D E L A P A N

478 214 108
                                    

A/N :
Hai, guys!! Apa kabar?

Maaf ya udah lama banget ga lanjut (5 bulan lebih coy!😭😩✋✋) Yah... semester kemarin kuliahku hectic banget, belom organisasinya. Semester ini gue udah bebas dari organisasi, tapi udah mulai kuliah offline.. dan kayaknya bakal lebih hectic lagi, so bisa aja aku ghosting lagi T_T *cry

Semoga masih ada yang nungguin.
Happy reading, folks!

🎭🦋

KAYAKNYA ada penggemar yang terobsesi berat sama lo, Cha.

Selebriti Tanah Air itu tampak berjalan luntang-lantung di studio pemotretan itu. Wajahnya terlihat tidak bersemangat sama sekali. Seharusnya, artis sebesar Rebecca Alessiya tidak lagi terkejut jika mendengar ada yang terobsesi dengannya. Oh, come on. Seharusnya bukan hal takzim jika ada yang meminta foto bersama tiba-tiba, bukan hal takzim jika tiba-tiba ada cowok yang datang ke arahnya dan mencium pipinya di tempat umum—yang Echa tahu selalu sukses membuat Felicio darah tinggi karena cemburu—dan yang paling parah, pernah tahun 2017 lalu, ada seorang penggemar yang membuntuti kemanapun Echa pergi sampai akhirnya Felicio terpaksa turun tangan dan memberikan uang untuk pergi dan tidak mengganggu Echa.

Dan selama itu, Yang Mulia Baginda Ratu Rebecca Alessiya tidak pernah mempermasalahkannya. Echa bahkan tidak ingin repot-repot mengusir penggemarnya yang mengikutinya kemana saja itu. Felicio yang selalu repot. Bagi Echa, mereka hanya penggemar biasa—orang biasa—yang tidak perlu ditakutkan.

Akan tetapi, entah kenapa, ia begitu takut kali ini.

Dan, oh, kenapa ia tidak pernah menyadarinya. Echa menekan dadanya, berusaha meredakan detak jantungnya yang sedari pagi berdetak tak karuan. Mengapa ia tidak pernah curiga dengan fans-fans yang terobsesi dengannya itu? Bisa jadi, mereka ....

Ah, penyakit parnonya sepertinya memang benar-benar kumat lagi kali ini, karena Echa tak lagi bisa berpikiran baik mengenai ucapan Astrid beberapa hari lalu.

"Oh, wow. Rebecca Alessiya is here?"

Echa mengangkat wajahnya dari wastafel. Matanya langsung menangkap pantulan sesosok gadis yang tampak tersenyum sinis di belakangnya.

"Lily Aureel?" Echa balik tersenyum sinis, walau dalam hatinya ia gentar. "Wah. Kejutan banget."

Lily Aureel—mantan pacar Darrell Owens—tampak tertawa lantang. Sedikitpun ia tidak terlihat tersinggung oleh ejekan yang dilontarkan Echa di akhir ucapannya. Alih-alih mencakar wajah Echa, ia malah mengibaskan jari-jarinya yang putih lentik, membuat rambut pirang semirannya itu tampak menyapu punggungnya dengan anggun. "Ya ampun, what a surprise! Gue nggak tahu Yang Mulia Baginda Ratu Rebecca Alessiya bersedia meluangkan waktunya untuk melakukan pemotretan sama gue!"

Echa menutup risleting tasnya dengan gaya sedikit berlebihan. "Bersedia? Bukan, aku profesional. Dan apakah kamu kira aku segabut itu? Maaf-maaf saja, tapi aku nggak punya banyak waktu seperti kamu yang sampai bisa menyediakan waktunya untuk menulis thread murahan untuk menjatuhkan lawan mainnya."

Kini senyum Lily hilang. Ia tidak lagi berpura-pura menjadi Lily Aureel yang baik hati. Dengan mata yang kini terlihat berapi-api, gadis berusia dua puluh dua itu maju dan mencengkeram kerah leher baju Echa. "Ngomong apa lo barusan?"

Echa semakin gentar. Melawan Lily Aureel memang sama saja mati. Tapi ia dengan mudah menyembunyikan ekspresi ketakutannya. "Aku barusan bilang, aku nggak punya waktu sebanyak kamu sampai-sampai sempat membuat thread untuk menjatuhkan orang lain. Kenapa? Mau marah? Emang itu kan, yang kamu kerjain?"

Décembre ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang