"MANA Arion?!" Astrid membanting pintu rumah Varo dengan panik. Bayangkan betapa kagetnya ia. Siang itu, lebih tepatnya saat jam menunjukkan pukul dua belas, Astrid dan Varo baru saja hendak berangkat ke sekolah untuk menonton penampilan Echa. Akan tetapi, tiba-tiba keduanya dikagetkan oleh telepon dari Rey yang sudah ada di sekolah duluan. Cowok itu melapor dengan suara panik bahwa Echa baru saja melakukan hal gila di acara pensi itu, yaitu membongkar penyamarannya sendiri dan mengakui identitas asli dirinya serta Felicio.
"Gue pergi ke sini nih sama Alice, dan Alice shock banget, man. Tadi dia cerita ke gue, kalau dari hari pertama dia dateng ke SMA ini tuh dia udah ngerasa kalau Echa itu mirip Rebecca Alessiya, seleb yang emang doi ngefans banget. Makanya saking tertariknya Alice sama dia, Alice jadi milih tempat duduk di sebelah Echa. Cuma, setelah kenal Echa lama, Alice merasa ada terlalu banyak perbedaan menonjol yang bikin akhirnya dia nganggep kemiripan wajah mereka cuma kebetulan aja. Nih dia di samping gue, dari tadi histeris kayak orang kesurupan," cerita Rey, yang menimbulkan suara pukulan dari seberang sana. Sepertinya Alice meninjunya karena disebut 'kesurupan'. Begitulah Rey menutup ceritanya beberapa menit lalu.
"Gue udah telpon Arion, tapi dia ... nggak ngangkat," jawab Varo serak.
"Sh*t! Echa nggak bilang apa-apa ke elo soal ini?!" sembur Astrid.
"Enggak, itu dia makanya gue juga kaget," Varo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Lo juga nggak ngelihat gelagat mencurigakan dari dia selama ini?"
Astrid menggeleng dengan raut frustasi. Baru kali itu ia merasa betul-betul kecolongan. Astrid tidak tahu apa yang menyebabkan ia sampai bisa melewatkan semua 'tanda-tanda' yang mungkin dikeluarkan Echa, apakah karena ia masih terlalu berduka akan kepergian Felicio yang sangat tiba-tiba itu, ataukah karena Echa yang terlalu pandai menyembunyikan segalanya, atau jangan-jangan karena keduanya.
"Kata Rey, semua portal berita sedang berlomba-lomba memberitakannya. Dan denger-denger, jumlah wartawan yang pergi ke SMA Pemhara semakin membludak. Gue juga langsung dikontak sama temen-temen gue di grup kelas tadi. Pada ngomong nggak nyangka kalau Rebecca Alessiya ternyata adek gue lah, nggak nyangka juga keluarga gue ternyata bermasalah kayak gitu..." Varo menggertakkan giginya. Firasatnya tidak enak.
Mata Astrid berkeliaran mencari remote TV, sama sekali tidak mendengarkan ocehan Varo. Begitu menemukannya, gadis itu langsung menyambar remote itu dan menyalakan TV, mencari channel salah satu stasiun TV lokal.
Dan remote itu langsung terjatuh begitu Astrid membaca headline berita yang terpampang besar-besar di layar TV.
"Rebecca Alessiya Membongkar Identitas Diri & Identitas Manajernya"
Suara seorang presenter kini melantun di ruangan itu. "Pemirsa, kembali kepada kami, Sheila Agatha dan Andreas Raitama, di sini kami hendak memberitakan mengenai Rebecca Alessiya yang tiba-tiba saja membongkar identitasnya di acara pentas seni SMA yang bernama SMA Pemberi Harapan. Rebecca Alessiya, yang ternyata memiliki nama asli bernama Vanessa Justicia Tanuwijaya yang baru berusia tujuh belas, bercerita bahwa..."
Astrid buru-buru mengganti siaran berita. Berita dari stasiun TV lain kini terpampang kembali.
"Sambil menggandeng Darrell Owens dan Lily Aureel, Rebecca Alessiya mengaku secara terang-terangan kepada publik bahwa ia memiliki nama asli bernama Vanessa Justicia Tanuwijaya, dan ia juga memiliki dua saudara kandung yang bernama Arvino Leonard Tanuwijaya dan Alvaro Makino Tanuwijaya. Lebih mengejutkannya lagi, pemirsa, Rebecca Alessiya juga menceritakan mengenai masa lalunya yang begitu tragis. Ayah Rebecca..."
Astrid mengganti siaran lagi. Namun, tidak peduli stasiun TV apapun yang ia kunjungi, semua portal berita kini sedang memberitakan mengenai Rebecca Alessiya beserta manajer slash pacarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Décembre ✔️
Action[#1 - Echa, Feb-Mar '22] Echa punya dua kehidupan. Terkadang dia menjadi selebriti top yang bernama Rebecca Alessiya, terkadang dia menjadi gadis sekolahan biasa yang bernama Vanessa Justicia. Masyarakat mengira hidupnya menyenangkan, karena ia hidu...