget aku muncul beberapa hari lebih cepat? Xixixixi)
🎭🦋
NESSIE menjerit sekeras-kerasnya. Ditariknya tangan dari pegangan pemuda itu, berusaha untuk memberontak dan lari ke tempat Leonard. Pandangannya secara perlahan mulai memburam karena air mata. Walaupun ia ketakutan setengah mati, ia masih ingin menghampiri tubuh Leonard. Ya Tuhan, dua hari lalu ia masih melihatnya sehat walafiat, begitu normal, mengapa sekarang...?
Akan tetapi, pemuda yang memegangnya itu menahannya lebih kuat lagi. Lalu, yang membuat Nessie terkejut setengah mati, tiba-tiba pemuda itu menamparnya.
"Nessie, diam! Kamu tidak diizinkan untuk ribut di sini!" serunya, membuat Nessie yang tadinya masih memberontak, langsung diam dalam sepersekian detik. Tamparan itu membuat pikirannya melayang pada Ibu. Ibu juga sering begini, menamparnya bila ia tidak mau diam. Hatinya sakit karena ditampar, tapi rasanya jauh lebih menyakitkan ketika ia melihat tubuh Leonard tadi.
Apa yang akan terjadi padanya?
Dan... apakah nasibnya dengan Alvaro akan sama dengannya?
Memikirkan itu membuat tubuh Vanessa Justicia Kecil begitu gemetar. Akan tetapi ia tidak berani menangis. Sejak lama ia sudah terbiasa untuk menahan tangisnya. Jadi, meski ia sangat ketakutan, ia menggigit bibirnya kuat-kuat. Ia tidak mau ditampar lagi oleh pemuda mengerikan di sebelahnya.
"Wow... wow! Siapa ini, Ale?! Dapet dari mana?!" Seorang pemuda lainnya mendadak datang dan menghentikan langkah Nessie dan Ale—nama pemuda yang menggandengnya ini. Beberapa laki-laki lain dengan bau aneh juga ikut datang menghampiri mereka.
"Dia anak baru yang dibeli oleh Pak Flynn," jelas Ale. Membuat para laki-laki itu menatap Nessie dengan tatapan takjub sambil mendesah tak percaya.
"Anak ini terlalu cantik!" komentar temannya.
"Benar. Sungguh, aku tidak mengerti. Apa sih, yang pasutri Suryadi itu pikirkan saat menjualnya kepada Pak Flynn?! Anak-anak ini terlalu cakep, tahu! Lihat mata anak ini? Cantiknya bukan main! Kelihatan banget kalau dia diambil!" decak yang lain.
"Lalu apa gunanya dia di sini?" dengus Ale. "Kita bukan pelihara boneka cantik buat dijadikan pajangan, ya!"
"Well," seorang laki-laki yang berdiri di dekat Ale tertawa pelan, "dia perempuan. Bisa kita 'pakai'."
Seketika tawa riuh memenuhi ruangan itu.
"Gila lo! Dia masih balita!"
"Daripada dia nggak punya fungsi?" Laki-laki yang mengusulkan tadi menyeringai. "Kakaknya sudah kita habisi satu, karena terbukti tidak hanya menimbulkan kecurigaan oleh pihak luar, kerjanya juga tidak becus. Mereka ini hanya tiga manusia kecil tidak berguna. Orangtua mereka sendiri saja sudah membuang mereka. Siapa yang mau peduli dengan kematian mereka? Karena itulah, daripada mereka kita suruh keluar, yang laki-laki satu itu kita suruh-suruh saja. Sementara yang perempuan kita jadikan pemuas."
Nessie sama sekali tidak mengerti apapun ucapan mereka. Kata 'habisi', baginya terdengar seperti 'menghabiskan makanan'. Dan ia tidak mengerti apa maksudnya 'pemuas'. Akan tetapi, sekali lagi, pikiran polosnya mengaitkan pada ucapan orangtuanya. Ibunya selalu berkata ia sangat puas bila Nessie bersikap seperti anak baik. Mungkin, orang-orang ini ingin agar ia patuh. Dengan ia bersikap patuh, maka tidak ada masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Décembre ✔️
Action[#1 - Echa, Feb-Mar '22] Echa punya dua kehidupan. Terkadang dia menjadi selebriti top yang bernama Rebecca Alessiya, terkadang dia menjadi gadis sekolahan biasa yang bernama Vanessa Justicia. Masyarakat mengira hidupnya menyenangkan, karena ia hidu...